Kerap Populer Saat Pergantian Tahun, Simak Kiat Bisnis Kuliner Sehat Menurut Ahli
08 January 2024 |
21:00 WIB
Momen pergantian tahun selalu menjadi ajang resolusi bagi setiap orang, terutama di bidang kesehatan. Selain berolahraga, memastikan tubuh untuk mendapat asupan bernutrisi, juga menjadi andalan masyarakat untuk menunjang pola hidup sehat.
Antusiasme untuk mengubah gaya hidup sehat inilah yang menjadi peluang baru bagi bisnis makanan sehat di Indonesia. Terutama seiring meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi makanan sehat pasca pandemi menghantam dunia.
Baca juga: Pakar Ungkap Strategi Pertahankan Bisnis di Tengah Aksi Biokot
Pengamat bisnis Yuswohady mengatakan, tren bisnis makanan sehat memang mengalami pertumbuhan signifikan saat pergantian tahun. Hal ini dikarenakan adanya new year effect, yang menjadi pemicu masyarakat untuk memulai hidup sehat pada awal tahun.
Kendati begitu, fenomena tren bisnis makanan sehat ini akan melandai seiring waktu. Terutama pada kuartal pertama dan kedua, karena efek dari resolusi sehat di media sosial atau lingkungan masyarakat mulai jarang diperbincangkan khalayak.
Oleh karena itu, dia membagi setidaknya ada dua tipe pebisnis yang menggeluti usaha ini. Yaitu mereka yang sedari awal memiliki orientasi jangka panjang untuk memasarkan produk makanan dan minuman sehat, dan pelaku bisnis oportunis yang melihat peluang sesuai momentum yang ada di masyarakat.
"Bisnis makanan sehat ini, tiap pergantian tahun selalu ada. Namun, biasanya melandai pada bulan kedua sampai keempat awal tahun, sebab sebagian besar masyarakat yang mengikuti tren ini FOMO atau ikut-ikutan," katanya.
Lebih lanjut, Yuswohady menjelaskan, tren makanan sehat kebanyakan juga muncul melalui media sosial. Namun, kendati masyarakat sudah melek mengenai berbagai jenis makanan sehat, tapi mayoritas dari mereka cenderung lebih gemar mengkonsumsi makanan tinggi gula, alih-alih olahan organik.
Oleh karena itu, dia menyarankan agar bisnis makanan sehat bisa bertahan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memahami sifat alamiah konsumsi di Indonesia. Salah satunya lewat inovasi makanan yang dikonsumsi sehari-hari masyarakat, tapi dari bahan-bahan organik.
Selain itu, para pebisnis juga bisa bersiasat untuk mengenalkan produk-produk mereka dengan cara yang sangkil. Sebab, varian makanan sehat masuk dalam kategori niche market, sehingga ceruk dan target pasarnya cenderung lebih spesifik dalam kegiatan bisnis.
Senada, Dokter Spesialis Gizi Klinik Primaya Hospital, Yohan Samudra, mengatakan, jika berkaca pada tren, bisnis makanan sehat memang sering naik saat pergantian tahun. Namun, karena mayoritas dari pangsa pasar mereka jarang konsisten, akhirnya hanya menjadi siklus tahunan saja.
Oleh karena itu, untuk mendukung resolusi tahun baru, dia menyarankan untuk membuat perubahan kecil tapi konsisten, alih-alih besar tapi dalam jangka waktu yang pendek. Termasuk kembali ke konsep gizi seimbang, dengan lebih sering memilih makanan alam, lengkap dengan buah dan sayuran.
"Mayoritas masyarakat, biasanya langsung diet ketat atau olahraga berat di bulan Januari, tapi hanya untuk berhenti di bulan Februari, sehingga resolusinya tidak tercapai," katanya.
Adapun, dari jenis produknya, juga tidak perlu yang impor atau mahal. Sebab, ada banyak bahan makanan lokal tak kalah bergizi, seperti ikan patin hingga tongkol, sebagai sumber omega 3. Sedangkan, dari sumber protein bisa didapat lewat olahan kacang kedelai seperti tahu, tempe, dan soy milk.
Tak hanya itu, dia juga menyarankan untuk membatasi makanan ultra-processed food seperti yang berbahan tepung-tepungan, fast food, dan frozen food. Hindari pula minuman yang tinggi gula karena dapat meningkatkan risiko penyakit metabolik dalam jangka panjang juga tinggi kalori dan rendah zat gizi.
"Mengkonsumsi bumbu dan rempah alami seperti cabe merah, lada hitam, dan temulawak juga bagus. Sebab, selain mengandung tinggi antioksidan juga anti peradangan dan imunomodulator yang dapat meningkatkan kesehatan secara menyeluruh," kata Yohan.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Antusiasme untuk mengubah gaya hidup sehat inilah yang menjadi peluang baru bagi bisnis makanan sehat di Indonesia. Terutama seiring meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi makanan sehat pasca pandemi menghantam dunia.
Baca juga: Pakar Ungkap Strategi Pertahankan Bisnis di Tengah Aksi Biokot
Pengamat bisnis Yuswohady mengatakan, tren bisnis makanan sehat memang mengalami pertumbuhan signifikan saat pergantian tahun. Hal ini dikarenakan adanya new year effect, yang menjadi pemicu masyarakat untuk memulai hidup sehat pada awal tahun.
Kendati begitu, fenomena tren bisnis makanan sehat ini akan melandai seiring waktu. Terutama pada kuartal pertama dan kedua, karena efek dari resolusi sehat di media sosial atau lingkungan masyarakat mulai jarang diperbincangkan khalayak.
Oleh karena itu, dia membagi setidaknya ada dua tipe pebisnis yang menggeluti usaha ini. Yaitu mereka yang sedari awal memiliki orientasi jangka panjang untuk memasarkan produk makanan dan minuman sehat, dan pelaku bisnis oportunis yang melihat peluang sesuai momentum yang ada di masyarakat.
"Bisnis makanan sehat ini, tiap pergantian tahun selalu ada. Namun, biasanya melandai pada bulan kedua sampai keempat awal tahun, sebab sebagian besar masyarakat yang mengikuti tren ini FOMO atau ikut-ikutan," katanya.
Lebih lanjut, Yuswohady menjelaskan, tren makanan sehat kebanyakan juga muncul melalui media sosial. Namun, kendati masyarakat sudah melek mengenai berbagai jenis makanan sehat, tapi mayoritas dari mereka cenderung lebih gemar mengkonsumsi makanan tinggi gula, alih-alih olahan organik.
Oleh karena itu, dia menyarankan agar bisnis makanan sehat bisa bertahan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memahami sifat alamiah konsumsi di Indonesia. Salah satunya lewat inovasi makanan yang dikonsumsi sehari-hari masyarakat, tapi dari bahan-bahan organik.
Ilustrasi makanan sehat (sumber gambar Unsplash/Brooke Lark)
Selain itu, para pebisnis juga bisa bersiasat untuk mengenalkan produk-produk mereka dengan cara yang sangkil. Sebab, varian makanan sehat masuk dalam kategori niche market, sehingga ceruk dan target pasarnya cenderung lebih spesifik dalam kegiatan bisnis.
Senada, Dokter Spesialis Gizi Klinik Primaya Hospital, Yohan Samudra, mengatakan, jika berkaca pada tren, bisnis makanan sehat memang sering naik saat pergantian tahun. Namun, karena mayoritas dari pangsa pasar mereka jarang konsisten, akhirnya hanya menjadi siklus tahunan saja.
Oleh karena itu, untuk mendukung resolusi tahun baru, dia menyarankan untuk membuat perubahan kecil tapi konsisten, alih-alih besar tapi dalam jangka waktu yang pendek. Termasuk kembali ke konsep gizi seimbang, dengan lebih sering memilih makanan alam, lengkap dengan buah dan sayuran.
"Mayoritas masyarakat, biasanya langsung diet ketat atau olahraga berat di bulan Januari, tapi hanya untuk berhenti di bulan Februari, sehingga resolusinya tidak tercapai," katanya.
Adapun, dari jenis produknya, juga tidak perlu yang impor atau mahal. Sebab, ada banyak bahan makanan lokal tak kalah bergizi, seperti ikan patin hingga tongkol, sebagai sumber omega 3. Sedangkan, dari sumber protein bisa didapat lewat olahan kacang kedelai seperti tahu, tempe, dan soy milk.
Tak hanya itu, dia juga menyarankan untuk membatasi makanan ultra-processed food seperti yang berbahan tepung-tepungan, fast food, dan frozen food. Hindari pula minuman yang tinggi gula karena dapat meningkatkan risiko penyakit metabolik dalam jangka panjang juga tinggi kalori dan rendah zat gizi.
"Mengkonsumsi bumbu dan rempah alami seperti cabe merah, lada hitam, dan temulawak juga bagus. Sebab, selain mengandung tinggi antioksidan juga anti peradangan dan imunomodulator yang dapat meningkatkan kesehatan secara menyeluruh," kata Yohan.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.