5 Perbedaan Novel Almost Is Never Enough dengan Serial Adaptasi Dear Jo
22 January 2024 |
20:00 WIB
Ada kabar gembira bagi para pencinta film Indonesia. Setelah lebih dulu dirilis dalam bentuk film panjang, Dear Jo diadaptasi dalam format serial web yang tayang mulai Senin (22/1/2024), di platform VIU. Dear Jo (Almost is Never Enough) bercerita tentang 3 orang sahabat, yakni Ella, Joshua atau Jo, dan Maura yang tinggal di Baku, Azerbaijan.
Ella adalah ibu tunggal dari putri bernama Zoey yang digambarkan sebagai sosok wanita kuat yang baik dan setia kawan. Hidup Ella begitu penuh cobaan, terlebih setelah suaminya meninggal dunia. Selepas kepergian sang suami, dia pun terpaksa menyambung hidup seorang diri demi anak-anaknya.
Baca juga: 10 Film & Serial Tayang di Netflix Februari 2024, Ada Avatar The Last Airbender
Adapun, karakter Jo dan Maura adalah pasangan suami istri dari keluarga mapan dengan kondisi ekonomi yang baik. Meski demikian, hidup mereka belum terasa lengkap karena belum juga dikaruniai anak setelah menikah bertahun-tahun. Suatu hari, Jo dan Maura memohon kepada Ella untuk menjadi ibu pengganti atau surrogate mother.
Permintaan itu langsung mendapatkan penolakan dari Ella. Namun, seiring berjalannya waktu Ella kemudian bersedia untuk meminjamkan rahimnya untuk sahabatnya. Ketika janin dalam perut Ella terus tumbuh, Maura mengalami kecelakaan dan meninggal dunia.
Penasaran dengan kelanjutannya? Genhype yang sudah pernah menonton Dear Jo versi layar lebar perlu menonton serial ini lantaran terdapat sejumlah perbedaan yang membuat karya yang diadaptasi dari novel Almost is Never Enough karya Sefryana Khairil sayang untuk dilewatkan.
Berikut perbedaan dan persamaan antara film layar lebar dan serial karya ini:
Perbedaan pertama antara film dan serial Dear Jo adalah tentang komposisi pemain. Dalam versi film, peran Joshua di lakoni Jourdy Pranata dan karakter Maura diperankan Salsabilla Adriani. Keduanya tidak lagi terlibat dalam serial Dear Jo. Stefan William menjadi aktor yang memerankan karakter Jourdy atau Jo dalam serial ini. Lalu, karakter Maura diperankan oleh Fita Anggriani. Selain itu, karakter Ben dalam film diperankan Roy Sungkono sementara dalam serial diperankan Yesaya Abraham.
Perbedaan lain antaran film dan serial hasil adaptasi dari novel Almost is Never Enough itu adalah tokoh Carissa yang diperankan oleh Aliyah Faizah. Tokoh ini terdapat dalam serial Dear Jo dan merupakan karakter wanita yang dijodohkan dengan Jo oleh sang keluarga setelah Maura meninggal dunia. Carissa merupakan wanita dengan sikap agresif dan berani memperjuangkan apa yang menjadi keinginannya.
Kedatangannya ke Jakarta sesuai dengan rencana ketika Maura masih ada. Ella akan tinggal bersama Maura dan Jo jelang melahirkan anak yang dititipkan dalam rahimnya.
Jika dalam film layar lebar hanya diceritakan sekilas, karakter Ben dalam serial mendapatkan porsi yang lebih panjang. Karakter ini memiliki lebih banyak porsi cerita – termasuk mengenai rasa suka kepada Ella dan konflik dengan Jo yang merupakan sahabatnya.
Karakter Ben juga diceritakan oleh sang sutradara memiliki hati yang tulus dan rela berkorban untuk kebahagiaan sahabat dan orang yang dicintai.
Dalam film, Maura dan Ella adalah rekanan yang bekerja di konsulat Indonesia, di Baku, Azerbaijan. Dengan begitu, keduanya melakukan proses pengambilan gambar di kota tersebut. Sementara dalam serial, Maura tidak melakukan proses pengambilan gambar di Baku demi kebutuhan series.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Ella adalah ibu tunggal dari putri bernama Zoey yang digambarkan sebagai sosok wanita kuat yang baik dan setia kawan. Hidup Ella begitu penuh cobaan, terlebih setelah suaminya meninggal dunia. Selepas kepergian sang suami, dia pun terpaksa menyambung hidup seorang diri demi anak-anaknya.
Baca juga: 10 Film & Serial Tayang di Netflix Februari 2024, Ada Avatar The Last Airbender
Adapun, karakter Jo dan Maura adalah pasangan suami istri dari keluarga mapan dengan kondisi ekonomi yang baik. Meski demikian, hidup mereka belum terasa lengkap karena belum juga dikaruniai anak setelah menikah bertahun-tahun. Suatu hari, Jo dan Maura memohon kepada Ella untuk menjadi ibu pengganti atau surrogate mother.
Permintaan itu langsung mendapatkan penolakan dari Ella. Namun, seiring berjalannya waktu Ella kemudian bersedia untuk meminjamkan rahimnya untuk sahabatnya. Ketika janin dalam perut Ella terus tumbuh, Maura mengalami kecelakaan dan meninggal dunia.
Penasaran dengan kelanjutannya? Genhype yang sudah pernah menonton Dear Jo versi layar lebar perlu menonton serial ini lantaran terdapat sejumlah perbedaan yang membuat karya yang diadaptasi dari novel Almost is Never Enough karya Sefryana Khairil sayang untuk dilewatkan.
Apa rasanya ya naksir cowok yang ternyata udah dijodohin sama sahabat sendiri? Ditulis oleh Monty Tiwa. Dear Jo series, segera tayang di Viu.#DearJo #DearJoSeries #DearJoTheSeries pic.twitter.com/yJlpCNcmwE
— Viu Indonesia (@Viu_ID) December 24, 2023
Berikut perbedaan dan persamaan antara film layar lebar dan serial karya ini:
1. Komposisi Pemain Berubah
Perbedaan pertama antara film dan serial Dear Jo adalah tentang komposisi pemain. Dalam versi film, peran Joshua di lakoni Jourdy Pranata dan karakter Maura diperankan Salsabilla Adriani. Keduanya tidak lagi terlibat dalam serial Dear Jo. Stefan William menjadi aktor yang memerankan karakter Jourdy atau Jo dalam serial ini. Lalu, karakter Maura diperankan oleh Fita Anggriani. Selain itu, karakter Ben dalam film diperankan Roy Sungkono sementara dalam serial diperankan Yesaya Abraham.
2. Tokoh Carissa
Perbedaan lain antaran film dan serial hasil adaptasi dari novel Almost is Never Enough itu adalah tokoh Carissa yang diperankan oleh Aliyah Faizah. Tokoh ini terdapat dalam serial Dear Jo dan merupakan karakter wanita yang dijodohkan dengan Jo oleh sang keluarga setelah Maura meninggal dunia. Carissa merupakan wanita dengan sikap agresif dan berani memperjuangkan apa yang menjadi keinginannya.
3. Kedatangan Ella ke Jakarta
Perbedaan lain antara film dan serial Dear Jo adalah tentang kedatangan Ella ke Jakarta. Dalam karya layar lebar, Ella datang ke Ibu Kota DKI Jakarta dalam keadaan hamil antara 5 – 6 bulan. Adapun, dalam serial, sang wanita datang ketika memasuki usia kehamilan 7 bulan.
Kedatangannya ke Jakarta sesuai dengan rencana ketika Maura masih ada. Ella akan tinggal bersama Maura dan Jo jelang melahirkan anak yang dititipkan dalam rahimnya.
4. Karakter Ben dalam Serial Dapat Porsi Lebih Besar
Jika dalam film layar lebar hanya diceritakan sekilas, karakter Ben dalam serial mendapatkan porsi yang lebih panjang. Karakter ini memiliki lebih banyak porsi cerita – termasuk mengenai rasa suka kepada Ella dan konflik dengan Jo yang merupakan sahabatnya.Karakter Ben juga diceritakan oleh sang sutradara memiliki hati yang tulus dan rela berkorban untuk kebahagiaan sahabat dan orang yang dicintai.
5. Lokasi Syuting yang Berbeda
Dalam film, Maura dan Ella adalah rekanan yang bekerja di konsulat Indonesia, di Baku, Azerbaijan. Dengan begitu, keduanya melakukan proses pengambilan gambar di kota tersebut. Sementara dalam serial, Maura tidak melakukan proses pengambilan gambar di Baku demi kebutuhan series.(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.