15 Desainer Pamerkan Karya Busana dari 15 Kain Tenun di LANGGAM 15
09 November 2023 |
10:00 WIB
Sebanyak 15 desainer kenamaan Indonesia menampilkan koleksi busana yang dibuat menggunakan 15 jenis kain tenun dalam acara LANGGAM 15: Lima Belas Tahun Cita Tenun Indonesia untuk Negeri. Acara yang digelar pada 7 November 2023 di Hotel Dharmawangsa, Jakarta itu sebagai perayaan atas 15 tahun eksistensi Cita Tenun Indonesia (CTI) di kancah mode Tanah Air.
Perhelatan LANGGAM 15 dimulai dengan penyerahan apresiasi CTI kepada para mitra kerja dengan memberi penghargaan berupa sertifikat, plakat dan trofi kepada institusi pendukung, mitra desainer (desainer tekstil, produk, interior dan fashion), dan tenaga ahli (pewarnaan, struktur tenun, sosiolog, motivator dan evaluator). Acara dilanjutkan dengan pemutaran film pendek karya sutradara Nia Dinata yang menampilkan para perajin tenun.
15 kain tenun yang digunakan para desainer merupakan hasil program pembinaan dan pengembangan para pengrajin tenun oleh Cita Tenun Indonesia dari berbagai penjuru daerah Indonesia. Tahun ini CTI tengah melangsungkan kegiatan pembinaan daerah baru di Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatra Utara dan Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung.
Baca juga: 4season Hijab Hadirkan Sentuhan Modern pada Koleksi Serene di Runway Jakarta Fashion Week 2024
Para desainer mulai dari Didi Budiardjo berkarya dengan media Tenun Lunggi atau Songket Sambas, lalu Auguste Soesastro bermain presisi dengan Tenun Cual atau Ikat Lungsi Sambas yang merupakan Tenun khas dari Sambas, Kalimantan Barat. Sementara Sebastian Gunawan menampilkan Tenun Ikat Garut dari Jawa Barat.
Tak ketinggalan ada desainer Chossy Latu yang mempercantik Tenun Songket Halaban dari Sumatra Barat. Selanjutnya untuk label Eri, Eridani menyajikan busana dengan Tenun Songket Palembang dari Sumatra Selatan. Selanjutnya ada Danny Satriadi yang memberdayakan Tenun Sobi dari Sulawesi Tenggara, serta Yogie Pratama yang berekspresi dalam Tenun Sobi dari Sengkang, Sulawesi Selatan.
Desainer lainnya ada Priyo Oktaviano yang memperlihatkan kepiawaiannya dengan Tenun Songket Bali, lalu Wilsen Willim bereksperimen dengan Tenun Rangrang, kemudian ada Dana Maulana dan Michael Simiadi dari Danjyo Hiyoji bermain lewat Tenun Endek, yakni Tenun khas dari provinsi Bali.
Selanjutnya Ari Seputra memamerkan busana Tenun Songket Lombok dari Nusa Tenggara Barat. Denny Wirawan berkarya dalam Tenun Sumba dan Mel Ahyar memperindah Tenun Songke Labuan Bajo, keduanya berasal dari Nusa Tenggara Timur. Tenun Jawa Tengah dipresentasikan oleh Era Soekamto dengan media Tenun Lukat atau Lurik-Ikat dari Solo, Sedangkan pada label Koyko, Khoirudin Koko Rudi yang merupakan pemenang Next Young Promising Designer (NYPD) 2018 menggunakan Tenun Ikat dari Jepara.
Selain LANGGAM 15, sepanjang 2023, Cita Tenun Indonesia telah menjalin sejumlah kolaborasi, di antaranya dengan Sejauh Mata Memandang dalam tajuk RONA, bersama ohmmbybai lewat PELESIR, dengan Hendra Kusuma menggarap instalasi FUTURE/CULTURE yang dipamerkan pada IDBYTE Art + Fashion 2023 di Pacific Place, serta melanjutkan kerja sama dengan Jakarta Fashion and Food Festival (JF3) untuk presentasi Jalinan Lungsi Pakan 2023.
Pada Maret 2023, CTI juga berhasil memperoleh lisensi resmi dari BNSP untuk Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Tenun Indonesia. LSP Tenun Indonesia merupakan bentuk pemberdayaan perajin di tingkat lanjutan.
LSP Tenun Indonesia memiliki empat skema besar sertifikasi, yaitu Penenunan, Pewarnaan, Pemotifan dan Pengelolaan. Pada Oktober 2023, LSP Tenun Indonesia menyertifikasi sejumlah perajin di Sambas, Kalimantan Barat.
Okke Hatta Rajasa, Ketua Cita Tenun Indonesia sekaligus Pembina Yayasan Lembaga Sertifikasi Profesi Tenun Indonesia, berujar bahwa empat skema besar LSP Tenun Indonesia dan program-program CTI termasuk pewarnaan alam di dalamnya membuat CTI bergerak dalam ranah sustainable fashion.
“Konsep mode berkesinambungan yang gencar disuarakan oleh berbagai instansi mode modern pada beberapa tahun terakhir ini telah kami jalani sejak berdirinya Cita Tenun Indonesia di tahun 2008 hingga saat ini.” ujarnya.
Adapun Cita Tenun Indonesia (CTI) sendiri merupakan organisasi nirlaba yang didirikan oleh para perempuan Indonesia pencinta Tenun pada 28 Agustus 2008, dengan visi melestarikan Tenun Nusantara sebagai warisan budaya tinggi (heritage).
Program kerja Cita Tenun Indonesia mencakup pelestarian, pelatihan dan pengembangan perajin untuk memaksimalkan produksi lewat kerja sama dengan berbagai pihak dalam rangka meningkatkan kualitas hidup para perajin, serta memperluas pasar, baik di dalam negeri maupun mancanegara.
Baca juga: Jenama Modest Fashion naPocut Bawa Koleksi Self Revelation di Runway JFW 2024
Editor: Puput Ady Sukarno
Perhelatan LANGGAM 15 dimulai dengan penyerahan apresiasi CTI kepada para mitra kerja dengan memberi penghargaan berupa sertifikat, plakat dan trofi kepada institusi pendukung, mitra desainer (desainer tekstil, produk, interior dan fashion), dan tenaga ahli (pewarnaan, struktur tenun, sosiolog, motivator dan evaluator). Acara dilanjutkan dengan pemutaran film pendek karya sutradara Nia Dinata yang menampilkan para perajin tenun.
15 kain tenun yang digunakan para desainer merupakan hasil program pembinaan dan pengembangan para pengrajin tenun oleh Cita Tenun Indonesia dari berbagai penjuru daerah Indonesia. Tahun ini CTI tengah melangsungkan kegiatan pembinaan daerah baru di Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatra Utara dan Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung.
Baca juga: 4season Hijab Hadirkan Sentuhan Modern pada Koleksi Serene di Runway Jakarta Fashion Week 2024
Para desainer mulai dari Didi Budiardjo berkarya dengan media Tenun Lunggi atau Songket Sambas, lalu Auguste Soesastro bermain presisi dengan Tenun Cual atau Ikat Lungsi Sambas yang merupakan Tenun khas dari Sambas, Kalimantan Barat. Sementara Sebastian Gunawan menampilkan Tenun Ikat Garut dari Jawa Barat.
Tak ketinggalan ada desainer Chossy Latu yang mempercantik Tenun Songket Halaban dari Sumatra Barat. Selanjutnya untuk label Eri, Eridani menyajikan busana dengan Tenun Songket Palembang dari Sumatra Selatan. Selanjutnya ada Danny Satriadi yang memberdayakan Tenun Sobi dari Sulawesi Tenggara, serta Yogie Pratama yang berekspresi dalam Tenun Sobi dari Sengkang, Sulawesi Selatan.
Desainer lainnya ada Priyo Oktaviano yang memperlihatkan kepiawaiannya dengan Tenun Songket Bali, lalu Wilsen Willim bereksperimen dengan Tenun Rangrang, kemudian ada Dana Maulana dan Michael Simiadi dari Danjyo Hiyoji bermain lewat Tenun Endek, yakni Tenun khas dari provinsi Bali.
Selanjutnya Ari Seputra memamerkan busana Tenun Songket Lombok dari Nusa Tenggara Barat. Denny Wirawan berkarya dalam Tenun Sumba dan Mel Ahyar memperindah Tenun Songke Labuan Bajo, keduanya berasal dari Nusa Tenggara Timur. Tenun Jawa Tengah dipresentasikan oleh Era Soekamto dengan media Tenun Lukat atau Lurik-Ikat dari Solo, Sedangkan pada label Koyko, Khoirudin Koko Rudi yang merupakan pemenang Next Young Promising Designer (NYPD) 2018 menggunakan Tenun Ikat dari Jepara.
Selain LANGGAM 15, sepanjang 2023, Cita Tenun Indonesia telah menjalin sejumlah kolaborasi, di antaranya dengan Sejauh Mata Memandang dalam tajuk RONA, bersama ohmmbybai lewat PELESIR, dengan Hendra Kusuma menggarap instalasi FUTURE/CULTURE yang dipamerkan pada IDBYTE Art + Fashion 2023 di Pacific Place, serta melanjutkan kerja sama dengan Jakarta Fashion and Food Festival (JF3) untuk presentasi Jalinan Lungsi Pakan 2023.
Pada Maret 2023, CTI juga berhasil memperoleh lisensi resmi dari BNSP untuk Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Tenun Indonesia. LSP Tenun Indonesia merupakan bentuk pemberdayaan perajin di tingkat lanjutan.
LSP Tenun Indonesia memiliki empat skema besar sertifikasi, yaitu Penenunan, Pewarnaan, Pemotifan dan Pengelolaan. Pada Oktober 2023, LSP Tenun Indonesia menyertifikasi sejumlah perajin di Sambas, Kalimantan Barat.
Okke Hatta Rajasa, Ketua Cita Tenun Indonesia sekaligus Pembina Yayasan Lembaga Sertifikasi Profesi Tenun Indonesia, berujar bahwa empat skema besar LSP Tenun Indonesia dan program-program CTI termasuk pewarnaan alam di dalamnya membuat CTI bergerak dalam ranah sustainable fashion.
“Konsep mode berkesinambungan yang gencar disuarakan oleh berbagai instansi mode modern pada beberapa tahun terakhir ini telah kami jalani sejak berdirinya Cita Tenun Indonesia di tahun 2008 hingga saat ini.” ujarnya.
Adapun Cita Tenun Indonesia (CTI) sendiri merupakan organisasi nirlaba yang didirikan oleh para perempuan Indonesia pencinta Tenun pada 28 Agustus 2008, dengan visi melestarikan Tenun Nusantara sebagai warisan budaya tinggi (heritage).
Program kerja Cita Tenun Indonesia mencakup pelestarian, pelatihan dan pengembangan perajin untuk memaksimalkan produksi lewat kerja sama dengan berbagai pihak dalam rangka meningkatkan kualitas hidup para perajin, serta memperluas pasar, baik di dalam negeri maupun mancanegara.
Baca juga: Jenama Modest Fashion naPocut Bawa Koleksi Self Revelation di Runway JFW 2024
Editor: Puput Ady Sukarno
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.