Kisah Inspiratif Desainer Muda Lisa Ju & Albert Yanuar di Industri Mode Indonesia
26 November 2023 |
16:30 WIB
Industri mode nasional berkembang secara dinamis dari masa ke masa. Tentunya fenomena ini tak lepas dari tangan-tangan kreatif para desainer, yang merancang busana dengan beragam potongan menarik dan modis.
Para desainer tersebut juga menjadi penggerak sektor ekonomi kreatif dengan membawa karya-karyanya ke perhelatan panggung mode dunia. Berdasarkan data Kemenparekraf RI, fesyen yang merupakan sub sektor industri kreatif turut meningkatkan nilai ekonomi Indonesia sebagai andalan ekspor dengan nilai kontribusi sebesar 61,5 persen.
Baca juga: Inspirasi Aroma Tiga Bunga dalam Koleksi Busana Rancangan Didiet Maulana, Albert Yanuar dan Lisa Ju
Kedepannya industri ini akan semakin berkembang. Berdasarkan data Statista, nilai pasar atau market size fesyen di Indonesia diproyeksikan tumbuh sebesar 5,22 persen sepanjang 2023-2027, sehingga mampu menghasilkan volume pasar sebesar US$7,38 miliar pada 2027 mendatang.
Melihat lebih dekat ke dalam industri fesyen, kita akan menemukan sejumlah desainer muda dengan perjalanan kariernya yang sangat menginspirasi. Untuk bisa bersaing, kecakapan dalam merancang busana saja tak cukup, tentu harus dibarengi dengan pengetahuan berbisnis yang mumpuni.
Salah satu desainer muda, Lisa Ju mendirikan jenamanya sendiri yang bernama LISA JU pada 2018. Sampai saat ini rumah modenya selalu kebanjiran pesanan dari sejumlah aktris tanah air untuk keperluan konser, syuting video klip, atau event khusus lainnya.
Wanita kelahiran Bandung tersebut menamatkan pendidikannya di Universitas Kristen Maranatha Bandung dengan jurusan desain fesyen pada 2013. Meski awalnya tak menyangka bisa mendirikan rumah mode sendiri, semuanya adalah jerih payah yang dibangunnya sejak duduk di bangku kuliah dengan mengikuti kompetisi LPM (Lomba Perancang Mode).
“Setelah lulus kuliah aku mulai menerima pesanan jahitan dengan skala kecil seperti baju ready to wear, gaun pesta atau braidesmaids,” ujarnya.
Barulah sejak 2018, Lisa Ju mulai fokus dan menetapkan goals yang harus diraih setiap tahunnya supaya bisnisnya bisa terus berprogres. Perjalanan tersebut juga membawanya ke dalam pencarian DNA desain yang akan menjadi ciri khas dari seriap karyanya, yakni busana-busana dengan siluet sederhana dan structural tapi dengan detail rumit.
"Aku menerapkan teknik manipulating fabric yang dipelajari selama kuliah, misalnya dengan menggunakan kain polos yang diolah lagi menjadi tekstur berbentuk bunga, macrame, dan laser cutting," katanya.
Setelah menemukan ciri khas desainnya dan membuat rumah modenya dikenal orang banyak, seorang desainer biasanya akan menggelar show tunggal atau membawa karya busananya ke panggung mode tanah air, barulah mulai melebarkan sayap ke kancah internasional.
Namun tidak bagi Lisa Ju, debut pertunjukan busananya adalah di Arab Fashion Week. “Aku juga awalnya enggak percaya, tiba-tiba dapat email langsung dari Arab Fashion Week dan menerima undangan dari CEO-nya untuk tampil di sana,” ujarnya.
Debutnya Arab Fashion Week 2022/2023 Fall Winter yang digelar di Dubai menjadi pencapaian yang berkesan untuknya. Lisa Ju menampilkan 18 koleksi bertajuk LA FARFALLA. Setelah di Arab, dia juga berkesempatan menampilkan karyanya ke New York Fashion Week Fall Winter 2023/2024 dengan 12 koleksi bertajuk Renceum Réjouissances.
Selama berkarier di industri fesyen Lisa Ju juga menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya dalam mengatur waktu. Banyaknya pesanan masuk dari klien dan deadline untuk acara fashion show membuatnya harus pintar-pintar memanajemen waktunya.
Konsistensi dan kegigihan dalam berkarya membuat jenama LISA JU dipercaya oleh sejumlah public figure yang ingin mewujudkan busana impiannya. Sejauh ini dia pernah mengerjakan baju pengantin untuk Ria Ricis dan kontes kecantikan Miss Mega Bintang Indonesia 2023 Ivan Gunawan, dan saat ini sedang mengerjakan wardrobe konser Rossa dan video klip Tiara Andini.
Walau berbasis di Bandung, Lisa Ju juga tak pernah absen mengikuti perhelatan mode tanah air. Baru-baru ini karyanya ditampilkan di Jakarta Fashion Week 2024 bersama dua desainer lainnya yakni Didiet Maulana dan Albert Yanuar. Rencana kedepannya dia juga ingin menggelar show tunggal.
Selain Lisa Ju, ada juga desainer Albert Yanuar yang mendirikan rumah modenya ALBERT YANUAR sejak 2005. Usai menamatkan sekolahnya di usia yang sangat muda, yakni 14 tahun, Albert langsung melanjutkan pendidikan di Esmod Fashion College Jakarta, dan lulus sebagai THE FASHION DESIGNER terbaik pada 2003.
Albert pernah bekerja di 3 perushaan garmen ekspor impor yang membuat seragam, dari sanalah dia bisa belajar membuat motif printing. Selanjutnya dia juga pernah bekerja dengan desainer Sebastian Gunawan selama 1,5 tahun, lalu mulai menerima pesanan jahitan.
"Aku memulainya benar-benar dari nol, base pengalaman aku di Sebastian Gunawan, dari sana aku bisa bikin gaun-gaun kalau ada pesanan jahitan untuk baju pemberkatan," ujar Albert.
Setelah mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman dari rumah mode Sebastian Gunawan, Albert Yanuar mulai mengembangkan signature desainnya sendiri yakni gaun-gaun pesta dan adibusana yang elegan dan mewah.
Busananya juga kaya akan penggunaan palet warna yang megah, serta struktur dan potongan yang inovatif. Beberapa desainnya yang mencuri perhatian adalah busana multifungsi, seperti rok yang bisa dijadikan mantel, serta transformable dress, sebuah gaun yang bisa menciptakan lebih dari satu look.
Desainer Albert Yanuar menilai perkembangan fesyen Indonesia tak lepas dari daya beli masyarakat yang tinggi. Tren yang berubah-ubah membuat selera pasar makin beragam. Inilah yang menjadi tugas para desainer dan rumah mode untuk bisa memahami seperti apa kebutuhan konsumennya.
“Sebagai desainer tentu kita boleh punya sisi idealis, tapi jangan lupa untuk melihat dan memahami pakaian apa yang diinginkan orang-orang, pikirkan juga daya jual, meningkatkan quality dan servicenya,” ujarnya.
Selain itu, yang tak kalah pentingnya adalah konsistensi dan perencanaan yang matang. Menurutnya, suatu progres yang besar jika seorang desainer ingin melakukan show di panggung mode dunia. Namun semuanya harus dipersiapkan dengan hati-hati.
"Beberapa kali kita sempat show di Eropa dan Amerika, tapi aku merasa pasar lokal dan Asia masih luas, aku enggak mau terburu-buru untuk menggelar show di luar negeri, semuanya harus direncanakan dengan matang," kata Albert.
Baca juga: Desainer Muda Ikuti Jejak Para Tokoh Mode Nasional, dari Albert Yanuar sampai Rama Dauhan
Editor: Dika Irawan
Para desainer tersebut juga menjadi penggerak sektor ekonomi kreatif dengan membawa karya-karyanya ke perhelatan panggung mode dunia. Berdasarkan data Kemenparekraf RI, fesyen yang merupakan sub sektor industri kreatif turut meningkatkan nilai ekonomi Indonesia sebagai andalan ekspor dengan nilai kontribusi sebesar 61,5 persen.
Baca juga: Inspirasi Aroma Tiga Bunga dalam Koleksi Busana Rancangan Didiet Maulana, Albert Yanuar dan Lisa Ju
Kedepannya industri ini akan semakin berkembang. Berdasarkan data Statista, nilai pasar atau market size fesyen di Indonesia diproyeksikan tumbuh sebesar 5,22 persen sepanjang 2023-2027, sehingga mampu menghasilkan volume pasar sebesar US$7,38 miliar pada 2027 mendatang.
Melihat lebih dekat ke dalam industri fesyen, kita akan menemukan sejumlah desainer muda dengan perjalanan kariernya yang sangat menginspirasi. Untuk bisa bersaing, kecakapan dalam merancang busana saja tak cukup, tentu harus dibarengi dengan pengetahuan berbisnis yang mumpuni.
Koleksi LISA JU (Sumber Foto: JFW 2024)
Wanita kelahiran Bandung tersebut menamatkan pendidikannya di Universitas Kristen Maranatha Bandung dengan jurusan desain fesyen pada 2013. Meski awalnya tak menyangka bisa mendirikan rumah mode sendiri, semuanya adalah jerih payah yang dibangunnya sejak duduk di bangku kuliah dengan mengikuti kompetisi LPM (Lomba Perancang Mode).
“Setelah lulus kuliah aku mulai menerima pesanan jahitan dengan skala kecil seperti baju ready to wear, gaun pesta atau braidesmaids,” ujarnya.
Barulah sejak 2018, Lisa Ju mulai fokus dan menetapkan goals yang harus diraih setiap tahunnya supaya bisnisnya bisa terus berprogres. Perjalanan tersebut juga membawanya ke dalam pencarian DNA desain yang akan menjadi ciri khas dari seriap karyanya, yakni busana-busana dengan siluet sederhana dan structural tapi dengan detail rumit.
"Aku menerapkan teknik manipulating fabric yang dipelajari selama kuliah, misalnya dengan menggunakan kain polos yang diolah lagi menjadi tekstur berbentuk bunga, macrame, dan laser cutting," katanya.
Setelah menemukan ciri khas desainnya dan membuat rumah modenya dikenal orang banyak, seorang desainer biasanya akan menggelar show tunggal atau membawa karya busananya ke panggung mode tanah air, barulah mulai melebarkan sayap ke kancah internasional.
Namun tidak bagi Lisa Ju, debut pertunjukan busananya adalah di Arab Fashion Week. “Aku juga awalnya enggak percaya, tiba-tiba dapat email langsung dari Arab Fashion Week dan menerima undangan dari CEO-nya untuk tampil di sana,” ujarnya.
Debutnya Arab Fashion Week 2022/2023 Fall Winter yang digelar di Dubai menjadi pencapaian yang berkesan untuknya. Lisa Ju menampilkan 18 koleksi bertajuk LA FARFALLA. Setelah di Arab, dia juga berkesempatan menampilkan karyanya ke New York Fashion Week Fall Winter 2023/2024 dengan 12 koleksi bertajuk Renceum Réjouissances.
Selama berkarier di industri fesyen Lisa Ju juga menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya dalam mengatur waktu. Banyaknya pesanan masuk dari klien dan deadline untuk acara fashion show membuatnya harus pintar-pintar memanajemen waktunya.
Konsistensi dan kegigihan dalam berkarya membuat jenama LISA JU dipercaya oleh sejumlah public figure yang ingin mewujudkan busana impiannya. Sejauh ini dia pernah mengerjakan baju pengantin untuk Ria Ricis dan kontes kecantikan Miss Mega Bintang Indonesia 2023 Ivan Gunawan, dan saat ini sedang mengerjakan wardrobe konser Rossa dan video klip Tiara Andini.
Walau berbasis di Bandung, Lisa Ju juga tak pernah absen mengikuti perhelatan mode tanah air. Baru-baru ini karyanya ditampilkan di Jakarta Fashion Week 2024 bersama dua desainer lainnya yakni Didiet Maulana dan Albert Yanuar. Rencana kedepannya dia juga ingin menggelar show tunggal.
Koleksi Albert Yanuar (Sumber Foto: JFW 2023)
Albert pernah bekerja di 3 perushaan garmen ekspor impor yang membuat seragam, dari sanalah dia bisa belajar membuat motif printing. Selanjutnya dia juga pernah bekerja dengan desainer Sebastian Gunawan selama 1,5 tahun, lalu mulai menerima pesanan jahitan.
"Aku memulainya benar-benar dari nol, base pengalaman aku di Sebastian Gunawan, dari sana aku bisa bikin gaun-gaun kalau ada pesanan jahitan untuk baju pemberkatan," ujar Albert.
Setelah mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman dari rumah mode Sebastian Gunawan, Albert Yanuar mulai mengembangkan signature desainnya sendiri yakni gaun-gaun pesta dan adibusana yang elegan dan mewah.
Busananya juga kaya akan penggunaan palet warna yang megah, serta struktur dan potongan yang inovatif. Beberapa desainnya yang mencuri perhatian adalah busana multifungsi, seperti rok yang bisa dijadikan mantel, serta transformable dress, sebuah gaun yang bisa menciptakan lebih dari satu look.
Desainer Albert Yanuar menilai perkembangan fesyen Indonesia tak lepas dari daya beli masyarakat yang tinggi. Tren yang berubah-ubah membuat selera pasar makin beragam. Inilah yang menjadi tugas para desainer dan rumah mode untuk bisa memahami seperti apa kebutuhan konsumennya.
“Sebagai desainer tentu kita boleh punya sisi idealis, tapi jangan lupa untuk melihat dan memahami pakaian apa yang diinginkan orang-orang, pikirkan juga daya jual, meningkatkan quality dan servicenya,” ujarnya.
Selain itu, yang tak kalah pentingnya adalah konsistensi dan perencanaan yang matang. Menurutnya, suatu progres yang besar jika seorang desainer ingin melakukan show di panggung mode dunia. Namun semuanya harus dipersiapkan dengan hati-hati.
"Beberapa kali kita sempat show di Eropa dan Amerika, tapi aku merasa pasar lokal dan Asia masih luas, aku enggak mau terburu-buru untuk menggelar show di luar negeri, semuanya harus direncanakan dengan matang," kata Albert.
Baca juga: Desainer Muda Ikuti Jejak Para Tokoh Mode Nasional, dari Albert Yanuar sampai Rama Dauhan
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.