3 Jenis Wayang di Indonesia
07 November 2023 |
12:30 WIB
Pada hari ini, Selasa 7 November 2023, diperingati Hari Wayang Nasional. Wayang merupakan salah satu budaya Indonesia dan telah diakui oleh dunia setelah UNESCO memasukkannya ke dalam daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia. Saat ini, Indonesia memiliki beragam jenis wayang yang merupakan kekayaan tidak ternilai.
Dikutip dari laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), wayang adalah salah satu seni pertunjukan rakyat yang dimainkan oleh seorang dalang dengan menggerakkan tokoh pewayangan yang dipilih.
Baca juga: 5 Cara Merayakan Hari Wayang Nasional, Bikin Twibbon Unik hingga Membuat Wayang
Berdasarkan sebuah Naskah Jawa Kuno yang kemudian diterbitkan Pradnya Paramita pada 1981, wayang berasal dari khayalan atau gagasan tentang bayangan manusia yang dapat ditonton.
Wayang sendiri berasal dari kata wayangan, yang artinya adalah bayangan, yang memiliki maksud mempertontonkan sebuah lakon lewat bayangan. Pada mulanya, wayang hanya merupakan hasil khayalan ataupun ide yang dilukiskan dalam sebuah daun Tal, yang kemudian mempertontonkan hasil lukisan tersebut lewat bayangan.
Bayangan dihasilkan dengan memantulkan lukisan di atas kain putih dan hanya diterangi lampu. Seiring perkembangan, masyarakat menggunakan kulit sapi untuk membuat lakon dan tidak lagi menggunakan daun Tal.
Pada zaman dahulu, wayang merupakan pertunjukan untuk Sang Raja hyang Taja dipercaya turun dari langit, memperingati nenek moyang, dan syukuran desa. Wayang sendiri diperkirakan ada pada 799 masehi.
Di Indonesia, Wayang telah menyebar hampir ke seluruh bagian wilayah dengan jenis yang sangat beragam, yakni wayang kulit, wayang golek, wayang orang, dan sebagainya. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut penjelasannya:
Wayang kulit merupakan jenis wayang paling sangat terkenal di Indonesia. Wayang yang satu ini pada umumnya terbuat dari kulit kambing atau kerbau. Sementara gagang dan kerangkanya dari tanduk kerbau.
Wayang kulit memiliki karakter berbentuk pipih dan biasanya dimainkan oleh seorang dalang. Tidak hanya itu, cerita yang diangkat dalam pertunjukan wayang kulit biasanya berkaitan dengan cerita mahabrata atau ramayana dengan versi Jawa.
Wayang golek memiliki karakter yang berbeda dengan wayang kulit. Jika wayang kulit menggunakan kulit sebagai bahan dasarnya, wayang golek menggunakan media kayu atau berbentuk tiga dimensi.
Wayang yang satu ini banyak tersebar di Pulau Jawa bagian barat. Berbagai sejarah tentang kemunculannya memiliki beragam versi. Salah satu di antaranya berasal dari C.M Pleyte yang mengungkapkan bahwa masyarakat di Jawa Barat mulai mengenalnya pada 1533 Masehi.
Jika wayang kulit dan golek menggunakan boneka untuk dipertunjukan, wayang orang menggunakan manusia atau orang asli sebagai lakonnya. Orang-orang yang menjadi bagian dalam pertunjukan ini berdandan dan menggunakan kostum pewayangan.
Wayang yang juga disebut wayang wong ini disebut-sebut sudah ada sejak zaman Mataram Kuno dan terus dilestarikan oleh kerajaan-kerajaan setelahnya. Cerita – cerita yang dibawakan oleh para lakon dalam wayang orang beragam. Namun, kebanyakan mengangkat kisah ramayana dan mahabrata.
Baca juga: Hermawan Kartajaya Luncurkan Buku Enterpreneurial Marketing dengan Nilai Filosofi Tokoh Pewayangan
Editor: Dika Irawan
Dikutip dari laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), wayang adalah salah satu seni pertunjukan rakyat yang dimainkan oleh seorang dalang dengan menggerakkan tokoh pewayangan yang dipilih.
Baca juga: 5 Cara Merayakan Hari Wayang Nasional, Bikin Twibbon Unik hingga Membuat Wayang
Berdasarkan sebuah Naskah Jawa Kuno yang kemudian diterbitkan Pradnya Paramita pada 1981, wayang berasal dari khayalan atau gagasan tentang bayangan manusia yang dapat ditonton.
Wayang sendiri berasal dari kata wayangan, yang artinya adalah bayangan, yang memiliki maksud mempertontonkan sebuah lakon lewat bayangan. Pada mulanya, wayang hanya merupakan hasil khayalan ataupun ide yang dilukiskan dalam sebuah daun Tal, yang kemudian mempertontonkan hasil lukisan tersebut lewat bayangan.
Bayangan dihasilkan dengan memantulkan lukisan di atas kain putih dan hanya diterangi lampu. Seiring perkembangan, masyarakat menggunakan kulit sapi untuk membuat lakon dan tidak lagi menggunakan daun Tal.
Pada zaman dahulu, wayang merupakan pertunjukan untuk Sang Raja hyang Taja dipercaya turun dari langit, memperingati nenek moyang, dan syukuran desa. Wayang sendiri diperkirakan ada pada 799 masehi.
Di Indonesia, Wayang telah menyebar hampir ke seluruh bagian wilayah dengan jenis yang sangat beragam, yakni wayang kulit, wayang golek, wayang orang, dan sebagainya. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut penjelasannya:
1. Wayang Kulit
Wayang kulit merupakan jenis wayang paling sangat terkenal di Indonesia. Wayang yang satu ini pada umumnya terbuat dari kulit kambing atau kerbau. Sementara gagang dan kerangkanya dari tanduk kerbau.Wayang kulit memiliki karakter berbentuk pipih dan biasanya dimainkan oleh seorang dalang. Tidak hanya itu, cerita yang diangkat dalam pertunjukan wayang kulit biasanya berkaitan dengan cerita mahabrata atau ramayana dengan versi Jawa.
2. Wayang Golek
Wayang golek memiliki karakter yang berbeda dengan wayang kulit. Jika wayang kulit menggunakan kulit sebagai bahan dasarnya, wayang golek menggunakan media kayu atau berbentuk tiga dimensi.Wayang yang satu ini banyak tersebar di Pulau Jawa bagian barat. Berbagai sejarah tentang kemunculannya memiliki beragam versi. Salah satu di antaranya berasal dari C.M Pleyte yang mengungkapkan bahwa masyarakat di Jawa Barat mulai mengenalnya pada 1533 Masehi.
3. Wayang Orang
Jika wayang kulit dan golek menggunakan boneka untuk dipertunjukan, wayang orang menggunakan manusia atau orang asli sebagai lakonnya. Orang-orang yang menjadi bagian dalam pertunjukan ini berdandan dan menggunakan kostum pewayangan.Wayang yang juga disebut wayang wong ini disebut-sebut sudah ada sejak zaman Mataram Kuno dan terus dilestarikan oleh kerajaan-kerajaan setelahnya. Cerita – cerita yang dibawakan oleh para lakon dalam wayang orang beragam. Namun, kebanyakan mengangkat kisah ramayana dan mahabrata.
Baca juga: Hermawan Kartajaya Luncurkan Buku Enterpreneurial Marketing dengan Nilai Filosofi Tokoh Pewayangan
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.