Sampul buku Perjamuan Arwah. (Sumber gambar: Elex Media Komputindo)

Cerita Penulis Wicak Hidayat Garap Novel Perjamuan Arwah

18 January 2024   |   15:00 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Jika kalian menyukai buku-buku bertema dark fantasy atau fantasi gelap, ada satu judul karya yang menarik dibaca yakni Perjamuan Arwah karya penulis Wicak Hidayat. Novel Perjamuan Arwah menyajikan cerita fiksi sebuah dunia gelap dan menyeramkan bagai sebuah mimpi buruk, di balik realitas kehidupan saat ini.

Perjamuan Arwah merupakan novel perdana yang diterbitkan oleh Wicak Hidayat. Meski demikian, Wicak bukan seseorang yang baru dalam dunia kepenulisan. Sebelumnya, dia aktif menulis baik fiksi maupun non-fiksi dalam berbagai proyek kolektif.

Baca juga: Menengok Pasar Novel Grafis & Potensinya untuk Pengembangan IP
 
Pada 2021, ceritanya yang bertajuk Buku Merah telah dijadikan sebuah film pendek untuk tayang di festival film di Malaysia. Cerpennya yang berjudul Merah Pedas, telah terbit di harian Kompas dan masuk dalam antologi Hujan Klise (Penerbit Buku Kompas, 2018). Kini, dengan menerbitkan novel Perjamuan Arwah, Wicak mantap untuk berkarier sebagai penulis.
 
Mengangkat genre dark fantasy , novel Perjamuan Arwah berkisah tentang Mira yang meminta bantuan adiknya, Jay, untuk melunasi hutang pinjaman online (pinjol) yang menjeratnya. Namun, sang adik yang memiliki pekerjaan lebih stabil dari Mira tiba-tiba menghilang.
 
Kejadian itu membawa Mira pada upaya pencarian yang malah membuatnya terjebak dalam ritual gelap terkait kejahatan masa lalu. Di meja perjamuan dalam ritual tersebut, setiap orang punya keinginan terpendam yang harus diwujudkan. Untuk memenuhinya, ada harga yang harus dibayar. Mira harus menanggung konsekuensi demi bisa menemukan sang adik kembali.
 
Dark fantasy atau fantasi gelap adalah subgenre karya sastra, seni, dan sinematik yang menyajikan tema fantasi dengan cara yang mengganggu dan menakutkan. Genre ini terkadang memadukan unsur fantasi dengan elemen horor, memiliki nada gelap dan suram atau suasana horor yang menakutkan.
 

Perjamuan Arwah. (Sumber gambar: Elex Media Komputindo)

Perjamuan Arwah. (Sumber gambar: Elex Media Komputindo)

Inspirasi Wicak untuk mengeksplorasi cerita-cerita fantasi gelap tak terlepas dari mitos-mitos yang mengelilinginya sejak kecil tinggal di Depok, Jawa Barat. Salah satunya yakni berdirinya sebuah pohon beringin besar yang tumbuh di rumah masa kecilnya di Perumnas Depok, yang 'merangkul' sebuah pohon kelapa, hingga dijuluki sebagai 'Pohon Kawin'.
 
"Pohon itu cukup menjadi sumber-sumber cerita dan mitos-mitos lokal yang membangkitkan imajinasi orang-orang di sekitar situ. Karena terbiasa mendengar cerita seperti itu, jadi terbiasa untuk berpikir dan memiliki imajinasi yang agak gelap seperti itu, walaupun bukan menulis pengalaman sendiri," katanya kepada Hypeabis.id.
 
Selain berangkat dari memori masa kecilnya, dalam menulis novel Perjamuan Arwah, Wicak juga dipengaruhi oleh cerita-cerita fantasi dari buku-buku lain seperti Harry Potter dan The Lord of the Rings. Termasuk, buku-buku fantasi dari sejumlah penulis populer seperti Neil Gaiman, Coraline, Alan Moore, dan American Gods.
 
Tak mudah bagi Wicak untuk menerbitkan novel pertamanya. Meski telah menyukai dunia tulis-menulis sejak dulu, dia mengaku sempat tak mengerti bagaimana caranya untuk menulis buku fiksi dengan struktur yang baik. Akhirnya, pada tahun 2019, dia mengikuti kelas menulis yang dipandu oleh penulis kenamaan Salman Aristo. Dari kelas itu, dia menjadi mengerti teknis kerangka kerja menulis yang lebih terarah.
 
Adapun, novel Perjamuan Arwah sendiri mulai digarapnya sejak tahun 2022. "Dari situ ditambah pandemi jadi banyak waktu di rumah, akhirnya mulai menulis draft novel pertama. Setelah naskahnya ditolak beberapa kali, akhirnya baru diterima sama Elex Media Komputindo akhir tahun lalu [2023]," ucapnya.
 

Wicak Hidayat. (Sumber gambar: Wicak Hidayat/X)

Wicak Hidayat. (Sumber gambar: Wicak Hidayat/X)

Dalam meramu novel pertamanya ini, Wicak mencoba menghadirkan kisah-kisah fantasi gelap dengan lebih menekankan sisi horor dibandingkan dengan tulisan-tulisan sebelumnya. Sementara dari segi teknik, dia mencoba menghadirkan section yang lebih pendek, agar menciptakan phasing atau pentahapan emosi cerita yang lebih cepat.
 
"Saya mikirnya pembaca novel ini orang-orang yang senang dengan cerita-cerita horor yang tidak biasa dan lebih ke arah dark fantasy. Pembaca yang suka karya-karyanya Neil Gaiman dan Stephen King, karya-karya yang memotret kenyataan dan hal-hal di balik kenyataan itu sendiri, " tuturnya.
 
Diakui oleh Wicak menjangkau kelompok pembaca semacam itu termasuk kalangan pembaca yang lebih luas menjadi tantangan tersendiri baginya. Menurutnya, penulis saat ini tidak bisa hanya mengandalkan penerbit untuk mempromosikan karyanya. Penulis, katanya, juga harus bisa mendorong upaya promosi bukunya sendiri dengan berbagai cara misalnya melalui media sosial.
 
"Tahun ini akan coba upaya-upaya promosi marketing yang lebih kreatif. Tapi saat ini pakai mekanisme awal dulu, dari jaringan-jaringan yang ada dulu, nanti baru pakai upaya marketing lain seperti paid promotion. Targetnya minimal ingin best seller," imbuhnya.
 
Di samping mengupayakan target pembaca yang luas, Wicak juga memiliki sejumlah rencana yang secara bertahap akan direalisasikannya, mulai dari membuat sekuel dari novel Perjamuan Arwah, mengembangkan karyanya menjadi IP yang lebih luas, hingga membentuk komunitas penggemar kisah-kisah fantasi gelap. 

Baca juga: Review Perempuan yang Menunggu di Lorong Menuju Laut, Novel Perlawanan Eksploitasi Tambang

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Spoiler, One Piece Bab 1.104 Bercerita Tentang Serangan Kuma Kepada Saturn

BERIKUTNYA

Sutradara Kate Herron Dikabarkan Garap Salah Satu Episode The Last Of Us Musim ke-2

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: