3 Kiat Bangun Personal Branding yang Kuat di LinkedIn, Fresh Graduate Wajib Tahu!
16 December 2023 |
09:44 WIB
LinkedIn menjadi salah satu platform yang diandalkan banyak orang untuk membangun jaringan karier, mencari peluang pekerjaan, hingga meningkatkan visibilitas profesional lewat personal branding. Banyak pengguna di dunia termasuk Indonesia yang menjadikan LinkedIn sebagai sumber potensial untuk mencari pekerjaan sekaligus membangun jaringan karier.
Sebagian dari Genhype mungkin ada yang baru ingin memulai karier, dan kebingungan bagaimana caranya memaksimalkan personal branding di LinkedIn. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menampilkan personal branding yang kuat di LinkedIn.
Baca juga: Bisa Kalian Coba, 5 Strategi Unik Arief Muhammad Membangun Personal Branding
Baik sebagai eksekutif, profesional korporasi, pekerja lepas, maupun konten kreator, pengguna dapat mulai membangun branding profesional dengan membuat konten dan berbagi pengalaman di LinkedIn. Di lingkungan bisnis yang dinamis dan berkembang pesat saat ini, para pencari kerja perlu menunjukan skill dan pengalamannya dengan jelas untuk memposisikan diri secara kuat dan unik di hadapan calon perekrut.
"Aktif berjejaring online sembari menampilkan branding sangatlah penting untuk menunjukan kredibilitas dan pengalaman kita kepada koneksi kita di LinkedIn, yang juga dapat meningkatkan kepercayaan seseorang akan latar belakang kita," kata Serla Rusli selaku LinkedIn Career Expert.
Pertama, kalian dapat memperbarui foto profil atau video. Sebagai alternatif, aktifkan mode Creator untuk menambahkan Cover Story, yang merupakan cara efektif untuk berbagi lebih banyak tentang diri, tujuan karier, dan soft skill secara autentik. Dengan mengaktifkan mode Creator, para pengguna akan otomatis menerima akses ke berbagai tools seperti LinkedIn Live dan Newsletter, sehingga dapat berbagi konten-konten visual yang menarik.
Selain itu, optimalkan juga strategi konten dengan menganalisa kinerja konten, mulai dari impression, statistik engagement, analisis single post, hingga analisis audiens yang lebih mendalam.
Kedua, perbarui summary atau rangkuman riwayat profesional dan target karier apa yang dicari. Pertimbangkan untuk memasukkan skill dan kata kunci relevan pada deskripsi pekerjaan yang menarik, sehingga meningkatkan visibilitas dalam pencarian perekrut.
Ketiga, profesional yang membangun audiens kuat melalui konten harus memiliki tujuan dan segmen yang jelas. Misalnya sebagai pengusaha sukses, pengguna dapat memberikan kiat-kiat membangun usaha. Sementara sebagai pekerja profesional, bisa memberikan panduan kepada mahasiswa mengenai memulai karier. Memiliki tujuan membuat pembicaraan lebih jelas dan membantu menemukan suara yang autentik, unik, dan konsisten.
Keempat, pertahankan engagement dengan audiens melalui percakapan interaktif, dan bukan sekadar menyiarkan informasi. Bangun audiens untuk saling berinteraksi dan berbagi perspektif melalui komentar di postingan kalian. Ketika berbicara dengan para profesional yang telah berhasil membangun audiens, mereka akan berbagi pengalaman bahwa konsistensi lebih penting daripada konten yang sempurna.
Kelima, menambahkan hashtag yang relevan dapat meningkatkan potensi konten-konten ditemukan secara luas. Hashtag juga berperan sebagai kata kunci untuk memberi kejelasan tentang jenis artikel yang kalian tulis.
Jejaring yang telah dibangun sangat penting untuk mengembangkan karier, mengingat para profesional di LinkedIn 4 kali lebih mungkin mendapatkan pekerjaan lewat networking mereka.
Ada enam hal yang perlu diperhatikan dalam membangun jejaring yang kuat di LinkedIn. Pertama, terhubung dengan orang-orang yang dikenal, termasuk teman, keluarga, kolega, dan orang-orang yang kalian kenal di luar dunia kerja, yang bisa memberikan nilai tambah pada jejaring kalian dan sebaliknya.
Kedua, jaga jejaring. Kalian perlu menawarkan bantuan dan dukungan kepada orang lain, menciptakan percakapan, dan selalu mengikuti perkembangan terkini dalam industri. Ketiga, berbagi pengalaman dan opini, mulai dari berbagi postingan rekan sambil menyertakan kesimpulan yang kalian buat, hingga meminta jejaring memberi pendapat mereka. Kalian juga bisa membuat polling untuk mendapatkan insights, mengajak teman melihat di balik layar industri melalui fitur LinkedIn Live, serta masih banyak lainnya.
Keempat, mengikuti (follow) orang-orang inspiratif. Jika kalian mencari pengetahuan untuk mengatasi tantangan profesional yang sulit hingga kiat untuk mengembangkan karier, maka dapat mulai mengikuti para pemimpin di seluruh dunia untuk mempelajari cerita dan pengalaman mereka. Kelima, mengikuti (follow) perusahan-perusahaan di LinkedIn untuk mempelajari lebih lanjut tentang peluang kerja yang tersedia dan budaya perusahaan terkait.
Keenam, bergabung dengan grup profesional. Hal ini membantu kalian memanfaatkan jejaring profesional di industri yang sama atau berbagi minat yang sama, bertukar wawasan, serta membangun koneksi yang bernilai tambah.
LinkedIn memaparkan di Indonesia, skill yang diperlukan untuk suatu pekerjaan tertentu telah berubah rata-rata sebesar 21 persen sejak tahun 2015. Dengan perubahan tersebut, skill dapat berubah hampir 40 persen pada 2025. Saat ini, data LinkedIn menunjukkan kesenjangan skill terbesar di Tanah Air terdapat pada kompetensi Data Science, Web Development, dan Desain Grafis.
Ada tiga cara untuk mengembangkan dan menunjukkan skill di LinkedIn. Pertama, temukan skill yang relevan untuk dikembangkan, salah satunya dengan fitur LinkedIn Learning, platform pengembangan skill dengan berbagai rekomendasi pembelajaran yang dipersonalisasi.
Fitur ini merupakan perpustakaan yang berisi lebih dari 21.000 kursus dengan sekitar 60 kursus baru yang ditambahkan setiap minggunya, guna memberdayakan para profesional dalam mengembangkan skill yang tepat untuk memajukan karier mereka. LinkedIn Learning Pathfinder dapat membantu pengguna mengidentifikasi dan membangun skill berdasarkan ambisi karier.
Kedua, tunjukkan skill yang tepat. Mulailah dengan 5 skill paling relevan untuk pekerjaan yang kalian inginkan, serta pikirkan secara luas tentang skill yang mungkin bisa diperoleh. Permudah perekrut untuk memahami skill kalian dengan membuatnya selaras terhadap pekerjaan yang diinginkan.
Adapun, ketiga, tunjukkan bagaimana kalian menggunakan skill yang dikuasai. Semakin banyak perekrut yang ingin tahu bagaimana dan di mana kalian menggunakan keahlian tersebut. Tambahkan daftar skills ke bagian riwayat karier agar calon perekrut melihat nilai kontribusi yang dapat kalian berikan kepada organisasi mereka. Skill yang terdaftar kemudian akan muncul secara otomatis pada lowongan pekerjaan yang relevan ketika perekrut sedang mencari skills.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Sebagian dari Genhype mungkin ada yang baru ingin memulai karier, dan kebingungan bagaimana caranya memaksimalkan personal branding di LinkedIn. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menampilkan personal branding yang kuat di LinkedIn.
Baca juga: Bisa Kalian Coba, 5 Strategi Unik Arief Muhammad Membangun Personal Branding
1. Bangun branding profesional
Baik sebagai eksekutif, profesional korporasi, pekerja lepas, maupun konten kreator, pengguna dapat mulai membangun branding profesional dengan membuat konten dan berbagi pengalaman di LinkedIn. Di lingkungan bisnis yang dinamis dan berkembang pesat saat ini, para pencari kerja perlu menunjukan skill dan pengalamannya dengan jelas untuk memposisikan diri secara kuat dan unik di hadapan calon perekrut."Aktif berjejaring online sembari menampilkan branding sangatlah penting untuk menunjukan kredibilitas dan pengalaman kita kepada koneksi kita di LinkedIn, yang juga dapat meningkatkan kepercayaan seseorang akan latar belakang kita," kata Serla Rusli selaku LinkedIn Career Expert.
Pertama, kalian dapat memperbarui foto profil atau video. Sebagai alternatif, aktifkan mode Creator untuk menambahkan Cover Story, yang merupakan cara efektif untuk berbagi lebih banyak tentang diri, tujuan karier, dan soft skill secara autentik. Dengan mengaktifkan mode Creator, para pengguna akan otomatis menerima akses ke berbagai tools seperti LinkedIn Live dan Newsletter, sehingga dapat berbagi konten-konten visual yang menarik.
Selain itu, optimalkan juga strategi konten dengan menganalisa kinerja konten, mulai dari impression, statistik engagement, analisis single post, hingga analisis audiens yang lebih mendalam.
Kedua, perbarui summary atau rangkuman riwayat profesional dan target karier apa yang dicari. Pertimbangkan untuk memasukkan skill dan kata kunci relevan pada deskripsi pekerjaan yang menarik, sehingga meningkatkan visibilitas dalam pencarian perekrut.
Ketiga, profesional yang membangun audiens kuat melalui konten harus memiliki tujuan dan segmen yang jelas. Misalnya sebagai pengusaha sukses, pengguna dapat memberikan kiat-kiat membangun usaha. Sementara sebagai pekerja profesional, bisa memberikan panduan kepada mahasiswa mengenai memulai karier. Memiliki tujuan membuat pembicaraan lebih jelas dan membantu menemukan suara yang autentik, unik, dan konsisten.
Keempat, pertahankan engagement dengan audiens melalui percakapan interaktif, dan bukan sekadar menyiarkan informasi. Bangun audiens untuk saling berinteraksi dan berbagi perspektif melalui komentar di postingan kalian. Ketika berbicara dengan para profesional yang telah berhasil membangun audiens, mereka akan berbagi pengalaman bahwa konsistensi lebih penting daripada konten yang sempurna.
Kelima, menambahkan hashtag yang relevan dapat meningkatkan potensi konten-konten ditemukan secara luas. Hashtag juga berperan sebagai kata kunci untuk memberi kejelasan tentang jenis artikel yang kalian tulis.
Ilustrasi LinkedIn. (Sumber gambar: Nathana Reboucas/Pexels)
2. Utamakan jejaring
Jejaring yang telah dibangun sangat penting untuk mengembangkan karier, mengingat para profesional di LinkedIn 4 kali lebih mungkin mendapatkan pekerjaan lewat networking mereka. Ada enam hal yang perlu diperhatikan dalam membangun jejaring yang kuat di LinkedIn. Pertama, terhubung dengan orang-orang yang dikenal, termasuk teman, keluarga, kolega, dan orang-orang yang kalian kenal di luar dunia kerja, yang bisa memberikan nilai tambah pada jejaring kalian dan sebaliknya.
Kedua, jaga jejaring. Kalian perlu menawarkan bantuan dan dukungan kepada orang lain, menciptakan percakapan, dan selalu mengikuti perkembangan terkini dalam industri. Ketiga, berbagi pengalaman dan opini, mulai dari berbagi postingan rekan sambil menyertakan kesimpulan yang kalian buat, hingga meminta jejaring memberi pendapat mereka. Kalian juga bisa membuat polling untuk mendapatkan insights, mengajak teman melihat di balik layar industri melalui fitur LinkedIn Live, serta masih banyak lainnya.
Keempat, mengikuti (follow) orang-orang inspiratif. Jika kalian mencari pengetahuan untuk mengatasi tantangan profesional yang sulit hingga kiat untuk mengembangkan karier, maka dapat mulai mengikuti para pemimpin di seluruh dunia untuk mempelajari cerita dan pengalaman mereka. Kelima, mengikuti (follow) perusahan-perusahaan di LinkedIn untuk mempelajari lebih lanjut tentang peluang kerja yang tersedia dan budaya perusahaan terkait.
Keenam, bergabung dengan grup profesional. Hal ini membantu kalian memanfaatkan jejaring profesional di industri yang sama atau berbagi minat yang sama, bertukar wawasan, serta membangun koneksi yang bernilai tambah.
3. Kembangkan & tunjukkan skill
LinkedIn memaparkan di Indonesia, skill yang diperlukan untuk suatu pekerjaan tertentu telah berubah rata-rata sebesar 21 persen sejak tahun 2015. Dengan perubahan tersebut, skill dapat berubah hampir 40 persen pada 2025. Saat ini, data LinkedIn menunjukkan kesenjangan skill terbesar di Tanah Air terdapat pada kompetensi Data Science, Web Development, dan Desain Grafis.Ada tiga cara untuk mengembangkan dan menunjukkan skill di LinkedIn. Pertama, temukan skill yang relevan untuk dikembangkan, salah satunya dengan fitur LinkedIn Learning, platform pengembangan skill dengan berbagai rekomendasi pembelajaran yang dipersonalisasi.
Fitur ini merupakan perpustakaan yang berisi lebih dari 21.000 kursus dengan sekitar 60 kursus baru yang ditambahkan setiap minggunya, guna memberdayakan para profesional dalam mengembangkan skill yang tepat untuk memajukan karier mereka. LinkedIn Learning Pathfinder dapat membantu pengguna mengidentifikasi dan membangun skill berdasarkan ambisi karier.
Kedua, tunjukkan skill yang tepat. Mulailah dengan 5 skill paling relevan untuk pekerjaan yang kalian inginkan, serta pikirkan secara luas tentang skill yang mungkin bisa diperoleh. Permudah perekrut untuk memahami skill kalian dengan membuatnya selaras terhadap pekerjaan yang diinginkan.
Adapun, ketiga, tunjukkan bagaimana kalian menggunakan skill yang dikuasai. Semakin banyak perekrut yang ingin tahu bagaimana dan di mana kalian menggunakan keahlian tersebut. Tambahkan daftar skills ke bagian riwayat karier agar calon perekrut melihat nilai kontribusi yang dapat kalian berikan kepada organisasi mereka. Skill yang terdaftar kemudian akan muncul secara otomatis pada lowongan pekerjaan yang relevan ketika perekrut sedang mencari skills.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.