Ilustrasi remaja yang mengalami gangguan kesehatan jiwa. (Sumber gambar : freepik/

Indonesia Darurat Kesehatan Jiwa, Awas Jangan Self Diagnose

15 November 2023   |   07:00 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Indonesia darurat kesehatan jiwa. Bisa dikatakan hampir semua kelompok usia mengalami mental illness, mulai dari anak-anak, remaja, ibu dan bayinya, pekerja produktif hingga lansia. Hal ini terungkap dalam studi yang dilakukan Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa.

Salah satu inisiator Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa dr. Ray Basrowi menyampaikan dari hasil studi, satu dari 10 orang Indonesia mengalami gangguan mental. Sebanyak 25 persen mahasiswa baru menderita gangguan kecemasan (anxiety), 32 persen ibu mengalami depresi post-partum, 50 persen buruh pabrik di Jawa terdeteksi depresi ringan. 

Baca juga: Waduh, 60% Mahasiswa FISIP UI Mengidap Gangguan Kecemasan

Selain itu, tingkat perunungan yang memicu masalah kesehatan mental di lingkungan Sekolah Dasar (SD) mencapai 72 persen. Terdapat pula 38 persen perceraian akibat gangguan jiwa. 

Ray menyebut kaukus menilai kesehatan jiwa berdampak multi sektor karena merupakan bagian dari kondisi kesehatan yang komprehensif. Sehat tidaknya jiwa seseorang akan mempengaruhi tingkat produktivitas dan menentukan kualitas hidup serta pencapaian generasi selanjutnya. 

Setidaknya ada tiga esensi kunci yang menjadi faktor pendorong tingkat urgensi masalah kesehatan jiwa. Pertama, stigma yang luas dan masif terhadap penderita gangguan kesehatan jiwa. Kedua, lingkungan spesifik terutama pada tingkat keluarga, sekolah, dan tempat kerja yang sebagian besar tidak ramah kesehatan jiwa.

Ketiga, fenomena self-diagnose terutama terjadi di kalangan, remaja, anak sekolah, dan pekerja. “Fenomena unik, ternyata kasus gangguan kesehatan jiwa mengkhawatirkan karena ada self diagnose, skrining bisa dengan mudah dilakukan dengan internet,” ungkapnya dalam deklarasi Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jakarta, Selasa (14/11/2023). 

Kristin Samah, salah satu inisiator yang baru saja meluncurkan buku Menulis Membaca Kehidupan, menyampaikan self diagnose memang tengah menjadi fenomena yang berkembang di masyarakat. Banyak orang ingin tahu isu kesehatan jiwa dengan berselancar di internet. Kegiatan ini menurutnya justru merugikan. 

Senada, Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Tjhin Wiguna menuturkan untuk diagnosa seseorang mengalami masalah kesehatan jiwa harus dilakukan oleh tenaga profesional, baik itu psikiater ataupun psikolog. Ada serangkaian tes dan wawancara yang dilakukan secara mendalam. “Kurang tepat untuk judge diri kamu sendiri. Alangkah baiknya cari tenaga profesional,” tegasnya. 

Dia menyebut jika self diagnosis ternyata tidak sesuai dengan kondisi kesehatan mental yang dialami, justru akan memperburuk keadaan. Bisa jadi yang semula hanya mengalami stres biasa, dengan melakukan self diagnose yang hasilnya tidak tepat, orang tersebut malah tertekan dan bisa mengalami masaah kesehatan mental yang lebih serius.

Adapun penelitian Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa juga mengidentifikasi 27 isu prioritas yang harus dibenahi secara bersamaan untuk mencegah supaya dampak gangguan kesehatan jiwa tidak semakin kronis. Dari sekian banyak matriks isu prioritas dan esensi masalah kesehatan jiwa di Indonesia, terselip beberapa komponen seperti penggunaan gawai tak terkontrol pada anak dan remaja, beban generasi sandwich, pencarian jati diri, pengaruh media sosial, serta problem emosi, perilaku dan kekerasan berbasis keluarga. 

Temuan kelompok faktorial ini secara langsung mengoneksikan benturan nilai antar generasi, yang terintegrasi dengan teknologi digital dan sosial media, terhadap isu prioritas kesehatan jiwa anak muda Indonesia. Survei eksploratif dilakukan pada 45 responeden terdiri dari pakar-pakar yaitu akademisi, psikolog, dokter spesialis, praktisi kesehatan masyarakat, organisasi masyarakat sipil, sosioantropolog atau budayawan, media, dan swasta.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Cerita Persiapan Atlet Golf Naraajie Emerald Hadapi Turnamen Indonesian Masters 2023

BERIKUTNYA

Prilly Latuconsina Raih Piala Citra untuk Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik di FFI 2023

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: