Cek 5 Kategori Koleksi Benda Bersejarah dalam Pameran Repatriasi di Galeri Nasional
27 November 2023 |
22:30 WIB
Genhype pencinta seni dan sejarah, ada kabar gembira nih buat kalian. Sebab, pameran koleksi artefak bersejarah dari hasil program repatriasi Belanda-Indonesia, siap dipamerkan pada publik mulai 28 November-10 Desember 2023 di Galeri Nasional Indonesia.
Mengusung tajuk Repatriasi: Kembalinya Saksi Bisu Peradaban Nusantara, ekshibisi ini bakal menghadirkan 152 benda-benda bersejarah Nusantara. Termasuk koleksi terbaru dari hasil repatriasi yang tahun ini telah berhasil dikembalikan ke Indonesia.
Baca juga: Pameran Repatriasi Siap Digelar, Tampilkan Lebih dari 150 Artefak Sejarah Nusantara di Galeri Nasional
Kurator Pameran dan Anggota Tim Repatriasi, Bonnie Triyana mengatakan, wacana pengembalian koleksi artefak bersejarah sebenarnya sudah dilakukan jauh sejak Indonesia merdeka. Yakni saat Mohammad Yamin mengusulkan wacana repatriasi pada 1951 kepada Belanda.
"Arkian, pada 1972 keropak Nagarakrtagama akhirnya kembali ke Tanah Air. Menyusul enam tahun kemudian arca Prajñaparamita dan sejumlah pusaka Kerajaan Lombok dikembalikan dari Belanda," kata Bonnie.
Menurut Bonnie, fase awal pengembalian koleksi benda-benda itulah yang mengawali babak baru hubungan kebudayaan Indonesia-Belanda. Hingga akhirnya, beberapa dekade kemudian, kedua negara sepakat untuk bekerjasama memulangkan koleksi artefak bersejarah milik Indonesia.
"Pembicaraan mengenai repatriasi artefak dari Belanda ke Indonesia juga semakin intensif pada akhir 2020, di mana beberapa di antara koleksinya bisa dilihat dalam pameran ini," ujarnya.
Lantas, koleksi benda artefak apa saja yang dapat Genhype saksikan dalam pameran repatriasi kali ini? Dihimpun Hypeabis.id dari tur ekshibisi bersama kurator, berikut beberapa di antaranya:
Pada fase awal memasuki ruang pamer, pengunjung akan diajak menikmati koleksi arca dari era Singosari yang dikirim ke Belanda atas inisiatif Nicolaus Engelhard, seorang pejabat kolonial Belanda pada dekade 1819-1827.
Adapun, beberapa koleksi di bagian depan pintu masuk Gedung A Galeri Nasional ini adalah, arca Prajnaparamita yang dikembalikan pada 1978. Lalu, ada juga arca Durga Suramardini, Mahakala, Nandishvara, dan Ganesha, yang serah terima pengembalian arca tersebut dilakukan pada 10 Juli 2023 di Museum Volkenkunde.
Koleksi lain yang dapat pengunjung nikmati dalam pameran ini adalah memorabilia benda-benda bersejarah milik Pangeran Diponegoro. Beberapa di antaranya seperti pelana kuda bernama Kiai Gentayu yang digunakan sang pangeran saat memimpin Perang Jawa 1825-1830.
Selain itu ada juga Keris Kiai Nogo Siluman yang dulunya dipersembahkan pada raja Belanda, Willem I sebagai piala kemenangan pada 1831. Ada pula Tombak Kiai Rondhan, dan Tongkat Kiai Tjokro yang kerap dikaitkan dengan sosok sang pangeran sebagai penjelmaan sang ratu adil.
Secara umum, koleksi keris Klungkung yang dipamerkan memiliki bilah dengan pola butiran beras (wos wutah pamor) dan memiliki lima belas lekukan. Keris yang terbuat dari besi baja ini memiliki pelat pelindung (ganja) asimetris dan punya titik tajam (greneng) di salah satu sisinya.
Pada ruang pamer ini, dipacak berbagai koleksi dari program repatriasi koleksi benda bersejarah di Museum Nusantara di Delft, Belanda. Museum yang terpaksa ditutup akibat krisi ekonomi pada 2013 itu mengembalikan total, 1.500 benda bersejarah pada Indonesia, dengan penyerahan terakhir yakni keris Bugis pada 2016 kepada Presiden Joko Widodo.
Salah satu yang menarik dari ruangan ini adalah ditampilkanya replika perahu Mandar yang dibuat sempat dibawa ke Belanda. Diketahui, Suku Mandar merupakan suku bangsa yang menempati wilayah Sulawesi Barat, serta sebagian Sulawesi Selatan dan dikenal sebagai penjelajah laut.
Koleksi lain yang dipamerkan pada ekshibisi kali ini adalah sebagian besar koleksi dari program repatriasi yang dikembalikan pada pertengahan 2023. Beberapa di antaranya seperti kotak tembakau dari perak bertahtakan rubi dan batu kristal, jimat, dan perkakas sehari-hari yang digunakan para bangsawan.
Menurut catatan kuratorial, benda tersebut dijarah oleh tentara kolonial Belanda dari Istana Tjakranegara usai berakhirnya Perang Lombok pada 1894. Kala itu, mereka menjarah sebanyak 230 kg emas, 7.000 kg perak, dan berbagai perhiasan lain milik warga Lombok.
Nah, bagi Genhype yang ingin mengunjungi pameran Repatriasi: Kembalinya Saksi Bisu Peradaban Nusantara, ajang ini dapat dikunjungi publik pada 28 November-10 Desember 2023, pukul 10.00-20.00 WIB di Gedung A Galeri Nasional Indonesia.
Setiap pengunjung wajib melakukan registrasi online terlebih dahulu melalui laman web Galeri Nasional Indonesia. Kendati begitu, pengunjung tidak boleh mengambil foto di dalam ruang pamer baik menggunakan kamera profesional atau smartphone.
Baca juga: Membuka Lembaran Sejarah Jakarta lewat Pameran Jejak Memori Evolusi Museum Prasasti
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Mengusung tajuk Repatriasi: Kembalinya Saksi Bisu Peradaban Nusantara, ekshibisi ini bakal menghadirkan 152 benda-benda bersejarah Nusantara. Termasuk koleksi terbaru dari hasil repatriasi yang tahun ini telah berhasil dikembalikan ke Indonesia.
Baca juga: Pameran Repatriasi Siap Digelar, Tampilkan Lebih dari 150 Artefak Sejarah Nusantara di Galeri Nasional
Kurator Pameran dan Anggota Tim Repatriasi, Bonnie Triyana mengatakan, wacana pengembalian koleksi artefak bersejarah sebenarnya sudah dilakukan jauh sejak Indonesia merdeka. Yakni saat Mohammad Yamin mengusulkan wacana repatriasi pada 1951 kepada Belanda.
"Arkian, pada 1972 keropak Nagarakrtagama akhirnya kembali ke Tanah Air. Menyusul enam tahun kemudian arca Prajñaparamita dan sejumlah pusaka Kerajaan Lombok dikembalikan dari Belanda," kata Bonnie.
Menurut Bonnie, fase awal pengembalian koleksi benda-benda itulah yang mengawali babak baru hubungan kebudayaan Indonesia-Belanda. Hingga akhirnya, beberapa dekade kemudian, kedua negara sepakat untuk bekerjasama memulangkan koleksi artefak bersejarah milik Indonesia.
"Pembicaraan mengenai repatriasi artefak dari Belanda ke Indonesia juga semakin intensif pada akhir 2020, di mana beberapa di antara koleksinya bisa dilihat dalam pameran ini," ujarnya.
Lantas, koleksi benda artefak apa saja yang dapat Genhype saksikan dalam pameran repatriasi kali ini? Dihimpun Hypeabis.id dari tur ekshibisi bersama kurator, berikut beberapa di antaranya:
1. Koleksi Arca Masa Singasari
Ilustrasi gambar (Sumber gambar: Hypeabis.id/Prasetyo Agung Ginanjar)
Adapun, beberapa koleksi di bagian depan pintu masuk Gedung A Galeri Nasional ini adalah, arca Prajnaparamita yang dikembalikan pada 1978. Lalu, ada juga arca Durga Suramardini, Mahakala, Nandishvara, dan Ganesha, yang serah terima pengembalian arca tersebut dilakukan pada 10 Juli 2023 di Museum Volkenkunde.
2. Koleksi Pangeran Diponegoro
Ilustrasi Keris Diponegoro (Sumber gambar MCB)
Selain itu ada juga Keris Kiai Nogo Siluman yang dulunya dipersembahkan pada raja Belanda, Willem I sebagai piala kemenangan pada 1831. Ada pula Tombak Kiai Rondhan, dan Tongkat Kiai Tjokro yang kerap dikaitkan dengan sosok sang pangeran sebagai penjelmaan sang ratu adil.
3. Koleksi Keris Klungkung
Sesuai namanya, Keris Klungkung berasal dari Kerajaan Klungkung yang didirikan pada abad ke-17 di Klungkung, Bali. Klungkung merupakan kerajaan terakhir yang dianeksasi paksa ke koloni Hindia Belanda setelah terjadinya Perang Puputan di Pulau Dewata pada abad ke-19.Secara umum, koleksi keris Klungkung yang dipamerkan memiliki bilah dengan pola butiran beras (wos wutah pamor) dan memiliki lima belas lekukan. Keris yang terbuat dari besi baja ini memiliki pelat pelindung (ganja) asimetris dan punya titik tajam (greneng) di salah satu sisinya.
4. Koleksi Museum Nusantara
Ilustrasi replika perahu Mandar (sumber gambar MCB)
Salah satu yang menarik dari ruangan ini adalah ditampilkanya replika perahu Mandar yang dibuat sempat dibawa ke Belanda. Diketahui, Suku Mandar merupakan suku bangsa yang menempati wilayah Sulawesi Barat, serta sebagian Sulawesi Selatan dan dikenal sebagai penjelajah laut.
5. Koleksi Rampasan Lombok
Ilustrasi pameran repatriasi (sumber gambar MCB)
Menurut catatan kuratorial, benda tersebut dijarah oleh tentara kolonial Belanda dari Istana Tjakranegara usai berakhirnya Perang Lombok pada 1894. Kala itu, mereka menjarah sebanyak 230 kg emas, 7.000 kg perak, dan berbagai perhiasan lain milik warga Lombok.
Nah, bagi Genhype yang ingin mengunjungi pameran Repatriasi: Kembalinya Saksi Bisu Peradaban Nusantara, ajang ini dapat dikunjungi publik pada 28 November-10 Desember 2023, pukul 10.00-20.00 WIB di Gedung A Galeri Nasional Indonesia.
Setiap pengunjung wajib melakukan registrasi online terlebih dahulu melalui laman web Galeri Nasional Indonesia. Kendati begitu, pengunjung tidak boleh mengambil foto di dalam ruang pamer baik menggunakan kamera profesional atau smartphone.
Baca juga: Membuka Lembaran Sejarah Jakarta lewat Pameran Jejak Memori Evolusi Museum Prasasti
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.