Review Film The Animal Kingdom, Kisah Misteri saat Manusia Bertransformasi Jadi Mutan
13 December 2023 |
20:47 WIB
Sutradara Thomas Cailley comeback dengan film The Animal Kingdom. Sinema itu menandai kembalinya Cailley setelah membuat serial televisi Ad Vitam pada (2018). Kini, dia pun masih setia menghadirkan film bermutu dengan latar Kota Prancis sebagai media eksplorasi visualnya.
Para penggemar tentu masih ingat saat sineas ini mencuri perhatian sinefil lewat Love At First Fight (2014). Namun, berbeda dari film bergenre romance itu, kini sutradara berusia 43 tahun itu lebih memilih tema dystopian untuk disuguhkan pada moviegoers.
Baca juga: 6 Fakta Film Past Lives yang Borong 5 Nominasi di Golden Globe 2024
Adalah, Emile (Paul Kircher) bersama ayahnya, Francois (Romain Duris), dan sang ibu, Lana (Florence Deretz) yang berjuang di tengah wabah. Saat itu, ibu dari tokoh protagonis ini bermutasi menjadi binatang yang tidak diketahui penyebabnya.
Namun, fenomena misterius itu tak hanya menimpa Lana saja, tapi juga warga Prancis lain. Sebagian ada yang berubah menjadi burung, binatang laut, atau makhluk mengerikan lain, yang tidak dapat diprediksi, karena mutasinya berjalan lambat.
Arkian, para penyintas tersebut bakal dipindahkan ke sebuah desa di Selatan Prancis. Dari sinilah, Emile dan ayahnya harus menjalani kehidupan baru untuk menjaga ibunya yang ditampung di sebuah tempat khusus penampungan dari orang-orang yang telah bermutasi.
Momen pembuka kisah inilah, yang secara perlahan menyeret penonton untuk memasuki hubungan keluarga yang rumit tapi penuh cinta. Terutama tentang kasih sayang seorang ayah sekaligus suami, terhadap anak semata wayang, dan istrinya yang berubah menjadi mutan.
Narasi tersebut juga divisualkan dengan ciamik lewat permainan akting antara Kircher, dan Duris. Momen perubahan psikologis mereka terejawantah dalam berbagai kelindan, mulai dari trauma, kerenggangan hubungan, hingga perbedaan pendapat yang mengaduk-aduk perasaan penonton.
Secara umum, film berdurasi 2 jam 8 menit ini cukup banyak membuat penonton menjadi jenuh. Sebab, alurnya terkesan cenderung lambat, serta lebih fokus mengeksplorasi psikologis dari dua protagonis utama, khususnya Emile yang akhirnya juga mulai bermutasi menjadi serigala.
Adapun, dari segi benang merahnya, film ini lebih banyak mengeksplorasi proses pencarian sang ibu yang menghilang ke dalam hutan. Tak hanya itu, kisah tanpa premis yang cukup tegas ini juga bercerita tentang hubungan Emile dengan Fix (Tom Mercier), dan Nina Moktari (Billie Blain) yang ditemui di sekolah barunya.
Sementara itu, dari sudut pandang visual, Animal Kingdom juga menghadirkan bentangan alam Prancis dengan baik. Pola ini cukup membuat mata penonton enggan beralih dari layar, meski cerita yang dikemas banyak memiliki lubang dari segi dramatik.
Pada akhirnya, film ini seolah membawa pesan mengenai hubungan manusia dengan liyan, terutama hubungan mereka dengan alam. Akan tetapi, premis tersebut cenderung menjadi abstrak dan melebar ke berbagai persoalan distopia di masa depan, khususnya terkait pagebluk yang melanda dunia dalam beberapa tahun terakhir.
Kendati demikian, mungkin disitulah justru letak keistimewaan film yang berhasil meraih nominasi Un Certain Regard Award di Cannes Film Festival itu. Adapun bagi yang penasaran terhadap film ini, Genhype bisa menontonnya mulai 13 Desember 2023 di bioskop kesayangan kalian.
Baca juga: 5 Fakta Unik Film The Boy and the Heron, Film Ghibli Tayang 13 Desember 2023
Para penggemar tentu masih ingat saat sineas ini mencuri perhatian sinefil lewat Love At First Fight (2014). Namun, berbeda dari film bergenre romance itu, kini sutradara berusia 43 tahun itu lebih memilih tema dystopian untuk disuguhkan pada moviegoers.
Baca juga: 6 Fakta Film Past Lives yang Borong 5 Nominasi di Golden Globe 2024
Adalah, Emile (Paul Kircher) bersama ayahnya, Francois (Romain Duris), dan sang ibu, Lana (Florence Deretz) yang berjuang di tengah wabah. Saat itu, ibu dari tokoh protagonis ini bermutasi menjadi binatang yang tidak diketahui penyebabnya.
Namun, fenomena misterius itu tak hanya menimpa Lana saja, tapi juga warga Prancis lain. Sebagian ada yang berubah menjadi burung, binatang laut, atau makhluk mengerikan lain, yang tidak dapat diprediksi, karena mutasinya berjalan lambat.
Plus de 1 000 000 de spectateurs ont déjà vu LE REGNE ANIMAL ! Merci !
— STUDIOCANAL (@StudiocanalFR) December 12, 2023
Le nouveau film de Thomas Cailley a également reçu le prix Louis-Delluc 2023.
Ne manquez pas LE REGNE ANIMAL, avec Romain Duris, Paul Kircher et Adèle Exarchopoulos, toujours en salles.
Trouvez votre séance… pic.twitter.com/krblyCqzDM
Arkian, para penyintas tersebut bakal dipindahkan ke sebuah desa di Selatan Prancis. Dari sinilah, Emile dan ayahnya harus menjalani kehidupan baru untuk menjaga ibunya yang ditampung di sebuah tempat khusus penampungan dari orang-orang yang telah bermutasi.
Momen pembuka kisah inilah, yang secara perlahan menyeret penonton untuk memasuki hubungan keluarga yang rumit tapi penuh cinta. Terutama tentang kasih sayang seorang ayah sekaligus suami, terhadap anak semata wayang, dan istrinya yang berubah menjadi mutan.
Narasi tersebut juga divisualkan dengan ciamik lewat permainan akting antara Kircher, dan Duris. Momen perubahan psikologis mereka terejawantah dalam berbagai kelindan, mulai dari trauma, kerenggangan hubungan, hingga perbedaan pendapat yang mengaduk-aduk perasaan penonton.
Secara umum, film berdurasi 2 jam 8 menit ini cukup banyak membuat penonton menjadi jenuh. Sebab, alurnya terkesan cenderung lambat, serta lebih fokus mengeksplorasi psikologis dari dua protagonis utama, khususnya Emile yang akhirnya juga mulai bermutasi menjadi serigala.
Adapun, dari segi benang merahnya, film ini lebih banyak mengeksplorasi proses pencarian sang ibu yang menghilang ke dalam hutan. Tak hanya itu, kisah tanpa premis yang cukup tegas ini juga bercerita tentang hubungan Emile dengan Fix (Tom Mercier), dan Nina Moktari (Billie Blain) yang ditemui di sekolah barunya.
Sementara itu, dari sudut pandang visual, Animal Kingdom juga menghadirkan bentangan alam Prancis dengan baik. Pola ini cukup membuat mata penonton enggan beralih dari layar, meski cerita yang dikemas banyak memiliki lubang dari segi dramatik.
Pada akhirnya, film ini seolah membawa pesan mengenai hubungan manusia dengan liyan, terutama hubungan mereka dengan alam. Akan tetapi, premis tersebut cenderung menjadi abstrak dan melebar ke berbagai persoalan distopia di masa depan, khususnya terkait pagebluk yang melanda dunia dalam beberapa tahun terakhir.
Kendati demikian, mungkin disitulah justru letak keistimewaan film yang berhasil meraih nominasi Un Certain Regard Award di Cannes Film Festival itu. Adapun bagi yang penasaran terhadap film ini, Genhype bisa menontonnya mulai 13 Desember 2023 di bioskop kesayangan kalian.
Baca juga: 5 Fakta Unik Film The Boy and the Heron, Film Ghibli Tayang 13 Desember 2023
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.