Berapa Jam Idealnya Bekerja agar Terhindar Stres?
24 May 2021 |
10:16 WIB
Genhype sadar nggak kalau sebagian wirausahawan cenderung menghabiskan banyak waktu di tempat kerja. Sayangnya ini mungkin bukan gaya hidup yang memberikan pengaruh baik bermanfaat bagi kesehatan atau bahkan untuk perkembangan kognitif seseorang.
Penelitian yang diterbitkan oleh Melbourne Institute Worker Paper mengungkapkan bahwa menghabiskan hanya 25 jam di tempat kerja dalam sepekan atau sekitar tiga hari, adalah pilihan paling ideal, terutama jika Anda berusia di atas 40 tahun.
Menurut peneliti Australia, yang menganalisis 3.000 pria dan 3.000 wanita, bekerja lebih dari 55 jam sepekan menyebabkan kelelahan, stres, memengaruhi proses saraf dan fungsi kognitif atrofi.
Artinya, mengurangi waktu kerja menjadi 25 jam dalam sepekan akan meningkatkan daya ingat, penalaran abstrak, dan peningkatan pada pengetahuan khusus.
"Pekerjaan bisa menjadi pedang bermata dua dalam arti dapat merangsang aktivitas otak, tetapi pada saat yang sama, terlalu banyak dapat menyebabkan stres dan kelelahan, yang sangat merusak fungsi kognitif," uji coba tersebut mengindikasikan.
Menurut spesialis, bekerja secara seimbang, khususnya untuk mereka yang berusia lebih dari 40 tahun, membantu meningkatkan kesehatan dan memotivasi bagian otak yang mulai melambat.
Namun, GenHype tidak perlu khawatir meskipun jika keadaan memaksa kita untuk bekerja 40 jam dalam sepekan. Studi yang sama mengungkapkan bahwa bekerja dapat menstimulasi otak dan lebih baik daripada tidak bekerja sama sekali.
Akan tetapi, perlu diingat semuanya harus dilakukan dengan secukupnya. Karena jika kita memaksa tubuh untuk bekerja hingga lebih dari 55 jam selama sepekan, risikonya dapat merusak dan berlaku untuk jangka panjang.
Ini semua tentang keseimbangan gaya hidup.
Editor: M R Purboyo
Penelitian yang diterbitkan oleh Melbourne Institute Worker Paper mengungkapkan bahwa menghabiskan hanya 25 jam di tempat kerja dalam sepekan atau sekitar tiga hari, adalah pilihan paling ideal, terutama jika Anda berusia di atas 40 tahun.
Menurut peneliti Australia, yang menganalisis 3.000 pria dan 3.000 wanita, bekerja lebih dari 55 jam sepekan menyebabkan kelelahan, stres, memengaruhi proses saraf dan fungsi kognitif atrofi.
Artinya, mengurangi waktu kerja menjadi 25 jam dalam sepekan akan meningkatkan daya ingat, penalaran abstrak, dan peningkatan pada pengetahuan khusus.
"Pekerjaan bisa menjadi pedang bermata dua dalam arti dapat merangsang aktivitas otak, tetapi pada saat yang sama, terlalu banyak dapat menyebabkan stres dan kelelahan, yang sangat merusak fungsi kognitif," uji coba tersebut mengindikasikan.
Stres akibat pekerjaan/freepik
Menurut spesialis, bekerja secara seimbang, khususnya untuk mereka yang berusia lebih dari 40 tahun, membantu meningkatkan kesehatan dan memotivasi bagian otak yang mulai melambat.
Namun, GenHype tidak perlu khawatir meskipun jika keadaan memaksa kita untuk bekerja 40 jam dalam sepekan. Studi yang sama mengungkapkan bahwa bekerja dapat menstimulasi otak dan lebih baik daripada tidak bekerja sama sekali.
Akan tetapi, perlu diingat semuanya harus dilakukan dengan secukupnya. Karena jika kita memaksa tubuh untuk bekerja hingga lebih dari 55 jam selama sepekan, risikonya dapat merusak dan berlaku untuk jangka panjang.
Ini semua tentang keseimbangan gaya hidup.
Editor: M R Purboyo
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.