Koleksi Busana Kantor dengan Teknik Ecoprint karya Nadhila Shabrina Mejeng di Balikpapan Fashion Week 2023

 

Ecoprint sendiri merupakan salah satu teknik pewarnaan dan pemberian motif pada kain dengan bahan-bahan alami yang berasal dari tumbuhan seperti kulit batang pohon, daun, bunga atau bagian tumbuhan lain yang mengandung pigmen warna.

Baca juga: Primas Gigih Prihanta Padukan Budaya Tibet & Kalimantan dalam Koleksi Too-Lala di Balikpapan Fashion Week 2023

 

Dengan kepiawaian sang desainer mengolah kain menggunakan teknik ecoprint, terciptalah delapan busana kantor dengan berbagai model, motif dan warna. Koleksi Abiyasa didominasi oleh mini dress dengan berbagai motif mulai dari dedaunan, bunga, dan motif khas Balikpapan. Sementara dari warna, didominasi oleh warna-warna Bumi atau earth tone seperti cokelat, krem, dan hijau.

 

Dalam koleksinya kali ini, sang desainer tampak lebih bereksplorasi dalam ragam jenis outer sebagai pelengkap mini dress. Mulai dari jaket transparan, cardigan bermotif bunga, hingga blazer berbahan organza. Di samping itu, ada pula blouse, rok berbahan kulit sintetis, dan tunik dengan motif serupa. Seluruh busananya menampilkan kesan yang rapi, kasual, sekaligus feminin.

 

"Abiyasa itu artinya bijaksana yang saya ambil dari bahasa Sansekerta. Jadi representasi perempuan aktif, pintar, dan bijaksana," katanya saat ditemui Hypeabis.id di Atrium Pentacity Mall Superblock Balikpapan, Sabtu (28/10/2023).

 

Di ajang Balikpapan Fashion Week 2023, Nadhila hadir bersama jenama Rumah Ampiek, salah satu butik yang konsisten menjajakan ragam fesyen dari batik khas Balikpapan. Semula, Nadhila lebih cenderung mendesain ragam busana pesta. Namun, melihat perkembangan aktivitas perkantoran di Balikpapan, kini dia beralih untuk lebih mengeksplorasi dalam mendesain baju-baju kantor.

 

Terlebih, pemerintah setempat juga memberlakukan satu hari tertentu agar seluruh pegawainya mengenakan batik. Kondisi itulah yang dipandang oleh Nadhila sebagai peluang untuk mengembangkan desain busana kantor. "Ini pangsa besar buat kami, makanya kami memilih pakaian ready to wear dan untuk pakaian kantoran dan alhamdullilah banget diterima banget sama masyarakat," ungkapnya.

 

Sementara teknik ecoprint dipilih Nadhila lantaran menurutnya Pulau Kalimantan, tempat kelahirannya, memiliki kekayaan flora dan bisa dieksplorasi menjadi ragam motif alami yang menarik. Dalam koleksinya kali ini, dia menonjolkan motif Daun Afrika yang memang banyak ditemukan di Pulau Kalimantan. Selain itu, ini juga menjadi komitmennya untuk memproduksi fesyen yang lebih ramah lingkungan.

 

Bahkan, bersama Rumah Ampiek, perempuan pemilik nama asli Syarifah Nadhila Shabrina itu juga membina sekitar 1.100 UMKM untuk belajar dan pelatihan menggunakan teknik ecoprint. "Setelah tahu membuat tekstilnya, empat bulan ke depan, mereka akan belajar bagaimana cara membuat busana yang bagus dan bisa diterima di masyarakat," katanya.

 

Dalam proses pembuatan motif menggunakan ecoprint, Nadhila menggunakan teknik dikukus, yakni dengan mengukus lembaran kain yang sudah ditempeli berbagai ornamen tumbuhan. Adapun, agar tetap nyaman dikenakan, sang desainer memilih bahan katun pada koleksinya.

 

Balikpapan Fashion Week (BFW) 2023 sendiri menjadi momentum ketiga kalinya bagi Nadhila mengikuti ajang mode terbesar dan bergengsi di Kalimantan Timur itu. Menurutnya, kegiatan tahunan tersebut bisa menjadi wadah bagi para desainer Balikpapan untuk menunjukkan kualitas fesyennya, yang menurutnya tak kalah dengan daerah-daerah lain di Indonesia.

 

Selain itu, BFW juga dinilai menjadi ajang yang penting agar karya-karya para desainer bisa lebih dikenal baik di tingkat lokal, nasional, hingga internasional. Terbukti, dari delapan busana yang ditampilkan oleh Nadhila dalam koleksi Abiyasa, empat diantaranya langsung terjual. 

 

Menurut Nadhila, sebagai calon kota penyangga Ibu Kota Negara (IKN), Balikpapan memiliki peluang yang besar untuk mengembangkan industri fesyennya hingga ke tingkat internasional. Hal itu, katanya, perlu disikapi oleh para pelaku industri dengan cara tetap menjaga kearifan lokal fesyen Balikpapan, sekaligus mengikuti perkembangan tren mode dunia.

 

"Bagaimana cara memodernisasi dan menampilkan [fesyen] secara cantik, yang paling utama dari segi warna. Untuk para desainer, kita harus tahu warna apa yang lagi tren. Kita juga harus beradaptasi dengan perkembangan zaman," ucap perempuan lulusan ISWI Fashion Academy itu.

 

Nadhila Shabrina hanyalah satu dari 18 desainer yang terlibat dalam Balikpapan Fashion Week 2023. Sejumlah desainer lainnya yang berpartisipasi dalam BFW 2023 yang terdiri dari para perancang busana lokal dan nasional, UMKM, dan siswa SMK berbakat.

 

Mereka adalah Nurlena Rahmad Mas'ud, Agnes Linggar Budhisurya, Naniek Rachmat, Ivan Gunawan, Laudya Chintya Bella, Mario, dan Dekranasda Balikpapan. Ada pula UMKM Balikpapan, SMK Negeri 4 Balikpapan, APPMI Kaltim, Javabor by Tyas Dani, UMKM Bhayangkari PPU X Ayu Martha, Primas G Hanta X Azalea, KurniaWP Batik, White Mode, Hammer, dan 3Second.

 

Berlangsung pada 27-29 Oktober 2023 di Atrium Pentacity Mall Balikpapan Superblock, BFW hadir untuk menjadi wadah, pembuka jalan, sekaligus promosi bagi produk-produk fesyen unggulan daerah yang berpartisipasi. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat membuka peluang datangnya para buyer dan investor baik dari dalam maupun luar negeri.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda