Ilustrasi arsitek perempuan. (Sumber gambar: Pavel Danilyuk/Pexels)

Representasi Arsitek Perempuan Indonesia: Ramai di Bangku Kuliah, Sepi di Lapangan

18 December 2023   |   14:00 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Minimnya representasi perempuan di dunia arsitektur adalah isu yang telah hadir sejak lama, dan tetap menjadi perbincangan hingga sekarang. Namun, di tengah ketimpangan proporsi itu, keterlibatan perempuan dalam dunia arsitektur mengalami pertumbuhan dalam beberapa tahun terakhir.

Hal tersebut salah satunya tercermin dalam partisipasi keikutsertaan biro yang dikepalai perempuan di Indonesian Architects Week (IAW), salah satu pameran Internasional terkurasi yang melibatkan arsitek se-Indonesia.

Baca juga: Kenalan dengan Ibu Arsitek, Komunitas Berbagi Ruang & Dukungan Bagi Arsitek Perempuan
 
Pada 2011, terdapat 10 karya yang mewakili karya perempuan, lalu pada 2017 di Seoul meningkat menjadi 12 karya, hingga pada IAW Rio 2021 terdapat 19 karya arsitektur terpilih yang didesain oleh perempuan. Kenaikan representasi yang hampir 100 persen semenjak IAW Tokyo 2011 tersebut, menunjukkan adanya pertumbuhan yang signifikan dari jumlah biro arsitektur yang dinakhodai perempuan di Indonesia.
 
Stereotipe kantor arsitektur yang dipimpin oleh satu orang laki-laki sudah semakin memudar, sejalan dengan bertambahnya jumlah perempuan dalam peran kepemimpinan. Lanskap dunia arsitektur saat ini justru diwarnai dengan keberagaman yang menarik.
 
Arsitek Anissa Santoso mengatakan, di lingkungan pendidikan arsitektur seperti kampus-kampus, sebenarnya jumlah mahasiswa perempuan lebih banyak daripada laki-laki, bahkan perbandingannya bisa 3:1. Hanya, pada saat lulus dan bicara soal keprofesian, sedikit perempuan yang benar-benar menjadi arsitek profesional.
 
Hal tersebut salah satunya tercermin dalam keikutsertaan perempuan sebagai anggota Ikatan Arsitek Indonesia (IAI). Data IAI nasional menunjukkan bahwa selama 10 tahun terakhir atau tepatnya pada 2013-2023, jumlah anggota aktif IAI nasional perempuan yakni 747 orang, sedangkan anggota laki-laki sebanyak 1662 orang.
 
"Tapi kalau melihat dari jumlah yang berpraktik sekarang ini ketimbang dulu lebih kelihatan representasinya bertumbuh. Harapannya perempuan yang berprofesi sebagai arsitek bisa terus meningkat," katanya saat ditemui Hypeabis.id di Dia.lo.gue ArtSpace, Kemang, Jakarta Selatan, Minggu (17/12/2023).
 

Ilustrasi arsitek perempuan. (Sumber gambar: Pavel Danilyuk/Pexels)

Ilustrasi arsitek perempuan. (Sumber gambar: Karolina Grabowska/Pexels)

Tantangan Arsitek Perempuan
Diakui oleh Anissa dunia arsitek yang masih didominasi oleh pekerja laki-laki menjadi tantangan utama mengapa representasi perempuan dalam profesi tersebut masih minim. Selain arsitek, beberapa profesi yang bersinggungan langsung dengan dunia ini seperti kontraktor dan tukang, kebanyakan diisi oleh laki-laki.
 
Di samping itu, proyek yang dikerjakan seorang arsitek juga umumnya berlangsung dalam durasi yang cukup lama, sehingga butuh tenaga, ketahanan, dan ketekunan untuk menyelesaikannya. Kondisi inilah yang acapkali menjadi tantangan bagi perempuan, terlebih mereka yang sudah berkeluarga dan memiliki anak.
 
"Menurut saya, perempuan sebagai arsitek itu butuh sekali support system dari lingkungan terkecilnya, seperti orang tua atau suami. Jadi di luar kecintaan terhadap profesinya, perempuan sangat membutuhkan dukungan itu," ujarnya.
 
Anissa berpendapat representasi menjadi sangat penting dalam memperjuangkan posisi perempuan di dunia arsitektur. Seiring perkembangan zaman, katanya, semakin banyak profesi arsitektur yang dipimpin oleh perempuan, dan cara praktik yang semakin beragam, membuka kesempatan-kesempatan baru bagi perempuan.
 
Hal itu, lanjut Anissa, bisa dilakukan dengan cara menciptakan lingkungan kerja yang suportif dan memberikan kesempatan kedudukan yang sama terhadap arsitek perempuan. Misalnya, perempuan bisa diberikan kesempatan untuk menjadi pemimpin proyek, alih-alih hanya ditempatkan pada bagian desain interior.
 
"Di beberapa negara seperti Singapura dan Thailand itu sudah tidak memandang itu. Jadi posisi leader itu sudah banyak diisi oleh perempuan, dan itu sudah berlangsung sejak 15 tahun lalu. Tapi di Indonesia masih menuju ke sana," imbuh perempuan pendiri studio.talk itu.

Baca juga: Komunitas Ibu Arsitek Gelar Pameran Selebrasi 5 Tahun, Angkat Profil & Peran Perempuan Arsitek

Editor: Dika  Irawan

SEBELUMNYA

Meneropong Geliat Konser Musik 2024 di Indonesia

BERIKUTNYA

Genhype Alami Kecemasan Berlebih Karena Gadget? Kenali Ciri Nomophobia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: