Menjaring Nafkah Lewat Jalur Komika
03 January 2024 |
19:00 WIB
Hiburan bergaya komedi tunggal atau stand up comedy kian populer di masyarakat. Gaya lawakan dengan ciri khas isu keseharian, sosial dan politik, jadi cara efektif menarik perhatian audiens Indonesia. Meski masih dianggap sebelah mata, profesi ini ternyata dapat menghadirkan keuntungan dari segi material.
Panggung mereka beraneka ragam baik formal maupun informal. Gideon Victor Tulus Parulian (24) pemuda asal Cibinong, atau yang lebih dikenal dengan nama panggung Tulus adalah salah satu komika nasional. Dia juga kreator konten yang menggeluti bidang kesenian komedi tunggal ini. Tulus lolos dalam kompetisi TV Swasta Nasional bertajuk Stand Up Comedy Indonesia pada musim ke-9.
Baca juga: Mau Jadi Komika? Intip Peluang Stand Up Comedy di Indonesia Dulu Yuk!
Tulus memiliki kebiasaan berkomedi sedari kecil dihadapan teman-teman sebayanya. Hal inilah yang kemudian digelutinya dengan baik sampai dengan 2021, ketika dia lolos kompetisi Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) IX. Tulus menjelaskan, selama duduk di bangku perkuliahan dirinya mampu menghasilkan uang hingga setara upah minimum regional (UMR) Jakarta per bulannya.
Dia mengatakan, selama duduk di bangku perkuliahan, penghasilan menjadi seorang komika sudah lebih dari cukup untuk menghidupi seorang mahasiswa.
“Ini juga menjadi suatu kebanggaan tersendiri untuk saya karna dapat penghasilan lewat hal yang memang disenangi,” ujarnya.
Hal serupa juga dirasakan oleh Yudha Ramadhan (29) pemuda asal Citayam yang dikenal dengan nama panggung Yudha Keling. Dirinya merupakan komika jebolan kompetisi nasional dari TV Swasta yang sama pada musim ke-4 dengan materi keresahan menghadapi perundungan terhadap fisiknya.
Saat ini Yudha Keling berprofesi sebagai komika, aktor, dan juga konten kreator yang berfokus pada pengelolaan keuangan. Bagi Yudha yang saat ini masih menjadikan stand up sebagai salah satu ladang penghasilan utama, dirinya dulu memang termotivasi karena profesi ini dapat menghidupinya.
“Sejujurnya karena, ternyata ini [stand up comedy] bisa menghasilkan. Terutama saat berhasil lolos dalam kompetisi nasional, banyak membuka pintu rezeki, sehingga dapat menghidupi saya dan keluarga,” ujarnya.
Dia pun merasa beruntung sebab pada 2014—2015 industri ini dalam tahap berkembang, sehingga perputaran komika yang diundang untuk tampil masih belum dalam skala yang luas seperti saat ini. Di sisi lain, Yudha juga merasa bahwa profesi komika menampilkan keunikannya tersendiri.
Melalui stand up comedy, dia dapat mencurahkan keluh kesahnya dan lingkungan industri inipun turut mendukung pengembangan dirinya. Dia menambahkan, dari berprofesi sebagai seorang komika, dirinya dapat menghasilkan pendapatan senilai satu sepeda motor ‘bebek’ untuk penampilannya di panggung komedi.
“Kisaran yang didapat sih, mungkin kalau dianalogikan sekitar sepertiga dari penghasilan komika Mongol Stress. Ini karena memang terdapat varian harga untuk berbagai komika yang tampil,” tuturnya saat ditanya seputar penghasilan sebagai komedian.
Hal baik dan menarik yang dirasakan Tulus dan Yudha, ternyata dirasakan juga oleh komika yang baru terjun di bidang ini dalam jangka waktu yang terbilang masih singkat. Salah satunya, Adi Maulana (20), pemuda asal Depok yang akrab disapa Adi Boy.
Saat dia masih duduk di bangku SMP, Adi mengaku sering menonton konten komika Kemal Palevi yang berkomedi tunggal. Adi mencoba penampilannya untuk pertama kali open mic pada 2018 dengan datang bersama orang tuanya.
Rasa penasaran untuk bisa melakukan hal yang sama dengan komika Kemal Palevi menjadi motivasi tersendiri baginya. Walaupun tergolong sebagai komika baru, segudang pengalaman lomba serta panggung besar sudah dirasakan Adi.
Pasalnya, dia sudah turun di panggung Stand Up Night 7 dan 9, Depok, serta Stand Up Fest 2023 yang diadakan pada Agustus lalu. Adi juga merasakan penghasilan yang terbilang lumayan untuk anak seusianya, di mana dia dapat menghasilkan uang di kisaran UMR Jakarta. Bagi Adi, yang masih terbilang baru, dia tidak hanya fokus di stand up-nya melainkan juga mengembangkan skill yang dipakai dari stand up untuk mengambil pekerjaan-pekerjaan kreatif sebagai sampingannya.
“Sejauh ini, saya melakukan pekerjaan sampingan dengan membantu senior-senior [komika] memproduksi proyek kreatif, tentu ini semua juga didasari dengan pengalaman menulis materi
yang saya dapatkan ketika fokus dalam bidang ini,” tuturnya.
Menurut Tulus, Yudha, dan Adi, komitmen dan konsistensi dalam latihan menjadi tantangan terbesar dalam meniti karier menjadi seorang komika. Mereka juga sama-sama sepakat bahwa bekerja di lini usaha jasa ini memerlukan hati yang besar untuk tidak mudah terbawa perasaan terhadap candaan dari komika lainnya.
Modal yang diperlukan untuk merintis profesi ini juga terbilang masih terjangkau untuk diupayakan. Mereka berharap, dibuka kembali kompetisi-kompetisi bertaraf nasional yang menjadi wadah serta media exposure bagi para komika baru.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Panggung mereka beraneka ragam baik formal maupun informal. Gideon Victor Tulus Parulian (24) pemuda asal Cibinong, atau yang lebih dikenal dengan nama panggung Tulus adalah salah satu komika nasional. Dia juga kreator konten yang menggeluti bidang kesenian komedi tunggal ini. Tulus lolos dalam kompetisi TV Swasta Nasional bertajuk Stand Up Comedy Indonesia pada musim ke-9.
Baca juga: Mau Jadi Komika? Intip Peluang Stand Up Comedy di Indonesia Dulu Yuk!
Tulus memiliki kebiasaan berkomedi sedari kecil dihadapan teman-teman sebayanya. Hal inilah yang kemudian digelutinya dengan baik sampai dengan 2021, ketika dia lolos kompetisi Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) IX. Tulus menjelaskan, selama duduk di bangku perkuliahan dirinya mampu menghasilkan uang hingga setara upah minimum regional (UMR) Jakarta per bulannya.
Dia mengatakan, selama duduk di bangku perkuliahan, penghasilan menjadi seorang komika sudah lebih dari cukup untuk menghidupi seorang mahasiswa.
“Ini juga menjadi suatu kebanggaan tersendiri untuk saya karna dapat penghasilan lewat hal yang memang disenangi,” ujarnya.
Hal serupa juga dirasakan oleh Yudha Ramadhan (29) pemuda asal Citayam yang dikenal dengan nama panggung Yudha Keling. Dirinya merupakan komika jebolan kompetisi nasional dari TV Swasta yang sama pada musim ke-4 dengan materi keresahan menghadapi perundungan terhadap fisiknya.
Saat ini Yudha Keling berprofesi sebagai komika, aktor, dan juga konten kreator yang berfokus pada pengelolaan keuangan. Bagi Yudha yang saat ini masih menjadikan stand up sebagai salah satu ladang penghasilan utama, dirinya dulu memang termotivasi karena profesi ini dapat menghidupinya.
“Sejujurnya karena, ternyata ini [stand up comedy] bisa menghasilkan. Terutama saat berhasil lolos dalam kompetisi nasional, banyak membuka pintu rezeki, sehingga dapat menghidupi saya dan keluarga,” ujarnya.
Dia pun merasa beruntung sebab pada 2014—2015 industri ini dalam tahap berkembang, sehingga perputaran komika yang diundang untuk tampil masih belum dalam skala yang luas seperti saat ini. Di sisi lain, Yudha juga merasa bahwa profesi komika menampilkan keunikannya tersendiri.
Melalui stand up comedy, dia dapat mencurahkan keluh kesahnya dan lingkungan industri inipun turut mendukung pengembangan dirinya. Dia menambahkan, dari berprofesi sebagai seorang komika, dirinya dapat menghasilkan pendapatan senilai satu sepeda motor ‘bebek’ untuk penampilannya di panggung komedi.
“Kisaran yang didapat sih, mungkin kalau dianalogikan sekitar sepertiga dari penghasilan komika Mongol Stress. Ini karena memang terdapat varian harga untuk berbagai komika yang tampil,” tuturnya saat ditanya seputar penghasilan sebagai komedian.
Hal baik dan menarik yang dirasakan Tulus dan Yudha, ternyata dirasakan juga oleh komika yang baru terjun di bidang ini dalam jangka waktu yang terbilang masih singkat. Salah satunya, Adi Maulana (20), pemuda asal Depok yang akrab disapa Adi Boy.
Saat dia masih duduk di bangku SMP, Adi mengaku sering menonton konten komika Kemal Palevi yang berkomedi tunggal. Adi mencoba penampilannya untuk pertama kali open mic pada 2018 dengan datang bersama orang tuanya.
Rasa penasaran untuk bisa melakukan hal yang sama dengan komika Kemal Palevi menjadi motivasi tersendiri baginya. Walaupun tergolong sebagai komika baru, segudang pengalaman lomba serta panggung besar sudah dirasakan Adi.
Pasalnya, dia sudah turun di panggung Stand Up Night 7 dan 9, Depok, serta Stand Up Fest 2023 yang diadakan pada Agustus lalu. Adi juga merasakan penghasilan yang terbilang lumayan untuk anak seusianya, di mana dia dapat menghasilkan uang di kisaran UMR Jakarta. Bagi Adi, yang masih terbilang baru, dia tidak hanya fokus di stand up-nya melainkan juga mengembangkan skill yang dipakai dari stand up untuk mengambil pekerjaan-pekerjaan kreatif sebagai sampingannya.
“Sejauh ini, saya melakukan pekerjaan sampingan dengan membantu senior-senior [komika] memproduksi proyek kreatif, tentu ini semua juga didasari dengan pengalaman menulis materi
yang saya dapatkan ketika fokus dalam bidang ini,” tuturnya.
Menurut Tulus, Yudha, dan Adi, komitmen dan konsistensi dalam latihan menjadi tantangan terbesar dalam meniti karier menjadi seorang komika. Mereka juga sama-sama sepakat bahwa bekerja di lini usaha jasa ini memerlukan hati yang besar untuk tidak mudah terbawa perasaan terhadap candaan dari komika lainnya.
Modal yang diperlukan untuk merintis profesi ini juga terbilang masih terjangkau untuk diupayakan. Mereka berharap, dibuka kembali kompetisi-kompetisi bertaraf nasional yang menjadi wadah serta media exposure bagi para komika baru.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.