Ilustrasi smartphone yang menggunakan jaringan 5G. (Sumber gambar : Freepik)

Duh, Smartphone 5G Sudah Banyak Tapi Jaringannya Masih Terbatas

15 November 2023   |   21:07 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Adopsi teknologi jaringan 5G gencar dilakukan produsen smartphone pada produk-produk terbarunya, meskipun dukungan infrastruktur di Indonesia masih terbatas. Pasalnya, permintaan konsumen kian meningkat seiring tuntutan hadirnya fitur-fitur baru yang lebih mumpuni di dalam ponsel pintar ini.

Senior Manager Business Development Qualcomm Indonesia Dominikus Susanto menyampaikan hampir seluruh lini chipset untuk ponsel yang dikeluarkan perusahaannya sudah dilengkapi konektivitas 5G.  “Kenapa? Karena teknologi sudah mengarah ke 5G semua. Kemudian, kebutuhan produsen smartphone mau yang 5G,” ujarnya saat berbincang dengan Hypeabis.id beberapa waktu lalu.

Smartphone yang memiliki prosesor dengan jaringan 5G menurutnya memiliki banyak keunggulan. Seperti pada produk Snapdragon 8 Generasi 3, chipset ini mampu mengemas daya pemrosesan artificial intelligence (AI) 2,5 kali lipat pada tingkat perangkat keras untuk operasi yang lebih cepat, hemat daya, dan akurasi lokasi yang lebih baik. 

Baca juga: Yuk Berkenalan dengan Pusat Inovasi 5G yang Dibangun Ericsson di Indonesia

Chipset 5G ini juga mendukung kamera dan fitur-fitur terbaru, dan pengalaman gaming yang lebih Ulkus. “Teknologi terbaru pastinya sudah ada di chipset 5G. Produsen smartphone semua siap 5G. Bahkan smartphone di bawah 3 juta sudah banyak,” imbuhnya. 

Sementara itu, Marketing Manager Infinix Indonesia Sergio Ticoalu berpendapat perkembangan teknologi 5G tidak bisa dihindari. Oleh karena itu, pihaknya menghadirkan sejumlah lini smartphone yang menghadirkan jaringan ini, salah satunya Infinix Zero Series. 

Dia menyampaikan Infinix selalu ingin memberikan teknologi inovatif walaupun belum masif. Dari hasil riset yang dilakukan pihaknya, mayoritas konsumen katanya meminta smartphone yang mendukung jaringan 5G  demi kecepatan pengurutan dan penggunaan. 

Diketahui, jaringan 5G memiliki keunggulan mengunggah data 10 hingga 20 kali lebih cepat dibandingkan 5G. Jaringan 5G juga memiliki sebaran sinyal yang lebih baik dan terarah hingga latensi yang jauh lebih singkat.  

Sergio menyebut permintaan 5G lebih banyak untuk smartphone level mid-range dan high-range. “Makanya kita buat smartphone 5G tetapi harganya terjangkau,” ucapnya.

Dia menyampaikan Infinix berupaya menghadirkan smartphone dengan harga terjangkau tetapi memiliki spesifikasi terbaik, termasuk dalam menghadirkan 5G. Tak ayal pada semester I/2023, penjualan smartphone dari perusahaan asal China yang tergabung dalam Transsion tersebut menjadi satu-satunya produk yang mengalami pertumbuhan di tengah pasar ponsel pintar yang lesu, yakni sekitar 17 persen. Oleh karena itu, Infinix optimistis penjualan smartphone 5G semakin meningkat pada tahun ini dan tahun-tahun mendatang.

Product Sales Manager ASUS Mobile Indonesia Galih Wardana menilai penetrasi untuk 5G tampak belum signifikan tetapi lambat laun pihaknya yakin mulai menguat berkat banyaknya ponsel 5G bermunculan. “Problemnya dukungan jaringannya yang belum sekuat dan signifikan mendukung jaringan 5G,” ucapnya.

Ketua Asosiasi IOT Indonesia (ASIOTI) Teguh Prasetya menyebut tantangan utama dalam penerapan teknologi 5G di Indonesia yakni pembangunan infrastruktur. Diperlukan biaya yang besar untuk melakukan upgrade teknologi dan mengembangkan infrastruktur yang kuat dan andal untuk mendukung penerapan teknologi ini. Butuh investasi sekitar Rp375 triliun untuk membangun 500.000 stasiun pemancar atau base transceiver station (BTS) agar cakupan 5G semakin luas. 

Hal senada disampaikan Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Kominfo, Wayan Toni Supriyanto. Dia mengamini biaya investasi 5G relatif besar baik untuk penyelenggara seluler, pelaku industri yang memanfaatkannya, penyedia solusi terintegrasi, maupun penyedia perangkat atau ekosistem. 

Wayan menyampaikan terdapat tiga faktor utama untuk mendorong penetrasi 5G. Pertama, ketersediaan spektrum frekuensi khusus (dedicated) untuk 5G pada 3 layer baik di low band (Sub 1GHz), middle band (Sub 6GHz), maupun high band (mmWave). Semakin tinggi spektrum frekuensi, maka akan semakin lebar bandwidth yang tersedia sehingga bisa memberikan kapasitas dan throughput yang tinggi. Sementara semakin rendah spektrum frekuensi, maka akan semakin luas jangkauan layanannya. Utilisasi 5G pada layer spektrum frekuensi tersebut tergantung pada jenis usecase yang akan diimplementasikan. 

Kedua, modernisasi jaringan seluler 4G LTE baik eNodeB (RAN) maupun EPC (core network). Wayan menerangkan, secara global, jaringan 5G akan digelar secara Non Stand Alone (NSA), beroperasi bersamaan dengan jaringan 4G LTE yang digunakan sebagai jangkar. 

Ketiga, fiberisasi yang menjadi kunci dari koneksi lebih stabil dan kapasitas lebih besar sebagai transport untuk menghubungkan antar elemen jaringan 5G,” jelasnya.

Baca juga: Banyak Manfaat, Riset Ungkap Sektor Bisnis Siap Terapkan 5G

Wayan mengatakan saat ini Indonesia menjadi salah satu dari 7 negara di Kawasan Asia Tenggara dan Oceania yang telah meluncurkan 5G secara komersial. Menurut data yang ada di Kementerian Kominfo, sudah ada 366 site 5G yang tersebar di 46 kabupaten/kota pada lokasi tertentu.

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Cara Jitu Ninja Xpress Bantu UKM Go Global

BERIKUTNYA

Rekomendasi Laptop Buat Mahasiswa, Boleh Murah Tapi Performanya Wah

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: