Pertama Kali, Penjelajah Bulan India Sukses Pantulkan Laser ke Pesawat Luar Angkasa NASA
23 January 2024 |
15:56 WIB
Eksplorasi bulan dilakukan tanpa henti. Kali ini, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) berhasil memantulkan laser dari cermin seukuran biskuit bundar. Eksperimen ini menjadi yang pertama dan diklaim membantu meningkatkan ketepatan pendaratan di bulan pada masa depan.
Cermin seukuran biskuit bundar itu dibawa pendarat bulan bersejarah milik India, Vikram, yang mampu kembali ke pesawat ruang angkasa yang mengorbitkannya. Pada Agustus 2023, India diketahui menjadi negara keempat yang mendaratkan pesawat ruang angkasa di satelit terbesar Bumi.
Baca juga: Mengenal The Golden Record Voyager, Misi Manusia Bumi Untuk Sapa Makhluk Luar Angkasa
Dalam misi Chandrayaan 3 itu, India berhasil mendaratkan penjelajah nirawak mereka, Vikram, di dekat kawah Manzinus yang terletak di wilayah kutub selatan Bulan. Pendarat tersebut, juga membawa penjelajah Pragyan yang menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk mengumpulkan data di bulan, termasuk bukti adanya gempa di satelit Bumi itu.
Namun, terjadi pemadaman listrik di pesawat luar angkasa milik India tersebut. Kendati demikian, sebelum misi Chandrayaan 3 dimulai, NASA sejatinya memasang cermin kecil dengan banyak sisi yang disebut retroreflektor pada Vikram. Perangkat selebar 5 cm yang terbuat dari delapan prisma kubus sudut kuarsa itu dirancang untuk memantulkan laser ke pesawat ruang angkasa yang mengorbit dari hampir semua sudut masuk.
Sejak pendarat Bulan milik India offline, Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) milik NASA ternyata berhasil memantulkan laser dari retroflektor tersebut. LRO, satu-satunya pesawat luar angkasa bersenjata laser yang selama ini mengelilingi Bulan, berhasil mencapai array tersebut dari jarak 100 kilometer dan menerima ping laser sebagai balasannya.
LRO memerlukan beberapa kali upaya agar berhasil memantulkan laser dari pendarat Vikram. Pesawat luar angkasa yang beroperasi 13 tahun lebih itu dirancang untuk memetakan permukaan bulan. LRO menembakkan semburan garis laser tipis ke arah bulan dan mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan garis tersebut untuk memantul kembali ke pesawat ruang angkasa. Namun karena jarak garis-garis ini berjauhan, maka sulit untuk mencapai target sekecil itu secara akurat.
Nah, pesawat ruang angkasa di masa depan yang menargetkan retroreflektor akan memiliki laser yang lebih presisi dan kemungkinan akan menembakkannya dari jarak yang lebih dekat.
“Ini menunjukkan bahwa kami dapat menemukan retroreflektor kami di permukaan dari orbit Bulan,” kata Xiaoli Sun, seorang ilmuwan peneliti di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA yang memimpin misi tersebut, seperti dikutip dari Live Science, Selasa (23/1/2024).
Sun menyebut langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menyempurnakan teknik agar bisa menjadi rutinitas bagi misi yang ingin menggunakan retroreflektor ini pada masa mendatang.
Ini memang bukan pertama kalinya ilmuwan memantulkan laser ke Bulan. Selama misi Apollo, NASA berhasil memantulkan laser yang ditembakkan dari Bumi ke panel reflektif yang tertinggal di permukaan Bulan. Alhasil ilmuwan mengetahui bahwa Bulan secara perlahan menjauh dari Bumi sekitar 3,8 cm setiap tahun.
Adanya retroflektor baru yang dirancang lebih praktis, dianggap membantu pesawat ruang angkasa tak berawak mendarat di dekat objek yang ada di bulan, dengan mengukur secara tepat seberapa jauh jaraknya dari permukaan. Hal ini penting untuk membangun pangkalan bulan masa depan dan memungkinkan astronot mendarat dalam kegelapan di sisi jauh bulan.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Cermin seukuran biskuit bundar itu dibawa pendarat bulan bersejarah milik India, Vikram, yang mampu kembali ke pesawat ruang angkasa yang mengorbitkannya. Pada Agustus 2023, India diketahui menjadi negara keempat yang mendaratkan pesawat ruang angkasa di satelit terbesar Bumi.
Baca juga: Mengenal The Golden Record Voyager, Misi Manusia Bumi Untuk Sapa Makhluk Luar Angkasa
Dalam misi Chandrayaan 3 itu, India berhasil mendaratkan penjelajah nirawak mereka, Vikram, di dekat kawah Manzinus yang terletak di wilayah kutub selatan Bulan. Pendarat tersebut, juga membawa penjelajah Pragyan yang menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk mengumpulkan data di bulan, termasuk bukti adanya gempa di satelit Bumi itu.
Namun, terjadi pemadaman listrik di pesawat luar angkasa milik India tersebut. Kendati demikian, sebelum misi Chandrayaan 3 dimulai, NASA sejatinya memasang cermin kecil dengan banyak sisi yang disebut retroreflektor pada Vikram. Perangkat selebar 5 cm yang terbuat dari delapan prisma kubus sudut kuarsa itu dirancang untuk memantulkan laser ke pesawat ruang angkasa yang mengorbit dari hampir semua sudut masuk.
Sejak pendarat Bulan milik India offline, Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) milik NASA ternyata berhasil memantulkan laser dari retroflektor tersebut. LRO, satu-satunya pesawat luar angkasa bersenjata laser yang selama ini mengelilingi Bulan, berhasil mencapai array tersebut dari jarak 100 kilometer dan menerima ping laser sebagai balasannya.
LRO memerlukan beberapa kali upaya agar berhasil memantulkan laser dari pendarat Vikram. Pesawat luar angkasa yang beroperasi 13 tahun lebih itu dirancang untuk memetakan permukaan bulan. LRO menembakkan semburan garis laser tipis ke arah bulan dan mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan garis tersebut untuk memantul kembali ke pesawat ruang angkasa. Namun karena jarak garis-garis ini berjauhan, maka sulit untuk mencapai target sekecil itu secara akurat.
LRO (Sumber gambar: NASA)
“Ini menunjukkan bahwa kami dapat menemukan retroreflektor kami di permukaan dari orbit Bulan,” kata Xiaoli Sun, seorang ilmuwan peneliti di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA yang memimpin misi tersebut, seperti dikutip dari Live Science, Selasa (23/1/2024).
Sun menyebut langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menyempurnakan teknik agar bisa menjadi rutinitas bagi misi yang ingin menggunakan retroreflektor ini pada masa mendatang.
Ini memang bukan pertama kalinya ilmuwan memantulkan laser ke Bulan. Selama misi Apollo, NASA berhasil memantulkan laser yang ditembakkan dari Bumi ke panel reflektif yang tertinggal di permukaan Bulan. Alhasil ilmuwan mengetahui bahwa Bulan secara perlahan menjauh dari Bumi sekitar 3,8 cm setiap tahun.
Adanya retroflektor baru yang dirancang lebih praktis, dianggap membantu pesawat ruang angkasa tak berawak mendarat di dekat objek yang ada di bulan, dengan mengukur secara tepat seberapa jauh jaraknya dari permukaan. Hal ini penting untuk membangun pangkalan bulan masa depan dan memungkinkan astronot mendarat dalam kegelapan di sisi jauh bulan.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.