Hari Terakhir Art Jakarta 2023, Penjualan Karya Seni Raih Hasil Positif
19 November 2023 |
16:43 WIB
Sejumlah galeri tercatat meraih hasil penjualan karya seni yang positif dalam ajang Art Jakarta 2023. Meski tahun ini Art Jakarta digelar di venue baru, di JIEXPO Kemayoran, hal itu nyatanya tak menghalangi tren geliat seni yang makin bertumbuh di Indonesia.
Hingga hari penyelenggaraan terakhir pada Minggu, (19/11), ajang bursa seni terkemuka ini masih terus ramai didatangi oleh para penikmat seni. Para pengunjung dan juga kolektor yang hadir juga datang dari berbagai usia dan kalangan.
Direktur Galeri Zen1 Nicolaus F Kuswanto mengatakan kesemarakan pengunjung pada pekan seni ini memberikan sinyal menarik. Apresiasi itu juga mewujud tidak hanya dalam hal jumlah kunjungan, tetapi juga transaksi seni yang terjadi selama gelaran Art Jakarta 2023 ini.
Baca juga: Art Jakarta 2023 Resmi Dibuka, Ekosistem Seni Makin Bergairah
Pria yang karib disapa Nico ini mengatakan Art Jakarta sebagai sebuah pekan seni memang selalu menjadi ajang yang dinanti bagi para seniman, galeri, maupun kolektor. Menurutnya, perpindahan lokasi yang mungkin bagi sebagian pihak pada awalnya menimbulkan kekhawatiran, rupanya tak terjadi.
Hingga hari ketiga, antusiasme pencinta seni untuk datang masih tinggi. Namun, dalam pandangan Nico, ajang ini mulai mesti berani sedikit memperpanjang gelarannya.
Dengan penyelenggaraan tiga hari dan luas lokasi yang bertambah, pengunjung dirasa kurang maksimal dalam melihat serta menikmati karya-karya yang dipajang. Terlebih, saat ini cuaca juga mulai sering hujan, sehingga ada penumpukan pengunjung di hari pembukaan.
Terkait dengan laporan penjualan, Nico mengatakan hasil perdagangan karya seni sejauh ini cukup positif. Hal itu terlihat dari sejumlah karya yang dipajangnya berhasil dikoleksi oleh kolektor.
“Art Jakarta sebagai bursa seni selalu menarik. Tahun lalu, kita hanya satu booth dengan 15 karya dan sold out. Tahun ini kita ada dua booth, dan pada hari ketiga ini melebihi separuhnya sold,” ungkap Nico kepada Hypeabis.id, Minggu (19/11).
Sementara itu, Owner D Gallerie Esti Nurjadin mengatakan bahwa geliat bursa seni di Art Jakarta tahun ini masih semarak dan jauh dari kata lesu. Saat ini, hampir setiap karya telah memiliki ceruk pasarnya sendiri-sendiri dan hal ini tentu jadi kabar yang baik bagi ekosistem.
Terlebih, di Indonesia ini tren kemunculan kolektor baru masih menunjukkan perkembangan positif. Mereka rata-rata masih berada di usia muda. Ada beberapa penopang hal itu bisa terjadi, pertama, mungkin saja orang tua mereka juga kolektor dan kini keduanya memiliki ketertarikan yang sama.
Kedua, dengan keterbukaan informasi, generasi muda ini juga mungkin melihat perkembangan global, utamanya tentang makin universalnya seni rupa. Saat ini karya seni sudah dianggap sebagai bagian dari lifestyle dan kebutuhan. Hal itu, Esti melihat terjadi juga pada generasi muda Indonesia.
Menurut Esti, kekhawatiran terkait makin mendekatnya tahun politik di Indonesia masih belum terlalu berefek pada bursa seni. Setidaknya, hal itu terjadi hingga akhir tahun ini.
Segendang sepenarian, Direktur CAN’S Gallery Inge Santoso menyebut jumlah kunjungan dan transaksi yang terjadi di galerinya berjalan sesuai ekspektasinya. Pada bursa seni tahun, CAN’S Gallery memajang karya serupa di galeri. Kali ini, seniman muda dan seniman ternama juga terpajang di booth miliknya.
Karya-karya tersebut juga memiliki dimensi yang berbeda-beda. Menurutnya, hal ini dilakukan karena CAN’S Gallery ingin menarik atensi dari anak-anak muda dan kolektor baru untuk bisa memiliki karya seni.
“Secara bursa seni cukup menggembirakan. Yang paling ramai sebenarnya ketika art fair pertama ketika selepas pandemi, sekarang ini juga masih baik. Namun, sekarang ini memang lebih banyak galeri dan karya yang hadir ya, termasuk dari luar negeri. Jadi, dari sisi pengunjung akan lebih banyak pertimbangan sebelum memilihnya,” ucapnya.
Baca juga: Imaji Dunia Metaverse Dalam Karya Perupa Rusnoto Susanto di Art Jakarta 2023
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Hingga hari penyelenggaraan terakhir pada Minggu, (19/11), ajang bursa seni terkemuka ini masih terus ramai didatangi oleh para penikmat seni. Para pengunjung dan juga kolektor yang hadir juga datang dari berbagai usia dan kalangan.
Direktur Galeri Zen1 Nicolaus F Kuswanto mengatakan kesemarakan pengunjung pada pekan seni ini memberikan sinyal menarik. Apresiasi itu juga mewujud tidak hanya dalam hal jumlah kunjungan, tetapi juga transaksi seni yang terjadi selama gelaran Art Jakarta 2023 ini.
Baca juga: Art Jakarta 2023 Resmi Dibuka, Ekosistem Seni Makin Bergairah
Pria yang karib disapa Nico ini mengatakan Art Jakarta sebagai sebuah pekan seni memang selalu menjadi ajang yang dinanti bagi para seniman, galeri, maupun kolektor. Menurutnya, perpindahan lokasi yang mungkin bagi sebagian pihak pada awalnya menimbulkan kekhawatiran, rupanya tak terjadi.
Hingga hari ketiga, antusiasme pencinta seni untuk datang masih tinggi. Namun, dalam pandangan Nico, ajang ini mulai mesti berani sedikit memperpanjang gelarannya.
Dengan penyelenggaraan tiga hari dan luas lokasi yang bertambah, pengunjung dirasa kurang maksimal dalam melihat serta menikmati karya-karya yang dipajang. Terlebih, saat ini cuaca juga mulai sering hujan, sehingga ada penumpukan pengunjung di hari pembukaan.
Sejumlah karya di Galeri Zen1 yang dipamerkan Art Jakarta 2023 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (19/11/2023). (Sumber gambar: Hypeabis.id/Arief Hermawan P)
“Art Jakarta sebagai bursa seni selalu menarik. Tahun lalu, kita hanya satu booth dengan 15 karya dan sold out. Tahun ini kita ada dua booth, dan pada hari ketiga ini melebihi separuhnya sold,” ungkap Nico kepada Hypeabis.id, Minggu (19/11).
Sementara itu, Owner D Gallerie Esti Nurjadin mengatakan bahwa geliat bursa seni di Art Jakarta tahun ini masih semarak dan jauh dari kata lesu. Saat ini, hampir setiap karya telah memiliki ceruk pasarnya sendiri-sendiri dan hal ini tentu jadi kabar yang baik bagi ekosistem.
Terlebih, di Indonesia ini tren kemunculan kolektor baru masih menunjukkan perkembangan positif. Mereka rata-rata masih berada di usia muda. Ada beberapa penopang hal itu bisa terjadi, pertama, mungkin saja orang tua mereka juga kolektor dan kini keduanya memiliki ketertarikan yang sama.
Kedua, dengan keterbukaan informasi, generasi muda ini juga mungkin melihat perkembangan global, utamanya tentang makin universalnya seni rupa. Saat ini karya seni sudah dianggap sebagai bagian dari lifestyle dan kebutuhan. Hal itu, Esti melihat terjadi juga pada generasi muda Indonesia.
Menurut Esti, kekhawatiran terkait makin mendekatnya tahun politik di Indonesia masih belum terlalu berefek pada bursa seni. Setidaknya, hal itu terjadi hingga akhir tahun ini.
Sejumlah karya dipamerkan di Cans Gallery pada pameran Art Jakarta 2023 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (19/11/2023). (Sumber gambar: Hypeabis.id/Arief Hermawan P)
Karya-karya tersebut juga memiliki dimensi yang berbeda-beda. Menurutnya, hal ini dilakukan karena CAN’S Gallery ingin menarik atensi dari anak-anak muda dan kolektor baru untuk bisa memiliki karya seni.
“Secara bursa seni cukup menggembirakan. Yang paling ramai sebenarnya ketika art fair pertama ketika selepas pandemi, sekarang ini juga masih baik. Namun, sekarang ini memang lebih banyak galeri dan karya yang hadir ya, termasuk dari luar negeri. Jadi, dari sisi pengunjung akan lebih banyak pertimbangan sebelum memilihnya,” ucapnya.
Baca juga: Imaji Dunia Metaverse Dalam Karya Perupa Rusnoto Susanto di Art Jakarta 2023
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.