Meneropong Geliat Konser Musik 2024 di Indonesia
18 December 2023 |
13:34 WIB
Maraknya perhelatan festival musik dan panggung konser di Indonesia, baik berskala nasional maupun internasional, masih akan berlanjut pada tahun depan. Meski 2024 diprediksi memiliki dinamika berbeda, industri hiburan musik bakal masih semarak.
Geliat panggung pertunjukan musik ini mulai terlihat tatkala sejumlah promotor mulai mengumumkan jadwal sejumlah penyanyi internasional yang akan manggung di Indonesia. Selain itu, promotor lain yang memiliki IP festival besar di Indonesia juga telah mengumumkan tanggal pelaksanaannya.
Misalnya, Incubus, band rock asal Amerika Serikat yang dijadwalkan tampil di Jakarta pada 23 April 2024. Kemudian, legenda hidup jaz Diana Krall juga akan mampir ke Indonesia pada Mei 2024. Lalu, duo Jepang, Yoasobi, akan menggelar konser tunggal di Indonesia pada 16 Januari 2024.
Baca juga: Profil Band Rock Incubus, Siap Gelar Konser Lagi di Indonesia pada 2024
Pengamat musik nasional Mudya Mustamin mengatakan bahwa industri konser pada 2024 bakal makin seru. Sebab, proses transisi setelah mandek akibat pandemi Covid-19 telah berhasil dilewati, sehingga tahun depan industri ini akan menuju ke keseimbangan baru.
Selain itu, Mudya juga melihat ada keseriusan dari pemerintah yang mulai terbentuk. Jika sebelumnya industri ini seolah berjalan sendiri, kini pertunjukan musik mulai dilirik. Hal ini tak lepas dari efek ekonomi yang besar dari tiap kali penyelenggaraan konser.
Dengan kerja sama dari berbagai pihak, dirinya berharap industri konser bisa makin semarak dan berkelanjutan. Sebab, pekerjaan rumah untuk merapikan gelaran konser masih menanti, termasuk soal perizinan.
“Akan tetapi, sekarang mulai ada kebijakan untuk menerapkan sistem pengajuan perizinan event secara online dari pemerintah, yang mana bisa menjadi percepatan yang positif dalam dunia showbiz,” jelas Mudya kepada Hypeabis.id.
Sejauh ini, regulasi perizinan satu pintu untuk konser musik baru masuk tahap finalisasi. Nantinya, regulasi ini diharapkan bisa memangkas waktu perizinan menjadi 14-21 hari. Dengan demikian, ada kepastian perizinan yang lebih jelas.
Segendang sepenarian, CEO Rajawali Indonesia Tovic Raharja juga optimistis dengan industri konser di Indonesia pada tahun depan. Promotor yang memegang event Jogjarockarta Festival dan Prambanan Jazz Festival ini memprediksi tren positif dan geliat masyarakat terhadap konser yang tinggi masih akan berlanjut pada 2024.
Kendati demikian, Tovic melihat ada semacam refleksi dan penyatuan visi dari para promotor agar industri ini bisa makin berkembang. Sebab, setelah pandemi mereda, bermunculan promotor baru yang kemudian bak pisau bermata dua.
Pada satu sisi, geliat konser jadi begitu hidup pada 2023. Namun, di sisi yang lain, sejumlah permasalahan, termasuk konser yang batal hingga refund tiket yang berlarut-larut, juga jadi kondisi yang perlu diperhatikan.
“Jangan sampai ini hanya jadi semacam aji mumpung saja. Tapi, memang pasti akan ada seleksi alam yang terjadi. Festival yang memang berkonsep jelas dan teratur akan bertahan, begitu sebaliknya,” ucap Tovic kepada Hypeabis.id.
Di samping itu, pihaknya sampai saat ini masih menanti realisasi dari kebijakan satu pintu yang akan diterapkan pemerintah terkait perizinan konser. Dirinya berharap, perizinan satu pintu ini bisa segera diaplikasikan, utamanya dengan konsep yang sudah matang.
Terlebih, konsep satu pintu ini juga sebaiknya tidak hanya terkonsentrasi untuk perizinan semata. Ke depan, isu tentang royalti juga mesti didorong dan hal tersebut sebenarnya bisa turut dimasukkan ke dalam satu elemen perizinan satu pintu yang saat ini sedang dikembangkan.
“Jadi, ada sistem One Single Submission (OSS), promotor bisa log in soal perizinan dan soal royalti itu. Jadi satu pintu ini bisa merambah ke mana-mana,” imbuhnya.
Anas Alimi selaku founder Rajawali Indonesia juga cukup optimistis industri konser bakal tetap semarak pada 2024. Namun, mengingat sejumlah dinamika, termasuk pesta demokrasi akan terjadi pada tahun depan, tentu efeknya akan terjadi beberapa penyesuaian.
Anas mengatakan beberapa waktu lalu dirinya dan sejumlah promotor telah berbincang dengan pihak kepolisian, utamanya soal perizinan konser di tahun politik. Dari obrolan itu, pada intinya industri konser bisa tetap berjalan.
Namun, promotor mendapat imbauan bahwa sebaiknya menghindari membuat acara konser pada Februari dan Juni di Jakarta. Sebab, pada momen itu tengah dilaksanakan pemilu dan hari tenang.
Sejauh ini, para promotor menyambut baik dari arahan tersebut. Sebab, jika dibandingkan periode sebelumnya, peraturan ini masih cukup memahami kebutuhan industri musik. Saat ini, beberapa promotor juga sudah banyak yang mengumumkan tanggal pelaksanaan konser atau festival yang akan dilaksanakannya. Artinya, semarak bermusik itu masih akan tetap ada tahun depan.
Sementar itu, Mudya menambahkan kalau pengaruh dinamika 2024 memang tidak terlalu besar, utamanya jika semua berjalan sesuai kondisi. Kalaupun ada pengaruh, sifatnya hanya sementara. Sebab, musik adalah bagian dari kehidupan manusia.
Baca juga: 8 Jadwal Konser Musik Seru pada Akhir Tahun 2023, Ada Rossa hingga Steve Aoki
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Geliat panggung pertunjukan musik ini mulai terlihat tatkala sejumlah promotor mulai mengumumkan jadwal sejumlah penyanyi internasional yang akan manggung di Indonesia. Selain itu, promotor lain yang memiliki IP festival besar di Indonesia juga telah mengumumkan tanggal pelaksanaannya.
Misalnya, Incubus, band rock asal Amerika Serikat yang dijadwalkan tampil di Jakarta pada 23 April 2024. Kemudian, legenda hidup jaz Diana Krall juga akan mampir ke Indonesia pada Mei 2024. Lalu, duo Jepang, Yoasobi, akan menggelar konser tunggal di Indonesia pada 16 Januari 2024.
Baca juga: Profil Band Rock Incubus, Siap Gelar Konser Lagi di Indonesia pada 2024
Pengamat musik nasional Mudya Mustamin mengatakan bahwa industri konser pada 2024 bakal makin seru. Sebab, proses transisi setelah mandek akibat pandemi Covid-19 telah berhasil dilewati, sehingga tahun depan industri ini akan menuju ke keseimbangan baru.
Selain itu, Mudya juga melihat ada keseriusan dari pemerintah yang mulai terbentuk. Jika sebelumnya industri ini seolah berjalan sendiri, kini pertunjukan musik mulai dilirik. Hal ini tak lepas dari efek ekonomi yang besar dari tiap kali penyelenggaraan konser.
Dengan kerja sama dari berbagai pihak, dirinya berharap industri konser bisa makin semarak dan berkelanjutan. Sebab, pekerjaan rumah untuk merapikan gelaran konser masih menanti, termasuk soal perizinan.
“Akan tetapi, sekarang mulai ada kebijakan untuk menerapkan sistem pengajuan perizinan event secara online dari pemerintah, yang mana bisa menjadi percepatan yang positif dalam dunia showbiz,” jelas Mudya kepada Hypeabis.id.
Sejauh ini, regulasi perizinan satu pintu untuk konser musik baru masuk tahap finalisasi. Nantinya, regulasi ini diharapkan bisa memangkas waktu perizinan menjadi 14-21 hari. Dengan demikian, ada kepastian perizinan yang lebih jelas.
Konser Coldplay di Jakarta (Sumber foto: JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti)
Kendati demikian, Tovic melihat ada semacam refleksi dan penyatuan visi dari para promotor agar industri ini bisa makin berkembang. Sebab, setelah pandemi mereda, bermunculan promotor baru yang kemudian bak pisau bermata dua.
Pada satu sisi, geliat konser jadi begitu hidup pada 2023. Namun, di sisi yang lain, sejumlah permasalahan, termasuk konser yang batal hingga refund tiket yang berlarut-larut, juga jadi kondisi yang perlu diperhatikan.
“Jangan sampai ini hanya jadi semacam aji mumpung saja. Tapi, memang pasti akan ada seleksi alam yang terjadi. Festival yang memang berkonsep jelas dan teratur akan bertahan, begitu sebaliknya,” ucap Tovic kepada Hypeabis.id.
Di samping itu, pihaknya sampai saat ini masih menanti realisasi dari kebijakan satu pintu yang akan diterapkan pemerintah terkait perizinan konser. Dirinya berharap, perizinan satu pintu ini bisa segera diaplikasikan, utamanya dengan konsep yang sudah matang.
Terlebih, konsep satu pintu ini juga sebaiknya tidak hanya terkonsentrasi untuk perizinan semata. Ke depan, isu tentang royalti juga mesti didorong dan hal tersebut sebenarnya bisa turut dimasukkan ke dalam satu elemen perizinan satu pintu yang saat ini sedang dikembangkan.
“Jadi, ada sistem One Single Submission (OSS), promotor bisa log in soal perizinan dan soal royalti itu. Jadi satu pintu ini bisa merambah ke mana-mana,” imbuhnya.
Konser Sheila On 7 (Sumber foto: JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani)
Pengaruh Dinamika 2024
Anas Alimi selaku founder Rajawali Indonesia juga cukup optimistis industri konser bakal tetap semarak pada 2024. Namun, mengingat sejumlah dinamika, termasuk pesta demokrasi akan terjadi pada tahun depan, tentu efeknya akan terjadi beberapa penyesuaian.Anas mengatakan beberapa waktu lalu dirinya dan sejumlah promotor telah berbincang dengan pihak kepolisian, utamanya soal perizinan konser di tahun politik. Dari obrolan itu, pada intinya industri konser bisa tetap berjalan.
Namun, promotor mendapat imbauan bahwa sebaiknya menghindari membuat acara konser pada Februari dan Juni di Jakarta. Sebab, pada momen itu tengah dilaksanakan pemilu dan hari tenang.
Sejauh ini, para promotor menyambut baik dari arahan tersebut. Sebab, jika dibandingkan periode sebelumnya, peraturan ini masih cukup memahami kebutuhan industri musik. Saat ini, beberapa promotor juga sudah banyak yang mengumumkan tanggal pelaksanaan konser atau festival yang akan dilaksanakannya. Artinya, semarak bermusik itu masih akan tetap ada tahun depan.
Sementar itu, Mudya menambahkan kalau pengaruh dinamika 2024 memang tidak terlalu besar, utamanya jika semua berjalan sesuai kondisi. Kalaupun ada pengaruh, sifatnya hanya sementara. Sebab, musik adalah bagian dari kehidupan manusia.
Baca juga: 8 Jadwal Konser Musik Seru pada Akhir Tahun 2023, Ada Rossa hingga Steve Aoki
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.