Beri Tips Jadi YouTuber, Bos PO Sumber Alam: Jangan Nafsu Beli Alat Pendukung
10 August 2021 |
11:20 WIB
Tak dapat dimungkiri jika YouTube telah menjelma menjadi ladang penghasilan baru. Layaknya jamur di musim hujan, YouTuber baru terus bermunculan dengan konten-konten dari berbagai topik atau tema. Namun, tak semua berhasil mendapatkan penghasilan dari konten-konten yang diunggah.
Alih-alih mendapatkan keuntungan, banyak di antaranya justru mengalami kerugian lantaran modal yang dikeluarkan untuk memproduksi konten tidak sebanding dengan pendapatan yang diperoleh. Lantas apa yang harus dilakukan untuk menghindari permasalahan yang banyak menimpa YouTuber pemula itu?
Pemilik PO Sumber Alam yang juga dikenal sebagai YouTuber, Anthony Steven Hambali mengatakan YouTuber pemula sebaiknya tidak perlu bernafsu membeli peralatan untuk keperluan pembuatan konten. Menurutnya, modal utama kesuksesan seorang YouTuber terletak pada ide serta sejauh mana pemahamannya terhadap tema atau topik yang dibawakan.
“Kebanyakan orang berpikir [menjadi YouTuber] harus banyak modalnya. Minta peralatannya baru mau jadi YouTuber. Harusnya ya gunakan yang ada, gadget yang dipakai misalnya bagikan yang Anda sukai. Niatnya berbagi,” katanya.
Pria yang dikenal dengan sapaan khas “Hello YouTuber” itu mengaku mendapatkan uang dalam jumlah besar melalui YouTube bukanlah tujuan utamanya. Tujuan awalnya adalah sekadar coba-coba lantaran penasaran sekaligus ingin mempromosikan PO Sumber Alam ke khalayak yang lebih luas.
“Saya masuk ke YouTube ini bukan sebagai profesional yang benar-benar mencari uang dari konten. Awalnya [coba-coba] bagaimana YouTube ini bisa mendukung bisnis dengan peralatan seadanya. Setelah mendapatkan uang dari konten barulah beli kamera, drone, dan merekrut video editor,” ungkapnya.
Oleh karena itu, konten-konten yang diunggah di kanal PO Sumber Alam sebagian besar adalah video edukasi yang memperlihatkan bagaimana armada PO Sumber Alam dikelola. Selain itu, terdapat pula video yang memberikan informasi apa yang harus dilakukan oleh penumpang bus dalam keadaan darurat.
Walaupun demikian, dirinya juga menyadari bahwa konten-konten yang diunggah harus disesuaikan dengan momentum tertentu.
“Seperti terakhir video tentang [fenomena] bus dan truk oleng. Karena saya ada armada dan juga jalan kosong di garasi yang bisa dipakai ya buat saja video edukasi bagaimana bahayanya oleng. Manfaatkan momentum dan apa yang ada saja,” tuturnya.
Menurut Anthony, hampir semua konten di kanal PO Sumber Alam dibuat tanpa ada perencanaan khusus seperti pembuatan naskah. Mengalir begitu saja dan menyesuaikan dengan apa yang sedang terlintas di pikirannya dan menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat, khususnya kalangan pencinta bus.
Konten edukasi mengenai fenomena bus dan truk oleng di jalan raya yang dipraktikkan sendiri oleh Anthony bukan satu-satunya konten yang terbilang berisiko dan nekat.
Jauh sebelumnya, dia pernah menghadirkan konten edukasi yang jauh lebih mendebarkan dan mengeluarkan biaya tak sedikit. Dia juga pernah menghadirkan konten simulasi bagaimana sebuah bus ketika terguling menggunakan sebuah derek raksasa.
Sebagai contoh, untuk memberikan edukasi apa yang harus dilakukan ketika bus mengalami kecelakaan atau kebakaran, Anthony rela memecahkan kaca samping salah satu armadanya. Selain itu, dia juga sempat membakar salah satu armadanya untuk memperlihatkan seberapa cepat api menjalar dari mesin di bagian belakang bus ke bagian lainnya.
“Banyak yang nggak tahu bagaimana memakai [palu] pemecah kaca ketika keadaan darurat. Bis dibakar itu juga untuk memperlihatkan seperti apa kebakaran bisa terjadi di bus dan apa yang harus dilakukan penumpang dan kru,” ujarnya.
Editor: Avicenna
Alih-alih mendapatkan keuntungan, banyak di antaranya justru mengalami kerugian lantaran modal yang dikeluarkan untuk memproduksi konten tidak sebanding dengan pendapatan yang diperoleh. Lantas apa yang harus dilakukan untuk menghindari permasalahan yang banyak menimpa YouTuber pemula itu?
Pemilik PO Sumber Alam yang juga dikenal sebagai YouTuber, Anthony Steven Hambali mengatakan YouTuber pemula sebaiknya tidak perlu bernafsu membeli peralatan untuk keperluan pembuatan konten. Menurutnya, modal utama kesuksesan seorang YouTuber terletak pada ide serta sejauh mana pemahamannya terhadap tema atau topik yang dibawakan.
“Kebanyakan orang berpikir [menjadi YouTuber] harus banyak modalnya. Minta peralatannya baru mau jadi YouTuber. Harusnya ya gunakan yang ada, gadget yang dipakai misalnya bagikan yang Anda sukai. Niatnya berbagi,” katanya.
Pria yang dikenal dengan sapaan khas “Hello YouTuber” itu mengaku mendapatkan uang dalam jumlah besar melalui YouTube bukanlah tujuan utamanya. Tujuan awalnya adalah sekadar coba-coba lantaran penasaran sekaligus ingin mempromosikan PO Sumber Alam ke khalayak yang lebih luas.
“Saya masuk ke YouTube ini bukan sebagai profesional yang benar-benar mencari uang dari konten. Awalnya [coba-coba] bagaimana YouTube ini bisa mendukung bisnis dengan peralatan seadanya. Setelah mendapatkan uang dari konten barulah beli kamera, drone, dan merekrut video editor,” ungkapnya.
Oleh karena itu, konten-konten yang diunggah di kanal PO Sumber Alam sebagian besar adalah video edukasi yang memperlihatkan bagaimana armada PO Sumber Alam dikelola. Selain itu, terdapat pula video yang memberikan informasi apa yang harus dilakukan oleh penumpang bus dalam keadaan darurat.
Walaupun demikian, dirinya juga menyadari bahwa konten-konten yang diunggah harus disesuaikan dengan momentum tertentu.
“Seperti terakhir video tentang [fenomena] bus dan truk oleng. Karena saya ada armada dan juga jalan kosong di garasi yang bisa dipakai ya buat saja video edukasi bagaimana bahayanya oleng. Manfaatkan momentum dan apa yang ada saja,” tuturnya.
Menurut Anthony, hampir semua konten di kanal PO Sumber Alam dibuat tanpa ada perencanaan khusus seperti pembuatan naskah. Mengalir begitu saja dan menyesuaikan dengan apa yang sedang terlintas di pikirannya dan menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat, khususnya kalangan pencinta bus.
Konten edukasi mengenai fenomena bus dan truk oleng di jalan raya yang dipraktikkan sendiri oleh Anthony bukan satu-satunya konten yang terbilang berisiko dan nekat.
Jauh sebelumnya, dia pernah menghadirkan konten edukasi yang jauh lebih mendebarkan dan mengeluarkan biaya tak sedikit. Dia juga pernah menghadirkan konten simulasi bagaimana sebuah bus ketika terguling menggunakan sebuah derek raksasa.
Sebagai contoh, untuk memberikan edukasi apa yang harus dilakukan ketika bus mengalami kecelakaan atau kebakaran, Anthony rela memecahkan kaca samping salah satu armadanya. Selain itu, dia juga sempat membakar salah satu armadanya untuk memperlihatkan seberapa cepat api menjalar dari mesin di bagian belakang bus ke bagian lainnya.
“Banyak yang nggak tahu bagaimana memakai [palu] pemecah kaca ketika keadaan darurat. Bis dibakar itu juga untuk memperlihatkan seperti apa kebakaran bisa terjadi di bus dan apa yang harus dilakukan penumpang dan kru,” ujarnya.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.