D Gallerie Luncurkan Biografi Seniman Nunung WS di Art Jakarta 2023
19 November 2023 |
19:00 WIB
Dalam dunia seni rupa Indonesia, nama Nunung WS menjadi yang tak boleh terlewatkan. Perempuan kelahiran Lawang, Jawa Timur, ini dikenal sebagai satu-satunya perempuan yang secara konsisten menjadi pelaku seni abstrak. Jejak keseniannya bahkan telah melampaui setengah abad lamanya.
Secara khusus, Nunung banyak terinspirasi dari Kartika Affandi, putri seniman Kusuma Affandi. Kartika adalah sosok teladan yang menginspirasi bahwa perempuan pun bisa sukses di bidang seni.
Di bawah bimbingan Nashar, Nunung dikenal sebagai pelukis ekspresif dengan warna-warna yang kuat. Lama-kelamaan, gaya realistiknya kemudian bergerak ke arah abstrak.
Namun, ciri khasnya masih tak berubah. Nunung selalu mencoba menciptakan kembali apa yang ia lihat, alami, hidup, dan rasakan di alam melalui warna karena ia selalu menarik perhatiannya. Hingga kini, goresan-goresannya masih menjadi karya yang terus dinantikan.
Baca juga: Indra Leonardi Rilis Buku Fotografi Vice Versa di Art Jakarta 2023
Menggelar pameran pertamanya sejak 1970-an dan hingga kini masih aktif berkarya, kerja-kerja kesenimanan Nunung telah begitu mewarnai lanskap seni rupa Indonesia.
Kini jejak-jejak kekaryaannya, perspektifnya terhadap seni, hingga gambaran komprehensif tentang kehidupan sang legenda hidup ini telah diterbitkan dalam buku biografi bertajuk Jiwa, Cita, dan Nuansa: Lima Dekade Nunung WS Berkarya.
Buku yang digarap oleh D Gallerie dan Adhvan Media didukung oleh PT Adaro Energy Indonesia ini melakukan peluncurannya di sela-sela event Art Jakarta 2023 pada Minggu, 19 November 2023.
Buku ini memiliki tiga bahasan utama, yakni tentang kekaryaannya yang ditulis Chabib Duta Hapsoro, perspektif perempuan yang ditulis Alia Swastika, dan kehidupan personalnya yang ditulis oleh Indah Ariani. Buku ini diharapkan bisa memberi gambaran lengkap mengenai sosok Nunung sekaligus memperkaya arsip seni rupa Indonesia.
Owner D Gallerie Esti Nurjadin mengatakan ide penulisan buku ini muncul berbarengan dengan persiapan pameran tunggal Nunung WS di Galeri Nasional bertajuk The Spirit Within pada Juni 2023.
Rencananya, buku ini akan dirilis berbarengan dengan pameran tunggal yang menjadi penanda lima dekade kesenian Nunung WS tersebut. Namun, lantaran persiapan dan proses penulisan yang memakan waktu lebih panjang, buku ini tak jadi diterbitkan pada momen tersebut.
Meskipun demikian, penundaan perilisan ini belakangan disyukuri. Sebab, pameran tunggal di Galeri Nasional tersebut, sebagai fase penting kekaryaan Nunung, justru jadi bisa dimasukkan ke dalam materi biografi sang seniman.
“Jejak-jejak kekaryaan Nunung sangat penting dalam lanskap panjang senirupa Indonesia. Apalagi, sejarah senirupa Indonesia sangat kurang terkait seniman wanitanya. Jadi, apa yang sudah dilakukan Nunung memang harus dimasukkan ke dalam peta sejarah senirupa Indonesia,” jelas Esti kepada Hypeabis.id saat ditemui seusai peluncuran buku di Art Jakarta 2023, JIEXPO Kemayoran, Minggu (19/11).
Menurut Esti, sosok seniman Nunung begitu penting bagi seni rupa Indonesia. jejak-jejak kekaryaannya mampu mengubah kanon-kanon maskulin yang selama ini tampak mendominasi peta seni Indonesia.
“Nunung adalah contoh sekaligus patokan bahwa seniman wanita itu harusnya, walaupun sama-sama berkarier dengan suaminya, tetapi tetap punya kegigihan bahwa posisinya bisa lebih baik. Jadi, dunia seni rupa tidak lagi didominasi maskulinitas semata, saat ini seniman perempuan pun bisa setara dalam hal kekaryaan,” imbuhnya.
Sementara itu, Chabib Duta Hapsoro, selaku salah satu penulis buku mengatakan proses penulisan biografi berjalan sekitar satu tahun. Penulisannya berbarengan dengan persiapan pameran Nunung yang terjadi pada Juni lalu.
Menurutnya, buku ini akan menceritakan seluk-beluk kisah Nunung WS, salah satu seniman perempuan penting di Indonesia. Meski kekaryaanya telah diakui bahkan eksistensinya menyentuh lebih dari lima dekade, Nunung terbilang menjadi seniman yang underrated, terlebih jika dibandingkan pada nama seniman laki-laki di angkatannya, seperti Srihadi hingga AD Pirous.
Dari segi pembuatan buku, Chabib mengatakan tidak ada hal yang terlalu menyulitkannya. Menurutnya, Nunung WS termasuk seniman yang rajin dalam hal dokumentasi. Hal itu cukup memudahkannya menemukan arsip dan dokumen penting tentang perjalanannya.
“Di sini kita akan melihat bu Nunung terbilang seniman yang aktif. Namun, menariknya nama dia justru jarang disebut didiskursus di dalam dunia seni rupa Indonesia,” tuturnya.
Baca juga: Imaji Dunia Metaverse Dalam Karya Perupa Rusnoto Susanto di Art Jakarta 2023
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Secara khusus, Nunung banyak terinspirasi dari Kartika Affandi, putri seniman Kusuma Affandi. Kartika adalah sosok teladan yang menginspirasi bahwa perempuan pun bisa sukses di bidang seni.
Di bawah bimbingan Nashar, Nunung dikenal sebagai pelukis ekspresif dengan warna-warna yang kuat. Lama-kelamaan, gaya realistiknya kemudian bergerak ke arah abstrak.
Namun, ciri khasnya masih tak berubah. Nunung selalu mencoba menciptakan kembali apa yang ia lihat, alami, hidup, dan rasakan di alam melalui warna karena ia selalu menarik perhatiannya. Hingga kini, goresan-goresannya masih menjadi karya yang terus dinantikan.
Baca juga: Indra Leonardi Rilis Buku Fotografi Vice Versa di Art Jakarta 2023
Menggelar pameran pertamanya sejak 1970-an dan hingga kini masih aktif berkarya, kerja-kerja kesenimanan Nunung telah begitu mewarnai lanskap seni rupa Indonesia.
Kini jejak-jejak kekaryaannya, perspektifnya terhadap seni, hingga gambaran komprehensif tentang kehidupan sang legenda hidup ini telah diterbitkan dalam buku biografi bertajuk Jiwa, Cita, dan Nuansa: Lima Dekade Nunung WS Berkarya.
Buku yang digarap oleh D Gallerie dan Adhvan Media didukung oleh PT Adaro Energy Indonesia ini melakukan peluncurannya di sela-sela event Art Jakarta 2023 pada Minggu, 19 November 2023.
Buku biografi bertajuk Jiwa, Cita, dan Nuansa: Lima Dekade Nunung WS Berkarya yang diluncurkan pada pameran Art Jakarta 2023 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (19/11/2023). (Sumber gambar: Hypeabis.id/Chelsea Venda)
Owner D Gallerie Esti Nurjadin mengatakan ide penulisan buku ini muncul berbarengan dengan persiapan pameran tunggal Nunung WS di Galeri Nasional bertajuk The Spirit Within pada Juni 2023.
Rencananya, buku ini akan dirilis berbarengan dengan pameran tunggal yang menjadi penanda lima dekade kesenian Nunung WS tersebut. Namun, lantaran persiapan dan proses penulisan yang memakan waktu lebih panjang, buku ini tak jadi diterbitkan pada momen tersebut.
Meskipun demikian, penundaan perilisan ini belakangan disyukuri. Sebab, pameran tunggal di Galeri Nasional tersebut, sebagai fase penting kekaryaan Nunung, justru jadi bisa dimasukkan ke dalam materi biografi sang seniman.
“Jejak-jejak kekaryaan Nunung sangat penting dalam lanskap panjang senirupa Indonesia. Apalagi, sejarah senirupa Indonesia sangat kurang terkait seniman wanitanya. Jadi, apa yang sudah dilakukan Nunung memang harus dimasukkan ke dalam peta sejarah senirupa Indonesia,” jelas Esti kepada Hypeabis.id saat ditemui seusai peluncuran buku di Art Jakarta 2023, JIEXPO Kemayoran, Minggu (19/11).
Seniman Nunung WS memperlihatkan buku tentang perjalanan seni dirinya pada pameran Art Jakarta 2023 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (19/11/2023). (Sumber gambar: Hypeabis.id/Arief Hermawan P)
“Nunung adalah contoh sekaligus patokan bahwa seniman wanita itu harusnya, walaupun sama-sama berkarier dengan suaminya, tetapi tetap punya kegigihan bahwa posisinya bisa lebih baik. Jadi, dunia seni rupa tidak lagi didominasi maskulinitas semata, saat ini seniman perempuan pun bisa setara dalam hal kekaryaan,” imbuhnya.
Sementara itu, Chabib Duta Hapsoro, selaku salah satu penulis buku mengatakan proses penulisan biografi berjalan sekitar satu tahun. Penulisannya berbarengan dengan persiapan pameran Nunung yang terjadi pada Juni lalu.
Menurutnya, buku ini akan menceritakan seluk-beluk kisah Nunung WS, salah satu seniman perempuan penting di Indonesia. Meski kekaryaanya telah diakui bahkan eksistensinya menyentuh lebih dari lima dekade, Nunung terbilang menjadi seniman yang underrated, terlebih jika dibandingkan pada nama seniman laki-laki di angkatannya, seperti Srihadi hingga AD Pirous.
Dari segi pembuatan buku, Chabib mengatakan tidak ada hal yang terlalu menyulitkannya. Menurutnya, Nunung WS termasuk seniman yang rajin dalam hal dokumentasi. Hal itu cukup memudahkannya menemukan arsip dan dokumen penting tentang perjalanannya.
“Di sini kita akan melihat bu Nunung terbilang seniman yang aktif. Namun, menariknya nama dia justru jarang disebut didiskursus di dalam dunia seni rupa Indonesia,” tuturnya.
Baca juga: Imaji Dunia Metaverse Dalam Karya Perupa Rusnoto Susanto di Art Jakarta 2023
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.