Penerapan gaya Memphis pada interior rancangan The Memphis Group. (Sumber gambar: WikimediaCommons)

Mengenal Karakteristik Desain Memphis, Gaya Arsitektur Nyentrik yang Ngetren Lagi

13 December 2023   |   20:06 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Banyak orang bilang bahwa tren gaya hidup bersifat seperti siklus. Apa yang pernah populer dulu, kini mulai diadopsi lagi dan menjadi tren kembali. Hal itu pun berlaku pada banyak bidang mulai dari fesyen, musik, hingga desain arsitektur. Desain Memphis, salah satu gaya desain yang identik dengan era 1980-an, kini populer lagi.

Pengaplikasian warna-warna neon cerah, perpaduan warna primer dan pastel, desain geometris, dan pola berulang yang berani merupakan ciri khas gaya arsitektur ini. Meski sempat dipandang sebelah mata pada awal 2000-an, desain gaya Memphis kini kembali populer dan diaplikasikan di berbagai kebutuhan produk gaya hidup mulai dari fesyen, arsitektur, interior, desain grafis, hingga branding barang komersial.

Baca juga: Furnitur Bermaterial Besi: Simak Jenis, Penerapan, Kelebihan & Kekurangannya

Melansir dari The Spruce, gaya Memphis adalah gaya arsitektur postmodern berpengaruh yang tercipta dari kolektif desainer bernama The Memphis Group, atau Memphis Milano, yang berbasis di Milan, Italia, pada awal 1980-an. Konsep desain ini dipelopori oleh desainer legendaris Italia, Ettore Sottass, dan memiliki dampak yang sangat besar pada lanskap desain 1980-an.

Desain Memphis adalah gaya desain polarisasi dengan warna-warna berani, pola-pola yang saling bentrok, dan pendekatan desain yang radikal. Saat ini, Desain Memphis menjadi subjek pameran museum, dan terus menginspirasi para desainer interior, rumah mode, desainer grafis, desainer fesyen, dan sebagainya.
 


Ada beberapa karakteristik yang menonjol dari desain Memphis yakni menantang gagasan tentang selera konvensional yang baik, mencemooh filosofi desain Bauhaus yang berlaku bahwa bentuk mengikuti fungsi, dirancang untuk memancing respons emosional, serta keras, kurang ajar, bersemangat, ceria, dan tanpa hambatan.

Selain itu, desain ini juga cenderung menggunakan warna-warna cerah dalam kombinasi yang tidak lazim, penggunaan pola yang berani dan saling bertentangan secara sengaja, penggunaan bentuk geometris sederhana, penggunaan grafik hitam-putih, tepi dan kurva membulat, motif coretan, penggunaan material seperti teraso dan laminasi plastik dalam berbagai finishing, serta menggunakan bentuk yang tidak biasa sebagai pengganti bentuk konvensional, seperti kaki bundar di atas meja.


Sejarah Desain Memphis

Desain Memphis tercipta dari gerakan kolektif radikal dari sejumlah desainer yang ingin mengguncang dunia desain. Hal itu bermula ketika arsitek sekaligus desainer Italia kelahiran Austria, Ettore Sottsass, membentuk perkumpulan Memphis Design Groupdi Milan pada 1980. Kala itu, sejumlah desainer dari seluruh dunia berkumpul untuk membuat gebrakan di dunia desain.

Nama perkumpulan itu diambil dari lagu Bob Dylan, Stuck Inside of Mobile with the Memphis Blues Again, yang diputar berulang-ulang pada pertemuan pertama mereka. Para desainer itu saling memperkenalkan gaya mereka masing-masing yang eye-catching, kontroversial, dan menabrak pakem. Akhirnya, hasil pertemuan itu menciptakan 55 karya yang ditampilkan di pameran furnitur Salone del Mobile Milan pada 1981, dan berhasil mencuri perhatian dunia.

Dengan gaya ornamennya yang dipadukan dengan budaya pop dan referensi sejarah, Desain Memphis merupakan reaksi terhadap estetika modern abad pertengahan yang cenderung bersih dan liner pada 1950-an hingga 1960-an, serta minimalis pada 1970-an. 
 



Menukil dari laman My Modern Met, desain Memphis dipengaruhi oleh bangkitnya minat terhadap gerakan Art Deco tahun 1920-an, serta Pop Art abad pertengahan. Keduanya merupakan gaya populer pada 1980-an, dengan beberapa gaya visual (kitsch) tahun 1950-an yang diaplikasikan sebagai tambahan. 

Kala itu, beberapa pihak menganggap desain Memphis menyenangkan. Tapi tak sedikit juga yang menilainya norak. Bahkan, beberapa kritikus menggambarkan desain Memphis seperti perpaduan antara gaya arsitektur Bauhaus dan merek mainan anak-anak Fisher Price.

Namun, Sottsass dan rekan-rekannya terus menggaungkan gerakan desain Memphis. Mereka merancang benda-benda dekoratif dari logam dan kaca, aksesoris rumah, keramik, pencahayaan, tekstil, furniture, bangunan, interior, dan identitas merek yang tidak terduga, menyenangkan, melanggar aturan, dan penuh idealisme yang dianggap harus dimiliki oleh para desainer. Bagi mereka, upaya itu membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.

"Ketika saya masih muda, yang kami dengar hanyalah fungsionalisme. Itu tidak cukup. Desainnya juga harus sensual dan menarik," kata Sottsass.
 


Meski beberapa pihak menentang, tak sedikit desainer yang justru mulai mengadopsi gaya ini. Desainer Karl Lagerfeld adalah penggemarnya dan membeli keseluruhan koleksi pertama Sottsass. Selain itu, Missoni dan Christian Dior juga mengambil inspirasi dari gerakan ini, dengan membuat koleksi Musim Gugur 2011, dan membantu menghidupkan kembali antusiasme terhadap desain Memphis.

Musisi kawakan David Bowie juga diketahui seorang yang antusias dengan desain Memphis. Ketika dia melelang koleksi seninya pada 2016, terungkap bahwa dia telah mengumpulkan lebih dari 400 karya seni berdesain Memphis sejak 1980-an. Termasuk, desain satu ini juga diimplementasikan sebagai set film Saved by the Bell dan Pee-wee's Playhouse.

Namun, popularitas desain Memphis sempat terhenti pada 1988, ketika kolektif Memphis Design Group resmi dibubarkan seiring Sottsass yang meninggalkan perkumpulan itu pada 1985. Dua dekade kemudian, gaya ini populer kembali.

Desain Memphis mulai muncul kembali pada 2005 ketika Los Angeles County Museum of Art (Lacma) memamerkan pameran  desain Sottsass setahun sebelum sang arsitek meninggal. Bertahun-tahun kemudian, pada 2014, Nathalie Du Pasquier —salah satu anggota pendiri Memphis Design Group—merancang koleksi pola untuk American Apparel.

Pada 2016, merek Supreme merilis serangkaian skate deck dan pakaian yang dirancang oleh Alessandro Mendini, yang muncul di pertunjukan pertama Memphis. Lalu pada 2017, popularitas desain ini sampai ke pengecer besar—West Elm—yang memulai debut seri dari merek kontemporer Dusen Dusen yang terinspirasi oleh rancangan Du Pasquier.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Kemenkes Berencana Integrasikan Aplikasi SATUSEHAT dengan Wearable Device Pada 2024

BERIKUTNYA

Suunto Bawa 2 Gawai Olahraga Outdoor ke Indonesia, Cek Spesifikasi & Harganya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: