Ada Lovelace, Perempuan Jenius Programer Pertama
26 October 2023 |
13:23 WIB
1
Like
Like
Like
Zaman sekarang, kalau ada perempuan-perempuan bekerja di bidang IT, auto dijuluki jenius. Bidang ini memang terbilang langka digeluti kaum perempuan. Data BCG Research memperlihatkan, pada 2020 jumlah perempuan yang bekerja di sektor teknologi di Asia Tenggara hanya 32 persen dari total tenaga kerja di industri tersebut.
Di Indonesia sendiri, angka yang ditemukan lebih kecil lagi, 22 persen saja. Fakta tersebut sebenarnya sudah kentara jika dilihat dari hasil pemetaan peserta program studi secara gender di perguruan tinggi. Di Asean, jumlah mahasiswi yang mengambil jurusan teknologi hanya berjumlah 39 persen dari total peserta studi.
Namun, tahukah kalian fakta sebaliknya, bahwa cikal bakal teknologi komputer muncul dari briliannya kecerdasan seorang perempuan muda? Luar biasa! Ya, dialah Ada Lovelace, programer komputer pertama di dunia yang diakui oleh sejumlah sejarawan. Bahkan di sebuah conference paper, disematkan pula sebutan hacker untuknya.
Baca juga: Peran Perempuan Indonesia Berkarier di Sektor Teknologi Finansial
Bernama lengkap Augusta Ada King, Countess of Lovelace, lahir pada 1815. Dia putri dari seorang politisi sekaligus penyair terkemuka, George Gordon Lord Byron. Dalam catatannya, Lovelace menegaskan, kode yang dibuatnya diperuntukkan bagi perangkat yang berkutat dengan huruf, simbol, dan angka secara bersamaan. Dia juga menjelaskan tentang metode mesin yang bisa dipakai untuk mengulangi serangkaian instruksi. Proses ini kini dikenal sebagai pengulangan program komputer.
Bahasa pemrograman pertama menjadi algoritma yang diciptakan Lovelace pada 1883 untuk mesin Difference Engine Charles Babbage yang bertujuan menghitung bilangan Bernoulli. Para sejarawan pun ketok palu, mengakui program komputer ini yang perdana diterbitkan di dunia. Apa sebenarnya yang Lovelace terjemahkan?
Singkat cerita, pada 1842, seorang matematikawan Italia, Luigi Menabrea, menciptakan Mesin Difference Engine Charles Babbage. Penemuan ini ia tuangkan ke dalam artikel berjudul Sketch of the Analytical Engine Invented by Charles Babbage dalam bahasa Prancis yang menjabarkan cara kerja mesin tersebut. Karena ditulis dalam bahasa Prancis, artikel tersebut tidak bisa diakses oleh publik Inggris.
Lovelace lalu mentransformasikan hasil karya Menabrea tadi menjadi bahasa Inggris, terhitung selama 1842-1843. Mesin itu memanfaatkan kartu berlubang tempat di mana informasi akan dikodekan. Yang Lovelace rencanakan adalah metode untuk menghitung angka Bernoulli pada kartu-kartu itu.
Lovelace membuat rincian mesin penghitung itu meliputi beberapa elemen yang terdiri atas: perangkat untuk mengodekan informasi digital, memori untuk merekam nilai-nilai numerik, unit kontrol bagi user untuk menunjukkan tugas yang akan dilakukan mesin, disk untuk merampungkan kalkulasi, serta perangkat yang memungkinkan user melihat hasilnya.
Pada mulanya, mesin Difference Engine Charles Babbage cuma dapat dirancang untuk menjalankan tugas-tugas dengan mengubah gigi yang dieksekusi perhitungan. Artinya, gerakan fisik merupakan wujud paling awal sebuah bahasa komputer.
Namun, dalam perkembangannya, gerakan fisik itu diganti dengan sinyal-sinyal listrik ketika pada 1942 pemerintah Amerika Serikat mendirikan Electronic Numerical Integrator and Computer (ENIAC). Perkembangan tersebut pada prinsipnya sebagian besar mengikuti prinsip-prinsip serupa yang ada pada Mesin Difference Engine Charles Babbage.
Satu saat Lovelace melontarkan “komentar tentang masa depan” Prediksinya mengatakan, mesin seperti analytical engine mungkin akan dimanfaatkan untuk mengaransemen musik yang kompleks, dan menghasilkan grafik, bahkan untuk tujuan praktis dan ilmiah. Lovelace pun memperkirakan, program bisa diterapkan untuk mesin yang sepenuhnya hipotetis, artinya, penerapan analytical engine lebih dari sebuah perhitungan semata.
Lebih lanjut, Lovelace menilai, berbagai operasi tersebut juga bisa menghasilkan simbolik, bukan sekadar angka-angka. Lewat sejumlah ketentuan yang simpel dan ekstra pengaturan mekanisme, dapat dihasilkan serangkaian hasil ganda. Pertama, besaran-besaran numerik yang merupakan hasil operasi dilakukan pada data numerik.
Kedua, hasil simbolis mesti dilampirkan pada hasil numerik tersebut. Dalam sebuah catatan Lovelace membuktikan pula klaimnya dengan menulis sebuah program untuk menghitung bilangan Bernoulli ke-delapan, serupa dengan penemuan Sinclair Target, seorang sejarawan komputer dan pemrogram.
Tak terbayangkan rumitnya. Dari sebuah kompleksitas akhirnya kini kita semua dari berbagai kalangan, bisa menikmatinya dalam cara yang sederhana.
Baca juga: Keren, Ini Nih Daftar Komputer Termahal di Dunia
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Indyah Sutriningrum
Di Indonesia sendiri, angka yang ditemukan lebih kecil lagi, 22 persen saja. Fakta tersebut sebenarnya sudah kentara jika dilihat dari hasil pemetaan peserta program studi secara gender di perguruan tinggi. Di Asean, jumlah mahasiswi yang mengambil jurusan teknologi hanya berjumlah 39 persen dari total peserta studi.
Namun, tahukah kalian fakta sebaliknya, bahwa cikal bakal teknologi komputer muncul dari briliannya kecerdasan seorang perempuan muda? Luar biasa! Ya, dialah Ada Lovelace, programer komputer pertama di dunia yang diakui oleh sejumlah sejarawan. Bahkan di sebuah conference paper, disematkan pula sebutan hacker untuknya.
Baca juga: Peran Perempuan Indonesia Berkarier di Sektor Teknologi Finansial
Ada Lovelace dari potret di Museum Sains, dilukis oleh Margaret Sarah Carpenter (1793-1872) pada 1836. (Sumber gambar: victorianweb.org)
Bernama lengkap Augusta Ada King, Countess of Lovelace, lahir pada 1815. Dia putri dari seorang politisi sekaligus penyair terkemuka, George Gordon Lord Byron. Dalam catatannya, Lovelace menegaskan, kode yang dibuatnya diperuntukkan bagi perangkat yang berkutat dengan huruf, simbol, dan angka secara bersamaan. Dia juga menjelaskan tentang metode mesin yang bisa dipakai untuk mengulangi serangkaian instruksi. Proses ini kini dikenal sebagai pengulangan program komputer.
Bahasa pemrograman pertama menjadi algoritma yang diciptakan Lovelace pada 1883 untuk mesin Difference Engine Charles Babbage yang bertujuan menghitung bilangan Bernoulli. Para sejarawan pun ketok palu, mengakui program komputer ini yang perdana diterbitkan di dunia. Apa sebenarnya yang Lovelace terjemahkan?
Singkat cerita, pada 1842, seorang matematikawan Italia, Luigi Menabrea, menciptakan Mesin Difference Engine Charles Babbage. Penemuan ini ia tuangkan ke dalam artikel berjudul Sketch of the Analytical Engine Invented by Charles Babbage dalam bahasa Prancis yang menjabarkan cara kerja mesin tersebut. Karena ditulis dalam bahasa Prancis, artikel tersebut tidak bisa diakses oleh publik Inggris.
Lovelace lalu mentransformasikan hasil karya Menabrea tadi menjadi bahasa Inggris, terhitung selama 1842-1843. Mesin itu memanfaatkan kartu berlubang tempat di mana informasi akan dikodekan. Yang Lovelace rencanakan adalah metode untuk menghitung angka Bernoulli pada kartu-kartu itu.
Lovelace membuat rincian mesin penghitung itu meliputi beberapa elemen yang terdiri atas: perangkat untuk mengodekan informasi digital, memori untuk merekam nilai-nilai numerik, unit kontrol bagi user untuk menunjukkan tugas yang akan dilakukan mesin, disk untuk merampungkan kalkulasi, serta perangkat yang memungkinkan user melihat hasilnya.
Difference Machine No. 2 di Museum Sains yang dirakit sesuai desain Babbage pada 1991. (Sumber gambar: victorianweb.org)
Pada mulanya, mesin Difference Engine Charles Babbage cuma dapat dirancang untuk menjalankan tugas-tugas dengan mengubah gigi yang dieksekusi perhitungan. Artinya, gerakan fisik merupakan wujud paling awal sebuah bahasa komputer.
Namun, dalam perkembangannya, gerakan fisik itu diganti dengan sinyal-sinyal listrik ketika pada 1942 pemerintah Amerika Serikat mendirikan Electronic Numerical Integrator and Computer (ENIAC). Perkembangan tersebut pada prinsipnya sebagian besar mengikuti prinsip-prinsip serupa yang ada pada Mesin Difference Engine Charles Babbage.
Satu saat Lovelace melontarkan “komentar tentang masa depan” Prediksinya mengatakan, mesin seperti analytical engine mungkin akan dimanfaatkan untuk mengaransemen musik yang kompleks, dan menghasilkan grafik, bahkan untuk tujuan praktis dan ilmiah. Lovelace pun memperkirakan, program bisa diterapkan untuk mesin yang sepenuhnya hipotetis, artinya, penerapan analytical engine lebih dari sebuah perhitungan semata.
Lebih lanjut, Lovelace menilai, berbagai operasi tersebut juga bisa menghasilkan simbolik, bukan sekadar angka-angka. Lewat sejumlah ketentuan yang simpel dan ekstra pengaturan mekanisme, dapat dihasilkan serangkaian hasil ganda. Pertama, besaran-besaran numerik yang merupakan hasil operasi dilakukan pada data numerik.
Kedua, hasil simbolis mesti dilampirkan pada hasil numerik tersebut. Dalam sebuah catatan Lovelace membuktikan pula klaimnya dengan menulis sebuah program untuk menghitung bilangan Bernoulli ke-delapan, serupa dengan penemuan Sinclair Target, seorang sejarawan komputer dan pemrogram.
Tak terbayangkan rumitnya. Dari sebuah kompleksitas akhirnya kini kita semua dari berbagai kalangan, bisa menikmatinya dalam cara yang sederhana.
Baca juga: Keren, Ini Nih Daftar Komputer Termahal di Dunia
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.