Ilustrasi bisnis kuliner legendaris (Sumber gambar: Unsplash/Lisheng Chang)

Mengintip Rahasia di Balik Bisnis Kuliner Legendaris yang Masih Eksis di Jakarta

20 November 2023   |   17:00 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Di Jakarta, ada banyak bisnis makanan legendaris yang masih eksis berdiri sejak puluhan tahun lalu. Di antara gempuran berbagai bisnis makanan kekinian, kudapan-kudapan lezat yang masih mempertahankan resep aslinya ini masih bisa tetap bertahan dan banyak digandrungi. 

Salah satunya bisa ditemui di daerah Pasar Baru, Jakarta Pusat. Di antara bangunan yang saling berjejal di wilayah tersebut, sebuah kedai menyempil di tengahnya. Tulisan Tropic dengan huruf besar di etalase kaca menjadi penandanya.

Ya, restoran Tropic merupakan salah satu kuliner legendaris yang hingga kini masih bertahan. Umur restoran ini menyentuh 60 tahun, sebuah usia yang tak kecil bagi sebuah perjalanan bisnis. 

Baca juga: Hypereport: Menjelajah Kuliner Legendaris di Jakarta, dari Glodok hingga Blok M

Pemilik restoran Tropik Mayti Imelda yang karib disapa May bercerita bahwa bisnis kuliner es krimnya telah dimulai sejak 1960-an. Usahanya berawal dari Hartono, ayahnya, yang mencoba peruntungan berjualan es krim di daerah Pasar Baru, Jakarta.

Kala itu, ayahnya hanya sekadar ingin mengambil peluang dari panasnya suhu Jakarta ketika terik matahari pada siang hari. Namun, siapa sangka, usahanya terus membesar bahkan bisa bertahan hingga sekarang.

Dari awal pembentukan restoran, es krim telah menjadi menu nomor wahid yang dijajakannya. Hingga kini, es krim legendaris itu masih terus dipertahankannya, bahkan masih menjadi menu andalannya selama ini.

Sebagai generasi kedua yang mengurus bisnis ini, May mengaku telah melalui banyak lika-liku bisnis. Terlebih di era modern ini, ketika bisnis es krim juga makin berkembang dan banyak memunculkan nama-nama baru.

Kendati demikian, May percaya bahwa setiap bisnis pasti memiliki ciri khas masing-masing. Restoran Tropic yang telah eksis selama 60 tahun tentu menjadi daya tarik tersendiri yang tak dimiliki kedai es krim lain.

“Memang yang sulit dari sebuah bisnis itu bukan memulainya, tetapi mempertahankannya. Pertama adalah mempertahankan kualitasnya. Kedua, bagaimana kita menghadapi persaingan yang makin ketat,” ungkap May. 
 

Restoran Tropic (Sumber foto: Hypeabis.id/Chelsea Venda)

Restoran Tropic (Sumber foto: Hypeabis.id/Chelsea Venda)

Meski telah menyandang sebagai salah satu es krim legendaris di Jakarta, May juga mengaku cukup hati-hati dalam mengekspansi bisnisnya. Restoran Tropic sempat memiliki dua cabang, tetapi keduanya kini telah ditutup dan May berfokus pada kedai pusatnya di Pasar Baru.

Menurutnya, membuka cabang baru tidak bisa dilakukan sembarangan. Sebab, jika salah dalam mengelola, justru hal tersebut bisa berdampak pada branding restoran yang telah lama dipupuknya.

Memang, kata May, ada rencana untuk menambah restoran lagi. Beberapa pelanggan lamanya juga menyarankan untuk buka cabang di kota-kota penyangga Jakarta. Namun, saran itu masih ditampungnya dan dirinya baru akan memulainya lagi secara bertahap ketika strateginya telah matang.

Restoran Tropic memiliki cara penyajian es krim yang klasik. Cita rasa es krim segar dan tak terlalu manis. Teksturnya sedikit kental dan terbilang tak terlalu halus, layaknya es krim tempo dulu.

“Resepnya belum ada yang berubah. Bahan-bahan yang digunakan untuk es krim masih alami. Jadi, es krimnya juga akan cepat meleleh,” tuturnya.

Meski menjajakan es krim tempo dulu, rupanya pelanggannya tak hanya berusia tua. May mengatakan belakangan ini banyak anak muda yang singgah ke restorannya.

Berkat media sosial, saat ini ada banyak generasi muda yang penasaran dengan es krim legendarisnya. Dia berharap ini akan jadi fase penting untuk regenerasi konsumennya dan membuat restoran yang telah berdiri sejak 1960-an ini tetap bertahan. 

Baca juga: Hypereport: Jamu, Cara Asyik Jaga Kesehatan dan Kece ala Indonesia
 

Bakmi Gang Kelinci (Sumber foto: Hypeabis.id/Chelsea Venda)

Bakmi Gang Kelinci (Sumber foto: Hypeabis.id/Chelsea Venda)

Selain restoran Tropic, Bakmi Gang Kelinci yang ada di Pasar Baru juga masih awet bertahan hingga sekarang. Kedai bakmi ini telah berdiri sejak 1957. Berawal dari tempat sederhana di gang sempit, kini Bakmi Gang Kelinci telah melebarkan sayapnya ke berbagai daerah.

Kepala pengelola Bakmi Gang Kelinci Hesti mengatakan kedai tersebut didirikan oleh Hadi Sukiman pada 1957. Awalnya, hanya berjualan gerobak, tetapi kini menjelma jadi restoran dengan 10 cabang.

Sebagai kuliner legendaris, Hesti menuturkan Bakmi Gang Kelinci telah melalui perjalanan bisnis yang pasang surut. Namun, kini bisnis kuliner yang mengandalkan bakmi sebagai menu andalannya itu masih bisa eksis hingga sekarang.

Dalam sehari, mi Gang Kelinci mampu menjual lebih dari 100 porsi di tiap outletnya. Jika akhir pekan, jumlahnya bisa lebih melonjak karena banyak pelanggan yang datang bersama keluarga untuk menikmati kuliner.

Menurut Hesti, salah satu alasan Bakmi Gang Kelinci masih bertahan ialah karena resepnya yang masih sama sejak awal berdiri. Hal ini membuat para pelanggan lamanya masih setia terhadap mi Gang Kelinci.

Di sisi lain, saat ini juga mulai marak tren wisata kuliner. Ada banyak anak muda yang gemar untuk berburu kuliner legendaris. Dari sanalah, biasanya regenerasi pelanggan bakmi ini terjadi.

Terkait perkembangan zaman, kedai bakminya juga telah terkoneksi dengan aplikasi pemesanan online. Hal ini membuat pangsa pasarnya makin luas karena bisa menjangkau orang-orang yang belum bisa datang langsung ke kedai.

SEBELUMNYA

10 Perangkat Canggih untuk Rumah Pintar

BERIKUTNYA

Cek Fitur Lensa Canon Zoom Ultra Wide Terbaru 2023, Dibanderol Rp50 Jutaan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: