7 Hidangan Khas Nusantara yang Disajikan pada Tahun Baru Islam
10 August 2021 |
10:40 WIB
4. Bubur Merah Putih
Tak ketinggalan, masyarakat Jawa Barat juga memiliki hidangan khas yang biasanya disajikan pada tanggal 1 Muharram yaitu bubur merah putih. Seperti namanya, bubur merah putih ini terdiri dari dua warna bubur yang berbeda. Bubur berwarna merah memiliki rasa yang manis karena terbuat dari gula merah, sedangkan bahan santan membuat bubur berwarna putih terasa gurih. Pada perayaan malam 1 Suro, biasanya masyarakat desa membuat bubur ini di rumah masing-masing kemudian dibawa ke masjid untuk disantap bersama.
5. Kue Apem
Bukan hanya makanan berat, ada juga kue apem yang biasanya disajikan oleh sebagian besar masyarakat Jawa Tengah untuk memperingati 1 Muharram atau 1 Suro. Kue satu ini memang termasuk salah satu kue tradisional paling khas yang identik mewarnai berbagai acara penting dalam tradisi Jawa. Terbuat dari santan, tepung beras, dan gula jawa, kue apem memiliki rasa manis dan tekstur empuk sehingga menjadi salah satu camilan yang disukai banyak orang.
6. Ayam Ingkung
Masyarakat Jawa juga biasanya menyajikan hidangan ayam ingkung dalam berbagai perayaan besar termasuk Tahun Baru Islam atau malam 1 Suro. Ayam ingkung merupakan sajian berbahan dasar ayam kampung utuh yang dimasak menggunakan santan dan bumbu rempah lainnya seperti bawang merah, bawang putih, kemiri, kunyit, daun salam, dan serai. Karena memasaknya membutuhkan waktu yang cukup lama, tak heran jika hidangan satu ini termasuk hidangan langka yang belum tentu bisa didapatkan pada hari-hari biasa. Biasanya, ayam ingkung disajikan bersama nasi uduk atau nasi kuning.
7. Bella Pitu Rupa
Pada hari ke-10 Muharram, masyarakat suku Bugis di Sulawesi Selatan juga memiliki tradisi menyajikan hidangan khas yaitu bella pitu rupa, bubur tradisional yang berarti bubur tujuh macam. Disebut bubur tujuh macam karena hidangan itu terbuat dari tujuh macam hasil bumi yakni jagung, pisang, nangka, beras, ketan putih, beras biasa, kacang hijau, dan labu. Penggunaan tujuh bahan tersebut sendiri merupakan simbol jumlah hari dalam sepekan, sedangkan bahan-bahan yang dipilih menggambarkan kemakmuran dan limpahan rezeki untuk setiap hari selama setahun ke depan.
Editor: Avicenna
Tak ketinggalan, masyarakat Jawa Barat juga memiliki hidangan khas yang biasanya disajikan pada tanggal 1 Muharram yaitu bubur merah putih. Seperti namanya, bubur merah putih ini terdiri dari dua warna bubur yang berbeda. Bubur berwarna merah memiliki rasa yang manis karena terbuat dari gula merah, sedangkan bahan santan membuat bubur berwarna putih terasa gurih. Pada perayaan malam 1 Suro, biasanya masyarakat desa membuat bubur ini di rumah masing-masing kemudian dibawa ke masjid untuk disantap bersama.
Bubur Merah Putih (Dok. Dita/Instagram)
Bukan hanya makanan berat, ada juga kue apem yang biasanya disajikan oleh sebagian besar masyarakat Jawa Tengah untuk memperingati 1 Muharram atau 1 Suro. Kue satu ini memang termasuk salah satu kue tradisional paling khas yang identik mewarnai berbagai acara penting dalam tradisi Jawa. Terbuat dari santan, tepung beras, dan gula jawa, kue apem memiliki rasa manis dan tekstur empuk sehingga menjadi salah satu camilan yang disukai banyak orang.
6. Ayam Ingkung
Masyarakat Jawa juga biasanya menyajikan hidangan ayam ingkung dalam berbagai perayaan besar termasuk Tahun Baru Islam atau malam 1 Suro. Ayam ingkung merupakan sajian berbahan dasar ayam kampung utuh yang dimasak menggunakan santan dan bumbu rempah lainnya seperti bawang merah, bawang putih, kemiri, kunyit, daun salam, dan serai. Karena memasaknya membutuhkan waktu yang cukup lama, tak heran jika hidangan satu ini termasuk hidangan langka yang belum tentu bisa didapatkan pada hari-hari biasa. Biasanya, ayam ingkung disajikan bersama nasi uduk atau nasi kuning.
7. Bella Pitu Rupa
Pada hari ke-10 Muharram, masyarakat suku Bugis di Sulawesi Selatan juga memiliki tradisi menyajikan hidangan khas yaitu bella pitu rupa, bubur tradisional yang berarti bubur tujuh macam. Disebut bubur tujuh macam karena hidangan itu terbuat dari tujuh macam hasil bumi yakni jagung, pisang, nangka, beras, ketan putih, beras biasa, kacang hijau, dan labu. Penggunaan tujuh bahan tersebut sendiri merupakan simbol jumlah hari dalam sepekan, sedangkan bahan-bahan yang dipilih menggambarkan kemakmuran dan limpahan rezeki untuk setiap hari selama setahun ke depan.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.