Seniman Nunung WS (Sumber gambar: Instagram.com/nunung.ws)

Lima Dekade Berkarya & Perenungan Eksistensialis Nunung WS

20 November 2023   |   14:57 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Jejak kekaryaan Nunung WS sudah dimulai sejak awal dekade 1970-an. Bersama mendiang suaminya, Sulebar M Soekarman yang juga seorang seniman, keduanya kerap menggelar pameran. Berkat konsistensinya, hingga saat ini semangat berkarya Nunung masih terus terus membara.

Salah satu jejak kekaryaannya terbaru adalah saat menggelar pameran tunggal bertajuk The Spirit Within atau berarti Satu dalam Manunggal di Galeri Nasional Indonesia pada Juni 2023. Pameran tersebut juga menjadi penanda kiprahnya dalam dunia seni rupa yang memasuki umur lima dekade lamanya.

Meski usianya kini tak lagi muda, Nunung masih terus mempertahankan eksistensinya di dunia seni rupa. Lebih dari 50 tahun lamanya, Nunung WS tetap melukis dan menjadikannya salah satu seniman abstrak paling penting di Asia. 

Baca juga: D Gallerie Luncurkan Biografi Seniman Nunung WS di Art Jakarta 2023
 

Seniman Nunung WS memperlihatkan buku tentang perjalanan seni dirinya pada pameran Art Jakarta 2023 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (19/11/2023). (Sumber gambar: Hypeabis.id/Arief Hermawan P)

Seniman Nunung WS memperlihatkan buku tentang perjalanan seni dirinya pada pameran Art Jakarta 2023 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (19/11/2023). (Sumber gambar: Hypeabis.id/Arief Hermawan P)

Bagi Nunung, semangat berkarya akan selalu ada karena dengan cara ini dirinya tetap bergairah dalam hidup. Seni juga kerap kali mengantarkannya pada sebuah keterhubungan dan memunculkan banyak interaksi menarik. Hal itu dirasa sebagai bank energi yang menjadi kekuatannya untuk terus melukis meski usianya telah senja.

“Kalau kita sebagai seniman, kita tidak selalu perlu dapat [semangat] dari luar, tetapi juga menghidupkannya dari dalam. Itu menjadi komitmen saya. Apa pun yang saya hadapi, semangat itu akan tetap ada dan tetap saya bangun,” ungkap Nunung seusai peluncuran buku Jiwa, Cita, dan Nuansa: Lima Dekade Nunung WS Berkarya di JIEXPO Kemayoran, Minggu (19/11).

Walaupun demikian, Nunung tak menampik jika dalam periode kekaryaannya, selalu ada masa-masa perenungan yang dihadapinya. Dia merasa saat ini fase itu pun kembali muncul lagi.

Belakangan ini, pertanyaan-pertanyaan eksistensialisme, seperti “melukis untuk apa?” atau “semua ini akan dibawa ke mana?” kembali memutari isi kepalanya. Sebuah peristiwa yang juga pernah dirasakannya ketika periode 1970-1980-an.

Perenungan-perenungan ini membuatnya selalu merasa punya tanggung jawab terhadap setiap karya yang diciptakannya. Hal yang membuat estetikanya juga makin bertumbuh. Sama seperti era terdahulu, Nunung merasa setiap perenungan itu juga mesti ada jawabannya.

Oleh karena itu, dirinya pun memutuskan untuk sejenak menikmati fase-fase melihat ke dalam ini secara lebih khusyuk. Dia memutuskan untuk sejenak beristirahat dalam berkarya, setidaknya sepanjang 2024 mendatang.

Dalam kariernya berseni, secara khusus Nunung mengatakan banyak terinspirasi dari Kartika Affandi, putri seniman Kusuma Affandi. Baginya, Kartika merupakan sosok teladan kala itu yang kerap menginspirasinya untuk bisa menjadi seniman perempuan. Bukan hanya sekadar ada, melainkan turut berpengaruh dan mewarnai kanon seni rupa di Indonesia.
 

Bagi Nunung, semangat berkarya akan selalu ada karena dengan cara ini dirinya tetap bergairah dalam hidup. Seni juga kerap kali mengantarkannya pada sebuah keterhubungan dan memunculkan banyak interaksi-interaksi menarik. Hal itu dirasa sebagai bank energi yang menjadi kekuatannya untuk terus melukis meski usianya telah senja.  “Kalau kita sebagai seniman, kita tidak selalu perlu dapat (semangat) dari luar, tetapi juga menghidupkannya dari dalam. Itu menjadi komitmen saya. Apa pun yang saya hadapi, semangat itu akan tetap ada dan tetap saya bangun,” ungkap Nunung seusai peluncuran buku Jiwa, Cita, dan Nuansa: Lima Dekade Nunung WS Berkarya di JIEXPO Kemayoran, Minggu (19/11). (Sumber gambar: Hypeabis.id/Arief Hermawan P)

Karya Seniman Nunung WS dipamerkan di D Gallerie pada pameran Art Jakarta 2023 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (19/11/2023) (Sumber gambar: Hypeabis.id/Arief Hermawan P)

Dalam perjalanannya, Nunung juga banyak belajar di bawah bimbingan Nashar dan dikenal sebagai pelukis ekspresif dengan warna-warna yang kuat. Lama-kelamaan, gaya realistiknya kemudian bergerak ke arah abstrak.

Sampai saat ini, ciri khasnya masih tak berubah. Nunung selalu mencoba menciptakan kembali apa yang ia lihat, alami, hidup, dan rasakan di alam melalui warna karena itu selalu menarik perhatiannya. Hal tersebut membuat lukisannya punya daya tarik yang kuat pada goresan palet-palet warnanya.

Kurator sekaligus penulis Chabib Duta Hapsoro mengatakan Nunung WS merupakan seniman yang terus mampu menjaga eksistensi dan estetika berkarya. Ciri khasnya masih begitu kuat dan penting bagi dunia seni rupa Indonesia.

Menurutnya, Nunung juga termasuk seniman yang rajin dalam hal sketsa. Sketsa itu bentuknya sudah sangat mirip dengan hasil jadinya yang dibuat dalam kertas berukuran cukup besar. Sketsa itu kemudian disimpannya, dan belum tahu kapan akan dieksekusi lagi. Hal itu tergantung dengan banyak faktor sampai akhirnya mewujud jadi sebuah karya final.

“Mungkin hal itu juga pengaruh usia. Jadi, bu Nunung perlu secara efisien untuk mengelola energi dia. Itu kemudian mengapa dia membutuhkan sketsa dan membutuhkan waktu sampai kemudian dieksekusi juga. Selain itu, ada tahap spiritualitas juga yang telah dicapai bahwa berkarya juga semacam meditasi atau hal lainnya,” ucapnya.

Baca juga: Wujud Konsistensi & Eksplorasi Perupa Nunung WS dalam Pameran The Spirit Within

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

5 Cara Membedakan Tas Chanel Asli dan Palsu, Perhatikan Nomor Seri dan Logonya

BERIKUTNYA

5 Drama Korea Tentang Musik, dari Twinkling Watermelon Sampai You're Beautiful

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: