Beruang Kutub Tertua di Amerika Utara Mati pada Usia 36 Tahun
28 September 2021 |
15:40 WIB
Seekor beruang kutub tertua di dunia yang hidup di bawah perawatan manusia dinyatakan meninggal pada usia 36 tahun di Kebun Binatang Milwaukee Amerika Utara. Hal tersebut diketahui melalui unggahan pihak kebun binatang baru-baru ini di Twitter yang mengatakan beruang itu meninggal karena kesehatannya yang kian menurun.
“Dengan berat hati kami mengumumkan meninggalnya Snow Lily [beruang]. Karena kesehatannya yang menurun, dia di-eutanasia secara manusiawi kemarin (24/9),” cuit @MilwaukeeCoZoo.
Eutanasia merupakan sebuah tindakan untuk mengakhiri hidup manusia atau binatang secara sengaja untuk menghilangkan penderitaannya.
Seperti dilansir dari Journal Sentinel, Selasa (28/9), hasil pemeriksaan baru-baru ini menemukan bahwa beruang tersebut memiliki penyakit jantung dan masalah medis lainnya terkait usianya.
“Sebagai beruang tertua, para staf perawatan hewan memantaunya dengan cermat dan mengawasi tanda-tanda ketidaknyamanan atau penurunan kualitas hidup Snow Lily,” kata Direktur Kebun Binatang Milwaukee County, Amos Morris.
Snow Lily sendiri tiba di Kebun Binatang Milwaukee pada tahun 2005 setelah dipindahkan dari Kebun Binatang Bronx di New York. Jenis beruang kutub ini memiliki bentuk kaki datar besar dengan pola di antara jari-jari kaki yang membantu mereka berjalan di atas es dan berenang.
Pihak kebun binatang mengatakan di penangkaran dengan perawatan manusia, harapan hidup beruang kutub sekitar 23 tahun, dengan sebagian besar beruang dewasa mati sebelum mereka mencapai usia 25 tahun.
Beruang kutub juga jarang hidup melewati 30 tahun di alam liar, dan karenanya Snow Lily menjadi beruang kutub tertua yang hidup hingga 36 tahun.
Menurut laporan International Union for Conservation of Nature (IUCN), salah satu organisasi dunia untuk konservasi flora dan fauna, beruang kutub saat ini masuk dalam daftar merah sebagai salah satu fauna yang rentan langka.
Hal itu disebabkan karena beruang menghadapi perubahan drastis pada lingkungan mereka karena suhu pemanasan global dan mencairnya es di wilayah Arktika.
Editor: Avicenna
“Dengan berat hati kami mengumumkan meninggalnya Snow Lily [beruang]. Karena kesehatannya yang menurun, dia di-eutanasia secara manusiawi kemarin (24/9),” cuit @MilwaukeeCoZoo.
Eutanasia merupakan sebuah tindakan untuk mengakhiri hidup manusia atau binatang secara sengaja untuk menghilangkan penderitaannya.
Seperti dilansir dari Journal Sentinel, Selasa (28/9), hasil pemeriksaan baru-baru ini menemukan bahwa beruang tersebut memiliki penyakit jantung dan masalah medis lainnya terkait usianya.
“Sebagai beruang tertua, para staf perawatan hewan memantaunya dengan cermat dan mengawasi tanda-tanda ketidaknyamanan atau penurunan kualitas hidup Snow Lily,” kata Direktur Kebun Binatang Milwaukee County, Amos Morris.
It's with a heavy heart we announce the passing of Snow Lilly. Due to declining health, she was humanely euthanized yesterday (9/24).
— Boo at the Zoo: Drive Thru! (@MilwaukeeCoZoo) September 25, 2021
At 36, she was the oldest polar bear in human care in North America, showing the excellent care provided by her team pic.twitter.com/kSAzwtyMp8
Snow Lily sendiri tiba di Kebun Binatang Milwaukee pada tahun 2005 setelah dipindahkan dari Kebun Binatang Bronx di New York. Jenis beruang kutub ini memiliki bentuk kaki datar besar dengan pola di antara jari-jari kaki yang membantu mereka berjalan di atas es dan berenang.
Pihak kebun binatang mengatakan di penangkaran dengan perawatan manusia, harapan hidup beruang kutub sekitar 23 tahun, dengan sebagian besar beruang dewasa mati sebelum mereka mencapai usia 25 tahun.
Beruang kutub juga jarang hidup melewati 30 tahun di alam liar, dan karenanya Snow Lily menjadi beruang kutub tertua yang hidup hingga 36 tahun.
Menurut laporan International Union for Conservation of Nature (IUCN), salah satu organisasi dunia untuk konservasi flora dan fauna, beruang kutub saat ini masuk dalam daftar merah sebagai salah satu fauna yang rentan langka.
Hal itu disebabkan karena beruang menghadapi perubahan drastis pada lingkungan mereka karena suhu pemanasan global dan mencairnya es di wilayah Arktika.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.