Sejarah Hari Wayang Nasional, dirayakan Sejak 2018
07 November 2022 |
13:37 WIB
1
Like
Like
Like
Genhype penggemar seni tradisi pastinya tidak asing dengan wayang. Tapi kalian tahu enggak kalau tiap tangggal 7 November selalu diperingati sebagai Hari Wayang Nasional? Yap penetapan hari warisan budaya adiluhung Indonesia ini sebenarnya sudah dimulai sejak 2018.
Dirangkum dari Majalah Jendela Kemdikbud, Hari Wayang Nasional didasarkan melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2018. Penetapan tersebut tidak terlepas dari tanggal ditetapkannya wayang sebagai warisan budaya dunia oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO.
Pada 7 November 2003, UNESCO menetapkan wayang sebagai Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity. Lima tahun berselang, wayang juga masuk daftar Warisan Budaya Takbenda organisasai yang berbasis di London tersebut.
Baca juga: 7 Ucapan Memperingati Hari Wayang Nasional & Cara Merayakannya
Kesenian wayang pada 4 November 2008 masuk kategori Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity dengan judul The Wayang puppet theater. Tak ayal dengan dimasukkanya wayang ke daftar tersebut kesenian ini juga semakin populer di dunia global.
Adapun, penetapan Hari Wayang Nasional berawal dari usulan masyarakat dan ekosistem komunitas pewayangan Indonesia. Mereka diwakili Senawangi (Sekretariat Nasional Wayang Indonesia) hingga akhirnya ditandatangani Presiden Jokowi pada 17 Desember 2018.
Menurut majalah jendela Kemdikbud, wayang sudah dikenal di Nusantara sejak 1.500 Masehi yang menjadi bagian dari berbagai ritual. Dalam perkembangannya kesenian ini lalu menjadi media dakwah, hiburan, pendidikan, dan memahami filsafat hidup. Oleh karena itu wayang sangat berharga dalam membentuk karakter bangsa.
Tercatat ada lebih dari 100 jenis wayang tumbuh dan berkembang di seluruh Indonesia dengan berbagai bentuk dan ekspresi berbeda di tiap daerah. Di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta misalnya, berkembang pesat wayang kulit purwa yang digandrungi masyarakat.
Kemudian di daerah Jawa Barat dikenal Wayang golek Sunda yang bentuknya tiga dimensi . Melompat ke pulau dewata, Genhype juga akan mengenal wayang kulit Parwa. Wayang tersebut juga berkembang di daerah Nusa Tenggara Barat dengan sebutan wayang Sasak.
Ada juga wayang Banjar di Kalimantan Selatan, wayang Palembang di Sumatera Selatan, wayang Garing, wayang beber kyai Remeng, Wayang Beber Pacitan, Wayang Kulit Betawi, dan masih banyak lagi dengan keunikan dan kekhasan masing-masing.
Maestro dalang wayang Indonesia juga sudah mengenalkan wayang hingga ke mancanegara loh. Tak hanya di kawasan Asia Tenggara saja, bahkan mereka telah melanglang buana mengenalkan wayang hingga Eropa.
Mereka antara lain, Ki Anom Suroto, Asep Sunandar, Manteb Soedharsono, Ki Nartosabdo, dan masih banyak lagi. Tokoh-tokoh tersebut juga seniman multitalenta yang tak hanya piawai memainkan wayang, tapi juga handal dalam membuat gending atau lagu. Selamat Hari Wayang Nasional, Genhype.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Dirangkum dari Majalah Jendela Kemdikbud, Hari Wayang Nasional didasarkan melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2018. Penetapan tersebut tidak terlepas dari tanggal ditetapkannya wayang sebagai warisan budaya dunia oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO.
Pada 7 November 2003, UNESCO menetapkan wayang sebagai Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity. Lima tahun berselang, wayang juga masuk daftar Warisan Budaya Takbenda organisasai yang berbasis di London tersebut.
Ilustrasi wayang (sumber gambar Unsplash/Firall Ar Dunda)
Kesenian wayang pada 4 November 2008 masuk kategori Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity dengan judul The Wayang puppet theater. Tak ayal dengan dimasukkanya wayang ke daftar tersebut kesenian ini juga semakin populer di dunia global.
Adapun, penetapan Hari Wayang Nasional berawal dari usulan masyarakat dan ekosistem komunitas pewayangan Indonesia. Mereka diwakili Senawangi (Sekretariat Nasional Wayang Indonesia) hingga akhirnya ditandatangani Presiden Jokowi pada 17 Desember 2018.
Jenis Wayang & Tokohnya
Wayang merupakan salah satu puncak seni budaya bangsa Indonesia. Dalam pertunjukan tersebut ada berbagai seni yang saling berpadu membentuk keharmonisan estetik. Mulai dari sastra, lukis, pahat, musik, dan tutur yang disampaikan oleh sang dalang sebagai penggerak wayang.Menurut majalah jendela Kemdikbud, wayang sudah dikenal di Nusantara sejak 1.500 Masehi yang menjadi bagian dari berbagai ritual. Dalam perkembangannya kesenian ini lalu menjadi media dakwah, hiburan, pendidikan, dan memahami filsafat hidup. Oleh karena itu wayang sangat berharga dalam membentuk karakter bangsa.
Tercatat ada lebih dari 100 jenis wayang tumbuh dan berkembang di seluruh Indonesia dengan berbagai bentuk dan ekspresi berbeda di tiap daerah. Di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta misalnya, berkembang pesat wayang kulit purwa yang digandrungi masyarakat.
Kemudian di daerah Jawa Barat dikenal Wayang golek Sunda yang bentuknya tiga dimensi . Melompat ke pulau dewata, Genhype juga akan mengenal wayang kulit Parwa. Wayang tersebut juga berkembang di daerah Nusa Tenggara Barat dengan sebutan wayang Sasak.
Ada juga wayang Banjar di Kalimantan Selatan, wayang Palembang di Sumatera Selatan, wayang Garing, wayang beber kyai Remeng, Wayang Beber Pacitan, Wayang Kulit Betawi, dan masih banyak lagi dengan keunikan dan kekhasan masing-masing.
Maestro dalang wayang Indonesia juga sudah mengenalkan wayang hingga ke mancanegara loh. Tak hanya di kawasan Asia Tenggara saja, bahkan mereka telah melanglang buana mengenalkan wayang hingga Eropa.
Mereka antara lain, Ki Anom Suroto, Asep Sunandar, Manteb Soedharsono, Ki Nartosabdo, dan masih banyak lagi. Tokoh-tokoh tersebut juga seniman multitalenta yang tak hanya piawai memainkan wayang, tapi juga handal dalam membuat gending atau lagu. Selamat Hari Wayang Nasional, Genhype.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.