Menggali Peluang Bisnis Hampers, Sederhana Tapi Mengundang Cuan
26 December 2023 |
16:47 WIB
Hampers, atau paket hadiah yang terdiri dari berbagai barang, telah menjadi tren populer dalam dunia bisnis. Bisnis hampers tidak hanya memberikan keuntungan finansial yang menarik, tetapi juga menciptakan pengalaman unik bagi penerima hadiah.
Hampers biasanya banyak dipesan selama musim liburan, perayaan ulang tahun, pernikahan, atau momen-momen spesial lainnya, masyarakat mencari hampers sebagai cara untuk mengungkapkan kasih sayang, rasa terima kasih, atau ucapan selamat.
Baca juga: Terarium Peluang Bisnis Tanaman Minimalis di Tengah Kota Metropolis
Selain itu, melalui pesatnya pertumbuhan marketplace, bisnis hampers semakin merambah ke dunia online, memberikan pelanggan akses yang lebih mudah dan luas untuk menemukan dan memesan hampers sesuai dengan preferensi mereka.
Di sisi lain, faktor ini juga menciptakan persaingan yang lebih ketat di antara pelaku bisnis hampers, mereka harus bisa memacu inovasi pada desain, tema, dan isi hampers untuk memenangkan hati konsumen.
Bagi para kaum muda, bisnis ini bisa mereka geluti selagi memiliki kreativitas dan terbilang cukup mudah untuk dijalani karena sangat fleksibel. Bisnis ini juga tidak memerlukan sebuah modal yang relatif tinggi, sehingga memberikan kesempatan kepada mereka untuk mencoba peruntungan dalam kewirausahaan tanpa beban finansial yang berat.
Salah satu pelaku usaha bisnis hampers adalah mahasiswi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPNVJ) Khansa Azra (20) yang akrab disapa Khansa. Dia memulai usaha ini sejak saat masih duduk di bangku sekolah dan hingga sekarang tetap konsisten menjalankan bisnis ini karena terus mengalami perkembangan.
Khansa memulai bisnis ini pada 2014 yang awalnya ditawarkan ke lingkungan sekitar. Tujuannya untuk memperkenalkan produk saya agar dapat dikenal oleh orang terdekat.
"Pada saat itu kami belum memiliki nama dan logo produk, sehingga di tahun 2021 saya memutuskan untuk melakukan branding dengan nama Puding Coklat Puding dan pada saat ini sudah bermitra dengan aplikasi pesan makanan online,” ujarnya.
Berawal dari hobi memasak sang ibunda, Khansa lalu mencoba untuk membuat aneka makanan pencuci mulut seperti puding coklat, pancake, pie susu, dan berbagai kudapan lainnya. Dia lalu menawarkannya ke orang – orang terdekat dan mendapat respon positif sehingga, wanita tersebut mempunyai sebuah ide untuk membuka usaha hampers yang awalnya membuat puding coklat dengan tampilan menarik dan saat ini memiliki akun Instagram untuk produknya bernama @pudingu.id.
“Tantangan terberat yang pernah saya alami adalah ketika harus mempertahankan dan mengembangkan usaha hampers ini, terlebih pada saat pandemi Covid-19. Saya hampir gulung tikar, tapi itu semua bisa dilewati dengan terus berinovasi," ungkapnya.
Berbagai cara dia lakukan seperti mengadakan promo yang menarik khususnya pada saat hari raya keagamaan hingga berkolaborasi dengan brand lainnya. Tidak hanya itu, Khansa juga mendengarkan masukan pelanggan serta melakukan evaluasi terhadap produk baru agar bisa terus berkembang.
Khansa mengatakan bahwa produknya ini bisa terjual 100 hingga 150 cup dalam sekali produksi. Namun, kuota produksi meningkat hingga 200 cup per hari pada momen-momen seperti hari raya. Produknya dijual mulai dari harga Rp8.500 hingga Rp130.000 untuk paket hampers tergantung dari isinya.
Di sisi lain, Dian Mutiara (21) atau yang biasa disapa Muti, memulai usaha hampersnya sejak lulus sekolah dan kini bisnisnya kian berkembang.
Muti tertarik untuk memulai usaha ini karena ajakan temannya pada saat itu dan juga dia melihat sebuah peluang yang cukup besar dari usaha hampers ini yang pada saat itu tren hampers cukup diminati oleh masyarakat. Jenis hampers yang dia buat adalah alat makanan seperti piring, sendok, garpu, gelas, cangkir, hingga serbet.
“Harga hampers yang biasa kita jual mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 250.000, itu semua tergantung isi dari hampersnya,” ujar Muti.
Alat makan yang dia jadikan hampers berbahan dasar kayu karena menghindari terjadi pecah ataupun retak ketika dalam proses pengiriman. Selain itu, alat makan yang berbahan dasar kayu menurutnya bisa lebih menarik dari segi tampilan rustic yang dominasi warna coklat.
Dia menuturkan, keuntungan yang didapat mendekati momen perayaan hari Natal ini cenderung naik secara signifikan yakni sekitar Rp4.000.000 sampai Rp5.000.000. Sedangkan pada hari-hari biasa, keutungannya berkisar dari Rp2.000.000 sampai Rp3.000.000 dan itu semua tergantung jenis pemesanan.
Muti saat ini ingin mengembangkan usahanya lagi lebih jauh dengan bermitra lebih banyak marketplace lainnya seperti Lazada atau Shopee. Dia berharap usahanya ini menjangkau semakin luas khususnya kawasan Jabodetabek.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Hampers biasanya banyak dipesan selama musim liburan, perayaan ulang tahun, pernikahan, atau momen-momen spesial lainnya, masyarakat mencari hampers sebagai cara untuk mengungkapkan kasih sayang, rasa terima kasih, atau ucapan selamat.
Baca juga: Terarium Peluang Bisnis Tanaman Minimalis di Tengah Kota Metropolis
Selain itu, melalui pesatnya pertumbuhan marketplace, bisnis hampers semakin merambah ke dunia online, memberikan pelanggan akses yang lebih mudah dan luas untuk menemukan dan memesan hampers sesuai dengan preferensi mereka.
Di sisi lain, faktor ini juga menciptakan persaingan yang lebih ketat di antara pelaku bisnis hampers, mereka harus bisa memacu inovasi pada desain, tema, dan isi hampers untuk memenangkan hati konsumen.
Bagi para kaum muda, bisnis ini bisa mereka geluti selagi memiliki kreativitas dan terbilang cukup mudah untuk dijalani karena sangat fleksibel. Bisnis ini juga tidak memerlukan sebuah modal yang relatif tinggi, sehingga memberikan kesempatan kepada mereka untuk mencoba peruntungan dalam kewirausahaan tanpa beban finansial yang berat.
Salah satu pelaku usaha bisnis hampers adalah mahasiswi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPNVJ) Khansa Azra (20) yang akrab disapa Khansa. Dia memulai usaha ini sejak saat masih duduk di bangku sekolah dan hingga sekarang tetap konsisten menjalankan bisnis ini karena terus mengalami perkembangan.
Khansa memulai bisnis ini pada 2014 yang awalnya ditawarkan ke lingkungan sekitar. Tujuannya untuk memperkenalkan produk saya agar dapat dikenal oleh orang terdekat.
"Pada saat itu kami belum memiliki nama dan logo produk, sehingga di tahun 2021 saya memutuskan untuk melakukan branding dengan nama Puding Coklat Puding dan pada saat ini sudah bermitra dengan aplikasi pesan makanan online,” ujarnya.
Berawal dari hobi memasak sang ibunda, Khansa lalu mencoba untuk membuat aneka makanan pencuci mulut seperti puding coklat, pancake, pie susu, dan berbagai kudapan lainnya. Dia lalu menawarkannya ke orang – orang terdekat dan mendapat respon positif sehingga, wanita tersebut mempunyai sebuah ide untuk membuka usaha hampers yang awalnya membuat puding coklat dengan tampilan menarik dan saat ini memiliki akun Instagram untuk produknya bernama @pudingu.id.
“Tantangan terberat yang pernah saya alami adalah ketika harus mempertahankan dan mengembangkan usaha hampers ini, terlebih pada saat pandemi Covid-19. Saya hampir gulung tikar, tapi itu semua bisa dilewati dengan terus berinovasi," ungkapnya.
Berbagai cara dia lakukan seperti mengadakan promo yang menarik khususnya pada saat hari raya keagamaan hingga berkolaborasi dengan brand lainnya. Tidak hanya itu, Khansa juga mendengarkan masukan pelanggan serta melakukan evaluasi terhadap produk baru agar bisa terus berkembang.
Khansa mengatakan bahwa produknya ini bisa terjual 100 hingga 150 cup dalam sekali produksi. Namun, kuota produksi meningkat hingga 200 cup per hari pada momen-momen seperti hari raya. Produknya dijual mulai dari harga Rp8.500 hingga Rp130.000 untuk paket hampers tergantung dari isinya.
Di sisi lain, Dian Mutiara (21) atau yang biasa disapa Muti, memulai usaha hampersnya sejak lulus sekolah dan kini bisnisnya kian berkembang.
Muti tertarik untuk memulai usaha ini karena ajakan temannya pada saat itu dan juga dia melihat sebuah peluang yang cukup besar dari usaha hampers ini yang pada saat itu tren hampers cukup diminati oleh masyarakat. Jenis hampers yang dia buat adalah alat makanan seperti piring, sendok, garpu, gelas, cangkir, hingga serbet.
“Harga hampers yang biasa kita jual mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 250.000, itu semua tergantung isi dari hampersnya,” ujar Muti.
Alat makan yang dia jadikan hampers berbahan dasar kayu karena menghindari terjadi pecah ataupun retak ketika dalam proses pengiriman. Selain itu, alat makan yang berbahan dasar kayu menurutnya bisa lebih menarik dari segi tampilan rustic yang dominasi warna coklat.
Dia menuturkan, keuntungan yang didapat mendekati momen perayaan hari Natal ini cenderung naik secara signifikan yakni sekitar Rp4.000.000 sampai Rp5.000.000. Sedangkan pada hari-hari biasa, keutungannya berkisar dari Rp2.000.000 sampai Rp3.000.000 dan itu semua tergantung jenis pemesanan.
Muti saat ini ingin mengembangkan usahanya lagi lebih jauh dengan bermitra lebih banyak marketplace lainnya seperti Lazada atau Shopee. Dia berharap usahanya ini menjangkau semakin luas khususnya kawasan Jabodetabek.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.