Improvisasi Jadi Fondasi Komedi di Film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu

Dalam film bergenre komedi, akurasi dalam penyampaian dialog, ritme, dan gestur antarkarakter sering kali menjadi kunci keberhasilan tawa. Namun, pendekatan berbeda justru diambil oleh para komedian di balik film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu. Trio GJLS yang terdiri dari Rigen Rakelna, Ananta Rispo, dan Hidzi Khoir ini justru menemukan bentuk komedi terbaiknya lewat spontanitas.

Hal inilah yang kemudian menjadi napas utama dalam proses produksi film yang disutradrai Monty Tiwa tersebut. Improvisasi bukan hanya hadir sebagai tumbu tambahan, melainkan justru penyangga utama dari kelucuan ini. 

Baca juga: Ryan Adriandhy Ungkap Porsi Komedi di Film Animasi Jumbo

Salah satu anggota GJLS, Rispo, menyebut bahwa di film ini mereka diberi kebebasan yang sangat luas untuk mengembangkan naskah yang ada lewat improvisasi di lapangan. “Kalau ditanya improvisasi, terakhir kita update dari pak Monty, blooper kita aja sampai 90 menit ya pak,” ujar Rispo sembari tertawa.

Rispo mengatakan improvisasi merupakan bagian dari kesenangan grupnya saat menggarap film ini. Sebab, seperti saat di siniar, komedi yang muncul dari GJLS memang lebih banyak datang dari spontanitas di lapangan.

Dirinya menyebut sering kali ide-ide segar itu baru datang saat para pemain melihat set lokasi syuting. Akhirnya, pikiran-pikiran liar itu dituangkan ke dalam bentuk komedi. Di titik ini, lanjutnya, peran sutradara menjadi begitu krusial.

“Pak Monty itu terbuka. Dia menerima improvisasi. Namun, kalau kita udah terlalu aneh, pak Monty juga yang akhirnya ngarahin lagi. Yang suka improvisasi ini bukan cuma gue ya, tapi Hifdzi dan Rigen juga,” imbuhnya.

Hifdzi Khoir juga mengungkap hal senada. Dia bercerita ada salah satu momen yang lucu terjadi ketika syuting film ini. Kala itu, dirinya dan Rigen memberi saran Rispo untuk improvisasi adegan. Namun, bukannya menjadi lucu, Rispo justru kena marah sutraadara.

“Waktu itu adegannya ada di depan rumah. Trus gue dan Rigen bilang, “Po mending lu improvisasi nanti manggil tukang siomai’. Terus dilakuin sama dia dan pak Monty Marah. ‘Po lu ngapain, ini kan scene harusnya lu sedih, bukan makan siomai,” katanya.

Namun, meskipun penuh dengan improvisasi, bukan berarti proses kreatifnya tidak terstruktur. Menurut Hifdzi, mereka tetap memulai dari fondasi skrip yang sudah matang secara komedi.

Dalam film ini, pihaknya juga sudah menggandeng beberapa creative consultant dan comedy consultant. Hal ini dilakukan untuk membuat skrip benar-benar lucu.

“Namun, tetap saja, pas mau adegan, kita ngeliat lagi, kayak set syutingnya bisa diapain lagi ya, atau lawan main kita bisa diapain lagi ya. Kadang-kadang gitu, diskusi, Pak Monty juga ada ide apa. Nah, itu udah diobrolin kan, pas di set, ada tambahan lagi spontan,” jelasnya.
 
Film GJLS: Ibuku Ibu-ibu mengisahkan tiga bersaudara yang berusaha menolak rencana ayah mereka untuk menikah lagi. Mereka merasa pernikahan tersebut bisa mengganggu keharmonisan keluarga yang sudah terbina.

Untuk itu, ketiganya merancang berbagai rencana kocak dan absurd demi menggagalkan niat sang ayah. Aksi mereka dipenuhi dengan kejutan dan kekacauan yang mengundang tawa. 

Baca juga: 10 Film Komedi Romantis Terbaik 25 Tahun Terakhir yang Wajib Genhype Tonton

Film ini mengandalkan humor absurd serta situasi yang tak terduga untuk mengocok perut penonton. Gaya komedi khas dari GJLS ini memang selalu menjadi sebagai daya tarik utama.

Selain trio GJLS, film ini juga dibintangi oleh Nadya Arina, Reynavenzka Deyandra, Luna Maya, dan aktor senior Bucek. GJLS: Ibuku Ibu-Ibu akan mulai tayang di bioskop seluruh Indonesia pada 12 Juni 2025 mendatang.