Ilustrasi bioskop. (Sumber gambar: Samuel Regan/Unsplash)

Film Horor Mendominasi, Sineas Dambakan Variasi Genre Sinema pada 2024

18 December 2023   |   22:47 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Industri perfilman Indonesia terus menunjukkan tajinya. Meski sempat lesu akibat pandemi Covid-19, perfilman nasional kini terus mengalami pertumbuhan. Menurut data dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), jumlah penonton film Indonesia pada 2022 mencapai 55 juta penonton.
 
Angka tersebut melebihi pencapaian jumlah penonton sebelum pandemi atau tepatnya pada 2019 yang mencatatkan sebanyak 52 juta penonton. Jika menggunakan rata-rata harga tiket Rp40.000, jumlah pendapatan dari penjualan tiket film Indonesia di bioskop pada 2022 mencapai Rp2,2 triliun.
 
Selain itu, masih pada tahun yang sama, nilai market share atau pangsa pasar film Indonesia mencapai 61%, di mana angka tersebut tidak pernah tercatat dalam pencapaian industri sinema sebelumnya. Di sisi lain, nilai pendapatan langganan video on demand di Indonesia mencapai US$411 juta pada 2021.
 
Peningkatan itu juga terjadi pada tahun ini. Meski tidak ada data resmi secara nasional, salah satu jaringan bioskop terbesar di Tanah Air, Cinema XXI, menyebutkan bahwa terjadi lonjakan penonton per September 2023 mencapai 59,1 juta penonton. Angka itu naik sebesar 15,9% dari 51,10 juta penonton pada September 2022. Kenaikan itu pun menghasilkan Gross Box Office (GBO) bagi perusahaan itu mencapai Rp2,5 triliun hingga September 2023.

Baca juga: Industri Film Indonesia Masih Bermain di Pasar Tunggal, Begini Tanggapan Sineas & Pengamat Film
 
Meski demikian, film-film yang dirilis pada 2023 didominasi oleh genre horor. Tren ini terjadi sejak film KKN di Desa Penari sukses meraup 10 juta lebih penonton di bioskop pada 2022. Capaian itu pun menjadikan film besutan Awi Suryadi tersebut sebagai film Indonesia terlaris sepanjang masa.
 
Sejak itu, banyak film horor bermunculan dan berlomba-lomba untuk meraup kesuksesan serupa dari segi jumlah penonton, dan terus berlanjut hingga sepanjang 2023. Fenomena ini pun menjadi sorotan para pelaku industri, yang khawatir akan pudarnya keragaman perfilman Tanah Air pada tahun mendatang.
 
Sutradara Makbul Mubarak menilai selama para produser masih getol membuat film dengan genre yang sama dan membuat judul-judul sinema bioskop kurang variatif, penonton film akan lebih melirik layanan streaming OTT untuk mencari tontonan yang lebih bervariasi.
 
"Kalau orang ke bioskop filmnya horor semua, mereka pastinya akan lari ke layanan streaming karena akan bosan juga. Sedangkan di layanan streaming sekarang kontennya makin variatif," katanya saat dihubungi Hypeabis.id.
 

Ilustrasi penonton bioskop. (Sumber gambar: Felipe Bustillo/Unsplash)

Ilustrasi penonton bioskop. (Sumber gambar: Felipe Bustillo/Unsplash)

Makbul berpendapat selain horor, genre lain yang juga akan mendominasi film-film di bioskop pada tahun mendatang yakni aksi. Sebab, menurutnya, penonton saat ini ke bioskop cenderung mencari eksperimen saat menonton film, alih-alih menitikberatkan pada segi cerita.
 
"Karena biasanya film horor dan aksi itu kan menawarkan gambar dan suara yang megah, dan orang-orang sekarang butuh alasan yang kuat untuk mau menonton ke bioskop. Meskipun sebenarnya ini juga bukan tren yang baru," kata sutradara yang menggarap film Autobiography itu.
 
Besarnya minat penonton terhadap film-film horor membuat para filmmaker kini mulai menaikkan standar produksinya dalam membuat karya sinema genre tersebut. Makbul melihat di samping menyuguhkan film horor, para pembuat film juga mulai memberikan tawaran-tawaran menarik dalam karyanya, misalnya dari segi estetika visual.
 
"Mau enggak mau mereka [sutradara film horor] harus menaikkan production value-nya sekarang. Karena kalau enggak nanti penonton bosan," kata sutradara peraih Piala Citra FFI 2022 itu.
 
Pada kesempatan terpisah, Produser Amrit Punjabi berharap bahwa film-film Indonesia yang akan tayang pada 2024 bisa lebih variatif, alih-alih didominasi oleh genre horor seperti tahun ini. Hal itu menurutnya mesti mendapatkan perhatian khusus oleh para produser dan para pembuat film agar membuat industri perfilman tetap sehat.
 
Sekalipun tetap ingin membuat film horor, Amrit menilai bahwa rumah produksi harus meningkatkan kualitas sinema horornya guna memberikan pengalaman yang berbeda kepada penonton. "Karena hampir semua film horor yang dibuat serius dan bujet tinggi tahun ini jalan banget," katanya.
 
Menurut Amrit, di tengah perkembangan kualitas film dan jumlah penonton saat ini, sudah semestinya Indonesia memiliki lebih banyak bioskop untuk mengakomodir pertumbuhan tersebut. Dia menyebutkan bahwa Indonesia saat ini baru memiliki sekitar 2.000 layar bioskop, sedangkan menurutnya diperlukan minimal 5.000 bioskop menopang kebutuhan layar film di Tanah Air.
 
"Karena paling penting untuk pertumbuhan industri perfilman adalah dengan bertambahnya layar bioskop," ucapnya.

Baca juga: 10 Film dan Serial Paling Dicari Orang Indonesia, Ada Gadis Kretek hingga Dokumenter Ice Cold

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Cek Update Jadwal Perilisan Film Anyar dari Marvel Studios

BERIKUTNYA

Awas, Stres Finansial Bisa Pengaruhi Psikologi Keluarga

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: