Melirik Naiknya Tren Martial Arts di Balik Fenomena Resolusi Tahun Baru
02 January 2024 |
19:04 WIB
Tahun baru selalu disambut dengan semangat baru. Biasanya, tahun baru dimulai dengan perencanaan matang dalam resolusi tahunan. Salah satu dari misi resolusi tahunan yang cukup populer adalah memulai gaya hidup sehat. Tak heran, pusat kebugaran hingga fasilitas olahraga mulai ramai dibanjiri orang menjelang tibanya pergantian tahun.
Bicara tentang pusat olahraga bukan hanya gym atau fitness saja. Banyak di antara penggemar olahraga yang justru memilih jenis olah jasmani bela diri atau yang kerap disebut martial arts. Selain dapat mengolah fisik, gerakan pada jenis olahraga ini juga mendorong kekuatan otot dan tulang hingga kemampuan pertahanan diri.
Lantaran memiliki banyak keunggulan, pusat latihan seni bela diri pun diminati pasar milenial dan gen Z di seluruh dunia. Bahkan, data Martial Arts Industry Statistics by Gitnux menyebutkan pasar seni bela diri sudah mengantongi US$90,25 miliar per 2020 dan diproyeksikan akan terus tumbuh mencapai US$171,14 miliar pada 2028.
Baca juga: Jadi Olahraga Populer, Segini Biaya untuk Belajar Seni Bela Diri Karate
Seperti halnya kepopuleran martial arts di berbagai belahan dunia, Indonesia juga meraup pasar yang tak kalah besar. Salah satunya adalah kamp martial arts Warrior Fight Camp yang berada di Cibubur, Jakarta Timur.
Owner & Kepala Pelatih Brazilian Jiu Jitsu Warrior Fight Camp Cibubur Kevin Pasha mengatakan martial arts cenderung jadi pilihan olahraga karena berbagai tujuan. Mulai dari kebutuhan mengolah fisik dan kebugaran, bentuk pertahanan diri, hingga mengejar status profesional.
Namun menjelang pergantian tahun, Kevin membenarkan jika jumlah pendaftaraan keanggotaan naik cukup signifikan. “Peningkatan membership bisa 30-40% khusus awal tahun,” jelas Kevin.
Kevin menyebut, naiknya jumlah keanggotaan saat momen tahun baru memang biasanya terjadi karena faktor perencanaan resolusi sehat tiap-tiap individu. Kenaikan jumlah keanggotaan pada awal tahun menjadi peningkatan kedua terbesar setelah momen lebaran.
“Selain itu biasanya member juga ketemu momen yang pas, misalnya sedang ada waktu luang atau pos uang untuk membership olahraganya memang ada,” katanya.
Setelah kenaikan keanggotaan mencapai 40%, Kevin menyebut biasanya jumlahnya akan mulai melandai sekitar 3 bulan setelahnya. Beberapa anggota bertahan mencapai 1 tahun, tetapi yang lainnya hanya beberapa bulan saja. Salah satu trik yang diterapkan Warrior Fight Camp adalah membuat beragam martial arts dapat dipelajari dalam satu kamp saja.
Sebab, Warrior Fight Camp sendiri menyediakan pusat latihan untuk 4 jenis martial arts yaitu mixed martial arts (MMA), Boxing, Muay Thai, dan Brazilian Jiu Jitsu. Sejak berdiri pada 2019, setidaknya sudah ada 1,000 keanggotaan yang bergabung dengan Warrior Fight Camp. Saat ini, Warrior Fight Camp memiliki keanggotaan dengan usia yang variatif mulai dari 11-52 tahun yang didominasi oleh anggota laki-laki.
Kevin menjelaskan, dibuatnya 4 pusat pelatihan di kamp ini untuk menjadi solusi bagi tren seni bela diri yang terkadang ‘musiman’. Misalnya, pada 2019, Levin menyebut jika boxing cukup menjadi primadona di kalangan penyuka martial arts.
Namun sejak 2020 awal hingga kini, banyak penggemar martial arts yang mempelajari Brazilian Jiu Jitsu. Sementara untuk minat terhadap Muay Thai dinilai Kevin cukup stabil.
“Brazilian Jiu Jitsu yang lagi naik daun. Karena banyak tekniknya banyak dan tiap orang diajarkan untuk menikmati proses belajarnya. Perlu proses lama untuk meningkat ke level teratas karena tiap peningkatan belt itu privilege dari para pelatihnya,” kata Kevin.
Baca juga: 7 Manfaat Kesehatan Berlatih Seni Bela Diri Muay Thai
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Bicara tentang pusat olahraga bukan hanya gym atau fitness saja. Banyak di antara penggemar olahraga yang justru memilih jenis olah jasmani bela diri atau yang kerap disebut martial arts. Selain dapat mengolah fisik, gerakan pada jenis olahraga ini juga mendorong kekuatan otot dan tulang hingga kemampuan pertahanan diri.
Lantaran memiliki banyak keunggulan, pusat latihan seni bela diri pun diminati pasar milenial dan gen Z di seluruh dunia. Bahkan, data Martial Arts Industry Statistics by Gitnux menyebutkan pasar seni bela diri sudah mengantongi US$90,25 miliar per 2020 dan diproyeksikan akan terus tumbuh mencapai US$171,14 miliar pada 2028.
Baca juga: Jadi Olahraga Populer, Segini Biaya untuk Belajar Seni Bela Diri Karate
Seperti halnya kepopuleran martial arts di berbagai belahan dunia, Indonesia juga meraup pasar yang tak kalah besar. Salah satunya adalah kamp martial arts Warrior Fight Camp yang berada di Cibubur, Jakarta Timur.
Owner & Kepala Pelatih Brazilian Jiu Jitsu Warrior Fight Camp Cibubur Kevin Pasha mengatakan martial arts cenderung jadi pilihan olahraga karena berbagai tujuan. Mulai dari kebutuhan mengolah fisik dan kebugaran, bentuk pertahanan diri, hingga mengejar status profesional.
Namun menjelang pergantian tahun, Kevin membenarkan jika jumlah pendaftaraan keanggotaan naik cukup signifikan. “Peningkatan membership bisa 30-40% khusus awal tahun,” jelas Kevin.
Kevin menyebut, naiknya jumlah keanggotaan saat momen tahun baru memang biasanya terjadi karena faktor perencanaan resolusi sehat tiap-tiap individu. Kenaikan jumlah keanggotaan pada awal tahun menjadi peningkatan kedua terbesar setelah momen lebaran.
“Selain itu biasanya member juga ketemu momen yang pas, misalnya sedang ada waktu luang atau pos uang untuk membership olahraganya memang ada,” katanya.
Setelah kenaikan keanggotaan mencapai 40%, Kevin menyebut biasanya jumlahnya akan mulai melandai sekitar 3 bulan setelahnya. Beberapa anggota bertahan mencapai 1 tahun, tetapi yang lainnya hanya beberapa bulan saja. Salah satu trik yang diterapkan Warrior Fight Camp adalah membuat beragam martial arts dapat dipelajari dalam satu kamp saja.
Sebab, Warrior Fight Camp sendiri menyediakan pusat latihan untuk 4 jenis martial arts yaitu mixed martial arts (MMA), Boxing, Muay Thai, dan Brazilian Jiu Jitsu. Sejak berdiri pada 2019, setidaknya sudah ada 1,000 keanggotaan yang bergabung dengan Warrior Fight Camp. Saat ini, Warrior Fight Camp memiliki keanggotaan dengan usia yang variatif mulai dari 11-52 tahun yang didominasi oleh anggota laki-laki.
Kevin menjelaskan, dibuatnya 4 pusat pelatihan di kamp ini untuk menjadi solusi bagi tren seni bela diri yang terkadang ‘musiman’. Misalnya, pada 2019, Levin menyebut jika boxing cukup menjadi primadona di kalangan penyuka martial arts.
Namun sejak 2020 awal hingga kini, banyak penggemar martial arts yang mempelajari Brazilian Jiu Jitsu. Sementara untuk minat terhadap Muay Thai dinilai Kevin cukup stabil.
“Brazilian Jiu Jitsu yang lagi naik daun. Karena banyak tekniknya banyak dan tiap orang diajarkan untuk menikmati proses belajarnya. Perlu proses lama untuk meningkat ke level teratas karena tiap peningkatan belt itu privilege dari para pelatihnya,” kata Kevin.
Baca juga: 7 Manfaat Kesehatan Berlatih Seni Bela Diri Muay Thai
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.