New National Stadium, desain Zaha Hadid (Dok. Zaha Hadid Architects)

5 Kontroversi Seputar Arsitektur dan Desain di Olimpiade Tokyo 2020

06 August 2021   |   21:07 WIB
Image
Nirmala Aninda Asisten Manajer Konten Hypeabis.id

3. Tuduhan Plagiarisme Desain Kengo Kuma
 

Tokyo National Stadium (Dok. Olympic)

Tokyo National Stadium (Dok. Olympic)

Menyusul kemenangannya dalam kompetisi menggantikan desain stadion Zaha Hadid yang kontroversial, arstitek Kengo Kuma dituduh menjiplak desain aslinya.

Menurut Hadid, stadion baru itu memiliki kemiripan yang luar biasa dengan proposalnya, baik dari segi bentuk maupun tata letak.

"Faktanya, sebagian besar desain terperinci dan penghematan biaya yang kami rekomendasikan telah divalidasi memiliki kesamaan luar biasa, dari tata letak stadion asli kami dan konfigurasi tempat duduk kami dengan desain yang diumumkan hari ini," katanya.

Namun, Kuma membantah klaim tersebut, mengatakan kepada The Japan Times: "Saya percaya jika Anda melihat desain Zaha Hadid dan milik saya, Anda dapat melihat kesan bangunan yang sangat berbeda."

4. Proyek Stadion Nasional Dikaitkan dengan Isu Deforestasi
Ada banyak kayu yang digunakan pada desain Stadion Nasional Jepang Kengo Kuma yang berkapasitas 68.000 kursi itu.

Stadion utama ini menjadi tempat dilaksanakannya pertandingan atletik serta upacara pembukaan dan penutupan.

Namun, pemerintah Jepang dikritik karena kayu yang digunakan sebagai cetakan untuk struktur beton. Investigasi oleh 40 lebih badan amal menemukan bahwa kayu keras tropis (tropical hardwood) yang digunakan terkait dengan isu deforestasi dan pelanggaran hak asasi manusia.

Sebuah petisi yang ditandatangani oleh 140.000 lebih orang menuntut pemerintah memikirkan kembali penggunaan kayu keras tropis pada pembangunan stadion.

"Olimpiade seharusnya adalah tentang 'permainan yang adil' dan 'pemuda dunia bersatu'. Pada kenyataannya, hak asasi manusia penduduk asli Sarawak dan lingkungan terancam oleh Olimpiade," kata Mathias Rittgerott dari badan amal Rainforest Rescue, yang menyampaikan petisi di Jerman.

5. Upaya Keberlanjutan yang Dicap sebagai Greenwashing
Olimpiade Tokyo 2020 bertujuan untuk menjadi acara yang paling 'hijau' dalam sejarah, dengan sejumlah inisiatif dari tempat tidur kardus daur ulang hingga podium yang terbuat dari plastik sumbangan yang dirancang untuk membantu pelaksanaan olimpiade nol-karbon.

Menurut penyelenggara, ini adalah Olimpiade pertama yang netral karbon dan sepenuhnya menggunakan energi terbarukan.

Namun, studi peer-review yang dilakukan oleh University of Lausanne menemukan bahwa acara Tokyo tidak se-'hijau' yang diperkirakan, dengan kategori penyelenggaraan yang berkelanjutan ketiga paling rendah sejak 1992.

"Sebagian besar tindakan yang telah dimasukkan dalam Olimpiade ini, dan yang secara khusus dimediasi, memiliki efek yang kurang lebih dangkal," kata rekan penulis laporan tersebut, David Gogishvili.

"Upaya yang dilakukan Komite Olimpiade Internasional penting tetapi terbatas dan tidak cukup. Dari sudut pandang saya, kecuali jika mereka sangat membatasi aspek konstruksi dan ukuran keseluruhan acara, mereka akan selalu dikritik karena greenwashing," tambahnya.


Editor: Avicenna
1
2


SEBELUMNYA

Asyik! Serial Animasi Star Wars: The Bad Batch Akan Lanjut ke Musim Kedua

BERIKUTNYA

Yuk Simak Siapa Saja Tokoh yang Berteman Secara Musiman dalam The Penthouse 3

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: