Aktris Sha Ine Febriyanti berperan sebagai Bu Prani dalam film Budi Pekerti. (Sumber gambar: Rekata Studio)

4 Hal Penting yang Bisa Dipetik dari Film Budi Pekerti, Yuk Lebih Bijak di Media Sosial!

16 November 2023   |   12:43 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Film Budi Pekerti masih tayang di bioskop. Hingga hari penayangan ke-13, film Budi Pekerti telah disaksikan oleh 455.116 penonton. Budi Pekerti merupakan film kedua yang ditulis sekaligus disutradarai oleh Wregas Bhanuteja. Film bergenre drama ini berkutat pada persoalan perundungan (bullying) yang kerap terjadi di media sosial. 

Kisahnya mengikuti kehidupan karakter bernama Bu Prani yang diperankan oleh Sha Ine Febriyanti. Berlatar Kota Yogyakarta pada masa pandemi, film Budi Pekerti berkisah tentang Bu Prani, seorang guru Bimbingan Konseling atau BK yang video perselisihannya dengan pengunjung pasar menjadi viral di media sosial. 

Akibat tindakannya yang dinilai tidak mencerminkan pribadi seorang guru, dia mendapatkan perundungan, dicari-cari kesalahan lainnya hingga terancam kehilangan pekerjaan. Bahkan, suaminya, Didit (Dwi Sasono), serta dua anaknya yaitu Muklas (Angga Yunanda) dan Tita (Prilly Latuconsina) juga ikut mendapat perundungan.

Baca juga:  Review Film Budi Pekerti: Saat Gawai Menjelma Moncong Senjata & Rimba Perisakan di Media Sosial

Lebih dari sekadar hiburan, film Budi Pekerti mengangkat isu sosial yang sangat relevan dengan kehidupan dewasa ini. Telah banyak contoh kasus seseorang dirundung habis-habisan karena tindakannya di media sosial yang belum tentu sesuai faktanya. Begitupun Bu Prani dan keluarganya yang terpaksa terjebak dalam lingkaran misinformasi, mendapat komentar negatif, dan bahkan menjadi sasaran perundungan dari pengguna media sosial.

Film Budi Pekerti juga menjadi pengingat akan begitu banyak konten misinformasi/disinformasi/hoaks yang tak sengaja mampir di timeline media sosial kita tanpa disadari. Seringkali, kita pun mengonsumsi konten tersebut dan bahkan turut menyebarkannya, tanpa sadar bahwa penyebaran yang dilakukan dapat berdampak pada orang lain, khususnya kepada orang yang menjadi sasaran hoaks.  

"Film ini diharapkan bisa meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya pengguna platform digital untuk senantiasa selalu berbudi pekerti, baik di kehidupan nyata maupun dalam lingkungan digital," kata Sutradara Wregas Bhanuteja.

Ada banyak hal yang bisa dipetik untuk menjadi pembelajaran dari film Budi Pekerti, utamanya adalah menggunakan platform digital atau media sosial secara bijak dan bertanggung jawab. Berikut 4 hal penting dalam bermedia sosial yang bisa dipelajari dari film Budi Pekerti.
 

1. Selalu cek fakta

Insiden yang mendorong Bu Prani terjebak dalam pusaran hoaks terjadi akibat unggahan seorang warga yang merekam video adu mulut antara Ibu Prani dan orang lain di depan umum. Namun, penggalan video yang diunggah itu tidak memperlihatkan kejadian sebenarnya, hingga menimbulkan misinformasi di kalangan warganet.

Nah, pelajaran yang bisa diambil dari kejadian itu adalah untuk tidak langsung percaya apalagi turut menyebarkan informasi tanpa cek fakta terlebih dahulu di media sosial, dan lebih kritis saat mengkonsumsi konten. Setelah cek fakta, jika perlu, kalian juga bisa memberikan tambahan informasi mengenai konten tersebar itu, untuk meluruskan apa yang salah atau memberikan label misinformasi/disinformasi/hoaks apabila terbukti tidak benar. 
 
 

2. Lebih bijak dan empati

Akibat misinformasi yang menjerat Bu Prani dan keluarganya, mereka menjadi sasaran hujatan pengguna media sosial. Hal ini akhirnya sangat memengaruhi kesehatan mental mereka, kehidupan sosial, karier hingga nama baik keluarga kecil Bu Prani.

Dampak semacam itulah yang seringkali tak terpikirkan kebanyakan orang, bahwa komentar negatif yang dilontarkan di media sosial atau platform digital bisa menghancurkan kehidupan orang yang menjadi sasaran. Jadi, penting untuk  lebih bijak dan penuh empati saat berinteraksi di ruang digital, khususnya ketika memberikan komentar terhadap seseorang. Sebaliknya, lebih baik perbanyak memberikan dukungan dan komentar positif, agar ruang digital menjadi lebih aman dan nyaman.


3. Izin untuk mengunggah video

Saat ini, tak sedikit orang yang sering merekam orang lain sebagai objek videonya, lalu mengunggahnya di media sosial. Sebelum mengunggahnya, ingatlah bahwa rekaman video yang melibatkan orang lain harus mendapatkan izin dari orang yang bersangkutan sebelum disebarluaskan. Sebab penyebaran video tanpa izin bisa saja berdampak buruk untuk orang tersebut. 

Inilah yang terjadi terhadap Bu Prani yang rekaman video adu mulutnya dengan orang lain menyebabkan hidupnya berubah 180 derajat. Oleh karena itu, pastikan untuk selalu bijak saat merekam video di tempat umum, dan mendapatkan persetujuan orang yang terlibat dalam video kalian ya.


4. Laporkan konten yang bermasalah

Untuk terhindar dari pusaran misinformasi/disinformasi/hoaks, kalian juga bisa aktif dengan cara melaporkan konten atau informasi yang dirasa mengandung misinformasi/disinformasi/hoaks, lewat fitur-fitur keamanan yang disediakan oleh platform digital.

Contohnya di TikTok, jika kalian merasa konten video di laman timeline mengandung misinformasi/disinformasi/hoaks atau dianggap melanggar Panduan Komunitas TikTok, kalian bisa melaporkan konten tersebut. Caranya, tekan video agak lama, kemudian kalian akan diarahkan ke beberapa menu, lalu pilih menu 'Report' atau 'Laporkan Konten'. Setelah itu, kalian tinggal mengikuti langkah-langkah yang disediakan oleh platform.  

Baca juga:  Daftar Nominasi Festival Film Indonesia 2023, Budi Pekerti Borong 16 Nominasi

Editor: Puput Ady Sukarno

SEBELUMNYA

BLACKPINK Gelar Konser VR Pertama, Catat Tanggal & Cara Dapat Tiketnya

BERIKUTNYA

7 Rekomendasi Buku yang Bergizi untuk Kesehatan Mental

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: