Moms Mau Menitipkan Anak di Daycare, Perhatikan Beberapa Hal Ini Dulu Yuk
20 June 2022 |
14:44 WIB
Tidak semua orang tua beruntung dapat memantau tumbuh kembang buah hatinya selama 24 jam sehari. Sebagian orangtua terpaksa meninggalkan anaknya yang masih kecil untuk bekerja dan mencari nafkah bagi keluarga. Saat harus meninggalkan anak untuk bekerja, tidak jarang orang tua—terutama ibu—merasa cemas, khawatir, tidak tega, atau justru merasa bersalah karena tidak bisa mendampingi si kecil saat dibutuhkan.
Untuk memastikan buah hatinya mendapat perhatian penuh selama ditinggal bekerja, banyak orang tua yang memilih menitipkan anak ke fasilitas daycare dengan pengasuh yang bisa dipercaya.
Selain mendapatkan pengasuhan, anak yang dititipkan di daycare juga dibekali dengan kegiatan edukatif yang bermanfaat bagi tumbuh kembangnya, sehingga para orang tua tidak perlu merasa khawatir anaknya akan ‘terlambat belajar’ karena ditinggal bekerja.
Banyak orang tua yang pada akhirnya merasakan manfaat daycare sebagai fasilitas pembantu mereka dalam mendidik anak. Salah satunya dirasakan oleh selebritas Mona Ratuliu, yang juga pernah menerbitkan sebuah buku tentang parenting.
“Dulu aku masih belum tahu banyak tentang daycare. Ternyata manfaatnya banyak banget. Anak biasanya dilatih menggunakan program yang sesuai untuk [periode] tumbuh kembangnya,” ujarnya.
Baca juga: Anak-anak Bisa Kena Gangguan Bipolar, Kenali Ciri-cirinya
Menurut Mona, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum orang tua memutuskan untuk menitipkan putranya di daycare.
Hal tersebut tidak hanya berlaku bagi ibu, tetapi juga bagi ayah. Menurutnya, anak dalam masa tumbuh kembang sangat membutuhkan sosok ayah. Untuk itulah, sebaiknya ayah menyempatkan berinteraksi dengan anak sekitar 15-30 menit setiap hari.
“Anak tidak butuh waktu lama [untuk bonding time dengan ayah], cukup sebentar saja. Entah pada pagi hari sebelum berangkat kerja, atau pada malam hari sepulang bekerja. Asal waktu dan perhatian yang didapatkan anak benar-benar berkualitas,” tuturnya.
Sesibuk dan selelah apapun orang tua, lanjutnya, korbankanlah sedikit waktu untuk mencari tahu apa saja yang dilakukan anak sepanjang hari selama ditinggal bekerja. Caranya bisa dengan bermain bersama, membaca cerita, atau kegiatan lain, tanpa melibatkan gawai.
“Orang tua harus betul-betul paham dan terlibat dengan apa yang dilakukan anaknya di tempat penitipan dan sampai sejauh mana perkembangannya. Ketika sudah sampai di rumah, pastikan si bayi sudah kembali menjadi tanggung jawab ortu,” kata Psikolog Anak dan Keluarga dari Mediacare Clinic Jakarta, Anna Surti Ariani.
Menurutnya, sesibuk apapun orang tua, selama mereka masih banyak terlibat dan berinteraksi dengan anaknya dalam proses belajar, si kecil tidak akan kehilangan pertalian batin dengan orang tuanya.
Jadikan daycare hanya sebagai ‘tambahan’ caregiver bagi anak. Lebih lanjut, dia mengimbau agar orang tua bekerja mencari tempat penitipan anak yang memiliki pengasuh yang memang benar-benar sayang anak.
“Kalau pengasuhnya sekadar pintar, dia belum tentu sabar dan peduli menghadapi anak kecil.”
Selain itu, lanjutnya, rajin-rajinlah bertanya kepada orang tua lain yang menitipkan anaknya di daycare tentang pengasuh yang menangani buah hatinya. Tanyakan pendapat mereka sebagai referensi tambahan.
Jika Anda sibuk bekerja, tidak perlu ragu untuk menitipkan anak ke fasilitas daycare. Fasilitas tersebut justru akan membantu Anda memenuhi hak-hak anak untuk mendapatkan pengasuhan, perhatian, kasih sayang, dan pendidikan yang cukup.
Baca juga: Kenali Ragam Mainan Bayi sampai Balita, Ada Bel hingga Puzzle
Namun, tetap pastikan Anda memilih daycare yang tepat dan bisa membawa manfaat bagi si kecil, dan bukan malah menjadi sumber trauma baginya.
Catatan redaksi: Artikel ini diambil dari Bisnis Indonesia Weekend edisi 7 Agustus 2016.
Editor: Dika Irawan
Untuk memastikan buah hatinya mendapat perhatian penuh selama ditinggal bekerja, banyak orang tua yang memilih menitipkan anak ke fasilitas daycare dengan pengasuh yang bisa dipercaya.
Selain mendapatkan pengasuhan, anak yang dititipkan di daycare juga dibekali dengan kegiatan edukatif yang bermanfaat bagi tumbuh kembangnya, sehingga para orang tua tidak perlu merasa khawatir anaknya akan ‘terlambat belajar’ karena ditinggal bekerja.
Banyak orang tua yang pada akhirnya merasakan manfaat daycare sebagai fasilitas pembantu mereka dalam mendidik anak. Salah satunya dirasakan oleh selebritas Mona Ratuliu, yang juga pernah menerbitkan sebuah buku tentang parenting.
“Dulu aku masih belum tahu banyak tentang daycare. Ternyata manfaatnya banyak banget. Anak biasanya dilatih menggunakan program yang sesuai untuk [periode] tumbuh kembangnya,” ujarnya.
Baca juga: Anak-anak Bisa Kena Gangguan Bipolar, Kenali Ciri-cirinya
Menurut Mona, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum orang tua memutuskan untuk menitipkan putranya di daycare.
Lokasi
Sebisa mungkin carilah daycare yang dekat dengan tempat kerja atau rumah orang tua. Hal tersebut untuk memudahkan pemantauan terhadap anak, dan agar orang tua tidak terlalu cemas berjauhan dengan anaknya.Pengasuh
Kemudian, orang tua juga perlu memantau interaksi para pengasuh di daycare dengan anak-anak yang dititipkan. “Bila perlu cari tahu apa latar belakang mereka.”Cek Program & Review-nya
Sebelum memutuskan untuk menitipkan anak, cari tahu terlebih dahulu program apa saja yang ditawarkan oleh daycare tersebut. Jangan lupa, cari tahu juga testimoni dan referensi dari sumber-sumber atau pengguna jasa lain yang bisa dipercaya.Jangan Lepas Tangan
Meskipun menitipkan anak di daycare, Mona menyarankan agar para orang tua tidak begitu saja memasrahkan tanggung jawab mengasuh ke nanny. Sepulang bekerja, orang tua tetap harus mengambil waktu untuk bonding-time dengan buah hatinya.Hal tersebut tidak hanya berlaku bagi ibu, tetapi juga bagi ayah. Menurutnya, anak dalam masa tumbuh kembang sangat membutuhkan sosok ayah. Untuk itulah, sebaiknya ayah menyempatkan berinteraksi dengan anak sekitar 15-30 menit setiap hari.
“Anak tidak butuh waktu lama [untuk bonding time dengan ayah], cukup sebentar saja. Entah pada pagi hari sebelum berangkat kerja, atau pada malam hari sepulang bekerja. Asal waktu dan perhatian yang didapatkan anak benar-benar berkualitas,” tuturnya.
Sesibuk dan selelah apapun orang tua, lanjutnya, korbankanlah sedikit waktu untuk mencari tahu apa saja yang dilakukan anak sepanjang hari selama ditinggal bekerja. Caranya bisa dengan bermain bersama, membaca cerita, atau kegiatan lain, tanpa melibatkan gawai.
Daycare Hanya Sebagai Tambahan
Dari segi psikologis, anak-anak khususnya yang berusia di bawah 12 bulan harus terus memiliki kelekatan dengan orang tuanya. Jadi, meskipun orang tua terpaksa menitipkan anak di daycare, bukan berarti mereka bisa lepas tangan dengan tugas pengasuhan.“Orang tua harus betul-betul paham dan terlibat dengan apa yang dilakukan anaknya di tempat penitipan dan sampai sejauh mana perkembangannya. Ketika sudah sampai di rumah, pastikan si bayi sudah kembali menjadi tanggung jawab ortu,” kata Psikolog Anak dan Keluarga dari Mediacare Clinic Jakarta, Anna Surti Ariani.
Menurutnya, sesibuk apapun orang tua, selama mereka masih banyak terlibat dan berinteraksi dengan anaknya dalam proses belajar, si kecil tidak akan kehilangan pertalian batin dengan orang tuanya.
Jadikan daycare hanya sebagai ‘tambahan’ caregiver bagi anak. Lebih lanjut, dia mengimbau agar orang tua bekerja mencari tempat penitipan anak yang memiliki pengasuh yang memang benar-benar sayang anak.
“Kalau pengasuhnya sekadar pintar, dia belum tentu sabar dan peduli menghadapi anak kecil.”
Selain itu, lanjutnya, rajin-rajinlah bertanya kepada orang tua lain yang menitipkan anaknya di daycare tentang pengasuh yang menangani buah hatinya. Tanyakan pendapat mereka sebagai referensi tambahan.
Jika Anda sibuk bekerja, tidak perlu ragu untuk menitipkan anak ke fasilitas daycare. Fasilitas tersebut justru akan membantu Anda memenuhi hak-hak anak untuk mendapatkan pengasuhan, perhatian, kasih sayang, dan pendidikan yang cukup.
Baca juga: Kenali Ragam Mainan Bayi sampai Balita, Ada Bel hingga Puzzle
Namun, tetap pastikan Anda memilih daycare yang tepat dan bisa membawa manfaat bagi si kecil, dan bukan malah menjadi sumber trauma baginya.
Catatan redaksi: Artikel ini diambil dari Bisnis Indonesia Weekend edisi 7 Agustus 2016.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.