Alumni Seni Rupa ITB Gelar Pameran Pop Up Martket, Ada Ragam Patung & Lukisan
15 December 2023 |
21:23 WIB
Adagium silaturahmi dapat memperpanjang umur dan menambah rezeki sepertinya memang berlaku bagi orang yang mau menjalankannya. Salah satunya terhadap kelimun alumni Seni Rupa ITB angkatan 1984 yang menggelar pameran di Forme Gallery, Jakarta, pada 14 hingga 24 Desember 2023.
Mengusung tajuk Pop Up Martket, ekshibisi ini menampilkan berbagai karya seni dua hingga tiga dimensi. Total terdapat 25 alumni dari sekolah tinggi teknik pertama di Indonesia yang memacak berbagai bentuk karya, seperti lukisan, patung, hingga desain interior.
Secara umum, karya-karya yang dihadirkan terbagi menjadi dua kategori. Pertama adalah kategori seni murni, yang dapat dinikmati di bagian lantai atas Forme Gallery. Sedangkan kategori kedua merupakan karya-karya dari para alumni jurusan desain yang dipacak di lantai bawah galeri.
Baca juga: Alumni Seni Rupa ITB Gelar Pameran Pop Up Martket, Tampilkan Patung hingga Lukisan
Penggagas pameran, Ary Juwono, mengatakan ihwal pameran ini bermula saat mereka melangsungkan reuni pada pertengahan 2023. Dari sinilah kemudian tercetus keinginan untuk kembali berkarya bersama, sambil mempererat tali silaturahmi, alih-alih hanya menikmati masa tua di rumah.
Adapun, tajuk Pop Up Martket dipilih sebagai tema, karena layout atau tata letak karya didesain laiknya supermarket. Konsep inilah yang membuat pameran ini menjadi unik. Sebab, puluhan karya seni itu juga dipacak bersama buah-buahan, aneka produk makanan, dan instalasi.
Menurut Ary, tujuan dari pameran tersebut adalah, agar angkatan mereka bisa tetap terus berkarya meski ada yang sudah tidak berprofesi sebagai seniman. Tak hanya itu, kegiatan berekspresi ini dilakukan agar pikiran mereka bisa tetap sehat di tengah zaman yang kian kompleks.
"Selain itu, yang lebih penting lagi, sudah tidak ada lagi rasa mana karya yang terbaik di antara kami. Sebab, kebersamaan berkegiatanlah yang menjadi tujuan utamanya," kata desainer interior itu saat ditemui Hypeabis.id.
Salah satu yang menarik perhatian adalah karya tanpa judul dari Adil Indra Sidha. Lelaki yang kini menjadi konsultan desain interior di Indesain Interspace Aestetika, Jakarta itu memacak sepeda yang digunakan selama kuliah dengan latar ikon patung ganesha, dan catatan mengenai kisah sepeda tersebut dari pilinan kawat.
Kurator Asikin Hasan, mengatakan karya-karya yang ditampilkan dalam pameran ini menyuguhkan ego sektarian dari generasi tersebut. Terutama mengenai perkembangan seni rupa yang saat ini semakin cair, yang menyebabkan nama besar sebuah lembaga tidak bisa lagi dipertaruhkan tanpa mental seorang petarung.
"Seni rupa pada hari ini, tidak lagi berdiri pada setumpu filosofis yang elit dan ruwet, tetapi perayaan bersama yang ditunjang oleh kekuatan kapital, dan teknologi," katanya dikutip dari laman Instagram atas izin sang kurator.
Keunikan lain dari pameran ini adalah karya patung berjudul, Sama-sama Tunggangan (2017) dari Ibenk Noor. Sesuai judulnya karya molding ini menggambarkan kuda berwarna putih dengan perempuan yang sedang duduk menyilang kaki di atasnya. Tak hanya itu, sang perempuan juga diposisikan berpose mengangkat kedua tangan, yang mengingatkan pengunjung pada sosok Monroe.
Kemudian, ada pula lukisan bertajuk Follow the Sun, cat minyak di atas kanvas, 82 x 120 cm karya Pius Prio Wibowo. Lukisan bertitimangsa 2023 ini, menggoreskan matahari bercorak emas dengan garis-garis dengan blok merah, putih, biru, dan putih yang simetris. Sedangkan, bagian bawahnya tergambar tumbuhan berwarna hijau di sisi kanan dan kiri bidang kanvas.
Adapun, selain karya di muka, ada pula karya dari Adek Hendri, Adelinah CR, Adhy Putraka, Adil Indra S, Agung Handoko, Agus Suryana, Andrei FMT, dan Arif Adityawan. Kemudian ada juga Arya Bima, Bambang N, Baskoro S, Bragowo H. Eko Wibowo, Fuji Tjandra, Indra PA, Meiyani, Nuning D, Pius PW, Risadi Bramantyo, Wisnu, dan Yus Rusnaedi.
"Beberapa karya yang dipajang juga sudah laku dan bakal dikoleksi kolektor. Semoga, dengan apa yang kami lakukan ini dapat menginspirasi siapapun, bahwa memamerkan dan menjual karya, adalah salah satu cara untuk menjaga silaturahmi," terang Ary Juwono.
Baca juga: Pameran Kartono Yudhokusumo, Tapak Tilas Arsip Langka Sejarah Seni Rupa Indonesia
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Mengusung tajuk Pop Up Martket, ekshibisi ini menampilkan berbagai karya seni dua hingga tiga dimensi. Total terdapat 25 alumni dari sekolah tinggi teknik pertama di Indonesia yang memacak berbagai bentuk karya, seperti lukisan, patung, hingga desain interior.
Secara umum, karya-karya yang dihadirkan terbagi menjadi dua kategori. Pertama adalah kategori seni murni, yang dapat dinikmati di bagian lantai atas Forme Gallery. Sedangkan kategori kedua merupakan karya-karya dari para alumni jurusan desain yang dipacak di lantai bawah galeri.
Baca juga: Alumni Seni Rupa ITB Gelar Pameran Pop Up Martket, Tampilkan Patung hingga Lukisan
Penggagas pameran, Ary Juwono, mengatakan ihwal pameran ini bermula saat mereka melangsungkan reuni pada pertengahan 2023. Dari sinilah kemudian tercetus keinginan untuk kembali berkarya bersama, sambil mempererat tali silaturahmi, alih-alih hanya menikmati masa tua di rumah.
Adapun, tajuk Pop Up Martket dipilih sebagai tema, karena layout atau tata letak karya didesain laiknya supermarket. Konsep inilah yang membuat pameran ini menjadi unik. Sebab, puluhan karya seni itu juga dipacak bersama buah-buahan, aneka produk makanan, dan instalasi.
Beberapa karya di pameran Pop Up Martket (Sumber gambar Hypeabis.id/Prasetyo Agung Ginanjar)
"Selain itu, yang lebih penting lagi, sudah tidak ada lagi rasa mana karya yang terbaik di antara kami. Sebab, kebersamaan berkegiatanlah yang menjadi tujuan utamanya," kata desainer interior itu saat ditemui Hypeabis.id.
Lukisan hingga Desain Interior
Saat memasuki ruang pamer, mata pengunjung memang akan langsung disuguhi puluhan lukisan yang dipacak sedemikian rupa. Mereka berdampingan dengan patung, karya ukir, keramik, dan instalasi dengan berbagai media. Termasuk medium kayu, besi kawat, hingga tanah liat.Salah satu yang menarik perhatian adalah karya tanpa judul dari Adil Indra Sidha. Lelaki yang kini menjadi konsultan desain interior di Indesain Interspace Aestetika, Jakarta itu memacak sepeda yang digunakan selama kuliah dengan latar ikon patung ganesha, dan catatan mengenai kisah sepeda tersebut dari pilinan kawat.
Salah satu karya di pameran Pop Up Martket (Sumber gambar Hypeabis.id/Prasetyo Agung Ginanjar)
"Seni rupa pada hari ini, tidak lagi berdiri pada setumpu filosofis yang elit dan ruwet, tetapi perayaan bersama yang ditunjang oleh kekuatan kapital, dan teknologi," katanya dikutip dari laman Instagram atas izin sang kurator.
Keunikan lain dari pameran ini adalah karya patung berjudul, Sama-sama Tunggangan (2017) dari Ibenk Noor. Sesuai judulnya karya molding ini menggambarkan kuda berwarna putih dengan perempuan yang sedang duduk menyilang kaki di atasnya. Tak hanya itu, sang perempuan juga diposisikan berpose mengangkat kedua tangan, yang mengingatkan pengunjung pada sosok Monroe.
Salah satu karya di pameran Pop Up Martket (Sumber gambar Hypeabis.id/Prasetyo Agung Ginanjar)
Adapun, selain karya di muka, ada pula karya dari Adek Hendri, Adelinah CR, Adhy Putraka, Adil Indra S, Agung Handoko, Agus Suryana, Andrei FMT, dan Arif Adityawan. Kemudian ada juga Arya Bima, Bambang N, Baskoro S, Bragowo H. Eko Wibowo, Fuji Tjandra, Indra PA, Meiyani, Nuning D, Pius PW, Risadi Bramantyo, Wisnu, dan Yus Rusnaedi.
"Beberapa karya yang dipajang juga sudah laku dan bakal dikoleksi kolektor. Semoga, dengan apa yang kami lakukan ini dapat menginspirasi siapapun, bahwa memamerkan dan menjual karya, adalah salah satu cara untuk menjaga silaturahmi," terang Ary Juwono.
Baca juga: Pameran Kartono Yudhokusumo, Tapak Tilas Arsip Langka Sejarah Seni Rupa Indonesia
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.