Sosok Djoko Pekik di Mata Para Seniman hingga Pejabat
12 August 2023 |
18:31 WIB
1
Like
Like
Like
Kabar duka menyelimuti dunia seni Indonesia. Djoko Pekik, sosok pelukis legendaris Tanah Air meninggal dunia hari ini, Sabtu (12/8/2023). Kepergiannya menyisakan luka yang mendalam, tak hanya bagi keluarga yang ditinggalkan tapi juga para seniman hingga tokoh publik dalam negeri.
Berdasarkan informasi yang diterima Hypeabis.id, Djoko mengembuskan napas terakhir pada pukul 08.19 WIB di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Rencananya, sang seniman akan dimakankan di Kompleks Makan Seniman di Imogiri.
Kabar kematian sang maestro lukis itu juga disampaikan oleh sejumlah seniman karibnya. Salah satunya Butet Kartaredjasa. Melalui akun Instagram resminya @masbutet, dia menyampaikan salam terakhirnya lewat kalimat singkat yang mendalam. “SELAMAT JALAN Pak Djoko Pekik. Sumangga Gusti”.
Baca juga: Profil dan Kiprah Djoko Pekik, Seniman Kelas Dunia dari Yogyakarta
Kurator Seni Mikke Susanto lewat Instagram Dicti Art Laboratory (@dictiartlab) juga mengenang momen-momen kebersamaannya dengan almarhum. Keduanya kerap bertemu di Plataran Djoko Pekik milik sang seniman yang berlokasi di Bantul, Yogyakarta.
Mikke menyebut bahwa sosok Djoko Pekik selalu dikangeni untuk saling ngobrol dan berdiskusi serta menjalarinya semangat. “Selamat Jalan, Swargi Langgeng, Pak Pekik (1938-2023),” tulisnya.
Seniman dan kurator lainnya, Sanjaya Kuss Indarto, juga membagikan beberapa foto aktivitasnya bersama dengan Djoko Pekik di media sosial Instagram. Di bagian caption foto-fotonya, tertera salam dan doa tulusnya untuk pembuat lukisan Berburu Celeng itu.
“Selamat jalan, Pak Djoko Pekik. Nama dan karyamu abadi. Alfatihah,” katanya.
Ucapan belasungkawa kepada sang maestro tak cuma datang dari kalangan seniman. Musisi hingga pejabat publik juga mengirimkan doa terbaiknya. Salah satunya, musisi Ananda Sukarlan. Melalui akun Twitter-nya, pianis dan komponis itu menyatakan bahwa Indonesia tengah berduka atas wafatnya Djoko Pekik.
Pengamat film Yan Widjaya juga mengabarkan kepergian Djoko ke pangkuan Ilahi. Dia mengenang sosoknya sebagai tokoh tersohor lewat lukisan Berburu Celeng yang sangat unik dan simbolis. Sementara itu, Duta Besar RI untuk Kazakhstan dan Tajikistan, Fadjroel Rachman mengenang almarhum lewat foto reproduksi lukisan paling tersohornya.
Djoko Pekik merupakan seniman yang lahir di Grobogan, Purwodadi, Jawa Tengah pada 2 Januari 1937. Dia memulai kariernya di bidang seni lukis sejak 1958. Pada tahun tersebut, Djoko muda masuk ke Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta. Di sana, dia belajar langsung dengan seniman kesohor lainnya seperti Suromo, Abas Alibasyah, dan Widayat.
Sejak menempuh jalur kesenian hingga meraih nama besarnya sekarang, perjalannya tidak mudah. Dia sempat mendirikan Sanggar Bumi Tarung pada 1961 bersama sejumlah kawannya. Ide kolektif seni itu kemudian diketahui berafiliasi dengan Lembaga Kesenian Rakyat (Lekra). Bumi Tarung pun menyorot perhatian banyak orang.
Djoko bahkan pernah merasakan jeruji besi pada 1965 sampai 1972, bersama dengan anggota Lekra lainnya. Akibatnya, sang maestro sempat vakum melukis dan bekerja serabutan.
Namun, semangat berkesiannya tidak padam. Pada kemudian hari, lukisannya bahkan jadi buruan para kolektor seni dalam dan luar negeri. Hasil karya coretannya juga dibanderol dengan harga yang fantastis.
Salah satu buah tangan paling populernya adalah lukisan berjudul Berburu Celeng (1998), yang terjual hingga Rp1 miliar. Lukisan ini menggambarkan keramaian khalayak yang tampak sedang menari sembari memotong celeng mengamuk. Hingga kini, lukisan tersebut masih menjadi salah satu karya fenomenal dalam dunia seni rupa Tanah Air.
Kini, perjalanan kesenian Djoko Pekik telah terhenti. Akan tetapi, karya-karyanya akan tetap abadi mewarnai dunia seni rupa Indonesia. Selamat jalan, pak. Rhyme in peace.
Baca juga: Mengenang Karya-karya Djoko Pekik yang Masyhur dan Tak Lekang Ditelan Zaman
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Berdasarkan informasi yang diterima Hypeabis.id, Djoko mengembuskan napas terakhir pada pukul 08.19 WIB di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Rencananya, sang seniman akan dimakankan di Kompleks Makan Seniman di Imogiri.
Kabar kematian sang maestro lukis itu juga disampaikan oleh sejumlah seniman karibnya. Salah satunya Butet Kartaredjasa. Melalui akun Instagram resminya @masbutet, dia menyampaikan salam terakhirnya lewat kalimat singkat yang mendalam. “SELAMAT JALAN Pak Djoko Pekik. Sumangga Gusti”.
Baca juga: Profil dan Kiprah Djoko Pekik, Seniman Kelas Dunia dari Yogyakarta
Kurator Seni Mikke Susanto lewat Instagram Dicti Art Laboratory (@dictiartlab) juga mengenang momen-momen kebersamaannya dengan almarhum. Keduanya kerap bertemu di Plataran Djoko Pekik milik sang seniman yang berlokasi di Bantul, Yogyakarta.
Mikke menyebut bahwa sosok Djoko Pekik selalu dikangeni untuk saling ngobrol dan berdiskusi serta menjalarinya semangat. “Selamat Jalan, Swargi Langgeng, Pak Pekik (1938-2023),” tulisnya.
Seniman dan kurator lainnya, Sanjaya Kuss Indarto, juga membagikan beberapa foto aktivitasnya bersama dengan Djoko Pekik di media sosial Instagram. Di bagian caption foto-fotonya, tertera salam dan doa tulusnya untuk pembuat lukisan Berburu Celeng itu.
“Selamat jalan, Pak Djoko Pekik. Nama dan karyamu abadi. Alfatihah,” katanya.
Ucapan belasungkawa kepada sang maestro tak cuma datang dari kalangan seniman. Musisi hingga pejabat publik juga mengirimkan doa terbaiknya. Salah satunya, musisi Ananda Sukarlan. Melalui akun Twitter-nya, pianis dan komponis itu menyatakan bahwa Indonesia tengah berduka atas wafatnya Djoko Pekik.
Pengamat film Yan Widjaya juga mengabarkan kepergian Djoko ke pangkuan Ilahi. Dia mengenang sosoknya sebagai tokoh tersohor lewat lukisan Berburu Celeng yang sangat unik dan simbolis. Sementara itu, Duta Besar RI untuk Kazakhstan dan Tajikistan, Fadjroel Rachman mengenang almarhum lewat foto reproduksi lukisan paling tersohornya.
Indonesia berduka atas wafatnya pelukis ternama kita Bapak DJOKO PEKIK
— Ananda Sukarlan (@anandasukarlan) August 12, 2023
(usia 85 tahun) pada hari Sabtu Kliwon, 12 Agustus 2023 pukul 08.19
di RS Panti Rapih Yogyakarta. Karya2mu abadi, mas Djoko. Istirahatlah dengan damai sekarang.
Rp. 1 Miliar harga lukisan ini pada tahun 1998. Saya memiliki lukisan "Berburu Celeng" ini... walau hanya foto reproduksinya :) Tetapi tetap merasa memiliki 100% "imajinasi" Bung Djoko Pekik tentang #Reformasi1998 ini. Selamat jalan Bung ke keabadian, mengarungi semesta lain ~… pic.twitter.com/sNpzmqDY3k
— Dr. M. Fadjroel Rachman (@fadjroeL) August 12, 2023
Profil Singkat Djoko Pekik
Djoko Pekik merupakan seniman yang lahir di Grobogan, Purwodadi, Jawa Tengah pada 2 Januari 1937. Dia memulai kariernya di bidang seni lukis sejak 1958. Pada tahun tersebut, Djoko muda masuk ke Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta. Di sana, dia belajar langsung dengan seniman kesohor lainnya seperti Suromo, Abas Alibasyah, dan Widayat. Sejak menempuh jalur kesenian hingga meraih nama besarnya sekarang, perjalannya tidak mudah. Dia sempat mendirikan Sanggar Bumi Tarung pada 1961 bersama sejumlah kawannya. Ide kolektif seni itu kemudian diketahui berafiliasi dengan Lembaga Kesenian Rakyat (Lekra). Bumi Tarung pun menyorot perhatian banyak orang.
Djoko bahkan pernah merasakan jeruji besi pada 1965 sampai 1972, bersama dengan anggota Lekra lainnya. Akibatnya, sang maestro sempat vakum melukis dan bekerja serabutan.
Namun, semangat berkesiannya tidak padam. Pada kemudian hari, lukisannya bahkan jadi buruan para kolektor seni dalam dan luar negeri. Hasil karya coretannya juga dibanderol dengan harga yang fantastis.
Salah satu buah tangan paling populernya adalah lukisan berjudul Berburu Celeng (1998), yang terjual hingga Rp1 miliar. Lukisan ini menggambarkan keramaian khalayak yang tampak sedang menari sembari memotong celeng mengamuk. Hingga kini, lukisan tersebut masih menjadi salah satu karya fenomenal dalam dunia seni rupa Tanah Air.
Kini, perjalanan kesenian Djoko Pekik telah terhenti. Akan tetapi, karya-karyanya akan tetap abadi mewarnai dunia seni rupa Indonesia. Selamat jalan, pak. Rhyme in peace.
Baca juga: Mengenang Karya-karya Djoko Pekik yang Masyhur dan Tak Lekang Ditelan Zaman
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.