Psikolog Tekankan Pentingnya Fasilitas Daycare di Kantor untuk Para Working Mom
22 January 2024 |
17:24 WIB
Menjadi working mom atau ibu yang bekerja seringkali dianggap mengabaikan anak. Banyak yang beranggapan, parenting berkualitas hanya bisa didapat ketika ibu mengabdikan seluruh waktu dan perhatiannya di rumah. Akhirnya para ibu kerja rentan mengalami stres karena tekanan sosial.
Sebetulnya ibu bisa memberikan pengasuhan yang optimal untuk buah hatinya, tanpa mengabaikan kewajibannya di kantor. Sayangnya ruang kerja yang tidak ramah untuk orang tua dan anak, membuat ibu dipaksa memilih karier atau keluarga. Tak jarang persoalan ini juga menjadi pemicu konflik rumah tangga.
Menanggapi isu tersebut Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan dalam surat edaran tentang Employee Well-being Policy (EWP), supaya seluruh BUMN dapat menciptakan lingkungan kerja yang produktif, sehat, aman, nyaman, dan bahagia.
Implementasi program EWP diwujudkan melalui ketersediaan fasilitas untuk mendukung pekerja perempuan dan penyandang disabilitas seperti nursery room, daycare, ramp, guiding block, dan toilet disabilitas.
Baca juga: Moms Mau Menitipkan Anak di Daycare, Perhatikan Beberapa Hal Ini Dulu Yuk
Mengenai nursery room untuk ibu menyusui saat ini sudah banyak ditemukan di berbagai tempat, termasuk di wilayah perkantoran, pusat perbelanjaan, maupun sarana transportasi. Sementara daycare atau tempat penitipan anak masih jarang, kalaupun ada mungkin ruangnya terbatas. Lantas seberapa pentingkah fasilitas daycare di kantor?
"Daycare sekarang mulai dipertimbangkan di kantor-kantor, karena ada saat-saat di mana ibu bekerja tidak bisa menitipkan anaknya pada orang lain," kata Firesta Farizal, psikolog anak dan keluarga, Senin (22/1/2024).
Lebih lanjut dia berujar, menitipkan anak ke fasilitas tersebut membuat ibu lebih tenang saat bekerja. Waktu yang dihabiskan bersama anak pun jadi lebih lama. Saat makan siang, ibu bisa melihat aktivitas si buah hati. Bagaimana dia bermain dan berinteraksi dengan anak sebayanya.
"Ibu jadi tidak khawatir berlebihan saat bekerja karena anaknya berada di tempat yang mudah dijangkau, sehingga diharapkan bisa lebih fokus dan produktif di kantor," tambahnya.
Para working mom juga bisa mencapai keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan atau work life balance, sehingga tercipta mindfulness. Ini akan membuat fokus seseorang tidak terbagi-bagi, sehingga dia bisa mencurahkan seluruh pikirannya pada apa yang sedang dikerjakannya saat itu.
"Misalnya stimulasi aspek motorik, disediakan undakan-undakan untuk anak mendaki atau monkey bar untuk melatih kekuatan tangannya, dan lainnya," paparnya.
Ruangannya juga harus bisa menunjang aktivitas anak seharian, seperti ruang bermain dan belajar yang luas, tempat tidur yang nyaman, peralatan makan yang bersih, serta toilet. Selain itu, yang tak kalah penting ada pengasuh profesional yang terlatih untuk mengawasi, mengedukasi, menstimulasi anak.
Menitipkan anak di daycare memberikan sejumlah keuntungan tersendiri. Biasanya fasilitas tersebut menerapkan jadwal harian untuk anak-anak. Mulai dari datang, bermain dan belajar, makan siang, tidur siang, sampai waktunya pulang nanti. "Menitipkan anak di daycare membuat mereka terbiasa dengan rutinitas, sehingga pola kesehariannya jadi lebih teratur," ujar Firesta.
Namun, dia menekankan supaya ibu tetap terlibat dalam pengasuhan anak untuk menjaga kualitas bonding yang baik. Selalu luangkan waktu setelah pulang kerja, walaupun hanya 20 menit sebelum tidur. Tanyakan apa saja aktivitas mereka di daycare.
"Bonding bisa tercipta ketika kita punya waktu dengan anak, dari 20 menit tadi dimaksimalkan dengan mindfull tanpa kepikiran kerjaan di kantor atau melakukan hal lain seperti main hp dan nonton tv," paparnya.
Baca juga: Saran Psikolog Soal Penggunaan Gadget Anak, Coba Terapkan Yuk
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Sebetulnya ibu bisa memberikan pengasuhan yang optimal untuk buah hatinya, tanpa mengabaikan kewajibannya di kantor. Sayangnya ruang kerja yang tidak ramah untuk orang tua dan anak, membuat ibu dipaksa memilih karier atau keluarga. Tak jarang persoalan ini juga menjadi pemicu konflik rumah tangga.
Menanggapi isu tersebut Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan dalam surat edaran tentang Employee Well-being Policy (EWP), supaya seluruh BUMN dapat menciptakan lingkungan kerja yang produktif, sehat, aman, nyaman, dan bahagia.
Implementasi program EWP diwujudkan melalui ketersediaan fasilitas untuk mendukung pekerja perempuan dan penyandang disabilitas seperti nursery room, daycare, ramp, guiding block, dan toilet disabilitas.
Baca juga: Moms Mau Menitipkan Anak di Daycare, Perhatikan Beberapa Hal Ini Dulu Yuk
Mengenai nursery room untuk ibu menyusui saat ini sudah banyak ditemukan di berbagai tempat, termasuk di wilayah perkantoran, pusat perbelanjaan, maupun sarana transportasi. Sementara daycare atau tempat penitipan anak masih jarang, kalaupun ada mungkin ruangnya terbatas. Lantas seberapa pentingkah fasilitas daycare di kantor?
"Daycare sekarang mulai dipertimbangkan di kantor-kantor, karena ada saat-saat di mana ibu bekerja tidak bisa menitipkan anaknya pada orang lain," kata Firesta Farizal, psikolog anak dan keluarga, Senin (22/1/2024).
Lebih lanjut dia berujar, menitipkan anak ke fasilitas tersebut membuat ibu lebih tenang saat bekerja. Waktu yang dihabiskan bersama anak pun jadi lebih lama. Saat makan siang, ibu bisa melihat aktivitas si buah hati. Bagaimana dia bermain dan berinteraksi dengan anak sebayanya.
"Ibu jadi tidak khawatir berlebihan saat bekerja karena anaknya berada di tempat yang mudah dijangkau, sehingga diharapkan bisa lebih fokus dan produktif di kantor," tambahnya.
Para working mom juga bisa mencapai keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan atau work life balance, sehingga tercipta mindfulness. Ini akan membuat fokus seseorang tidak terbagi-bagi, sehingga dia bisa mencurahkan seluruh pikirannya pada apa yang sedang dikerjakannya saat itu.
Ilustrasi fasilitas daycare (Sumber gambar: Unsplash/Nicole Leeper)
Kualitas Fasilitas Daycare di Perkantoran
Meski begitu, menurut Firesta, fasilitas daycare di kantor bukan hanya sekadar tempat menitipkan anak. Daycare dibuat dengan prinsip dasar-dasar stimulasi anak usia dini, jadi ada aktivitas-aktivitas yang diberikan oleh pengasuh untuk menstimulasi anak sesuai perkembangannya."Misalnya stimulasi aspek motorik, disediakan undakan-undakan untuk anak mendaki atau monkey bar untuk melatih kekuatan tangannya, dan lainnya," paparnya.
Ruangannya juga harus bisa menunjang aktivitas anak seharian, seperti ruang bermain dan belajar yang luas, tempat tidur yang nyaman, peralatan makan yang bersih, serta toilet. Selain itu, yang tak kalah penting ada pengasuh profesional yang terlatih untuk mengawasi, mengedukasi, menstimulasi anak.
Menitipkan anak di daycare memberikan sejumlah keuntungan tersendiri. Biasanya fasilitas tersebut menerapkan jadwal harian untuk anak-anak. Mulai dari datang, bermain dan belajar, makan siang, tidur siang, sampai waktunya pulang nanti. "Menitipkan anak di daycare membuat mereka terbiasa dengan rutinitas, sehingga pola kesehariannya jadi lebih teratur," ujar Firesta.
Namun, dia menekankan supaya ibu tetap terlibat dalam pengasuhan anak untuk menjaga kualitas bonding yang baik. Selalu luangkan waktu setelah pulang kerja, walaupun hanya 20 menit sebelum tidur. Tanyakan apa saja aktivitas mereka di daycare.
"Bonding bisa tercipta ketika kita punya waktu dengan anak, dari 20 menit tadi dimaksimalkan dengan mindfull tanpa kepikiran kerjaan di kantor atau melakukan hal lain seperti main hp dan nonton tv," paparnya.
Baca juga: Saran Psikolog Soal Penggunaan Gadget Anak, Coba Terapkan Yuk
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.