Menopause Dini Semakin Mengintai Wanita Muda, Kenali Penyebab & Pencegahannya
24 October 2023 |
09:30 WIB
Menopause yang biasanya terjadi pada rentang usia 45-55 tahun, kini terus mengalami pergeseran ke usia muda. Merujuk pada Jurnal Ilmu Pengetahuan Kesehatan Ann Med, sebetulnya proporsi menopause dini hanya terjadi pada 1 persen wanita saja untuk yang berusia di bawah 40 tahun.
Namun saat ini, prevalensinya terus meningkat di negara-negara maju di dunia. Jurnal Korean Med Science mencatat wanita dengan menopause dini mencapai 2,8 persen. Sementara di Amerika Serikat tercatat menginjak 1,7 persen.
Baca juga: Waspada Komplikasi Kesehatan Saat Menopause, Cegah Sejak Dini Yuk
Indonesia, masih masih tercatat memiliki rata-rata usia menopause saat memasuki 50 tahun. Berdasarkan jurnal dari Institute of Technology and Health Bali, sekitar 50 juta wanita di Indonesia akan memasuki masa menopause yang dibarengi dengan masalah kesehatan yang menyertainya. Gaya hidup tidak lepas dari salah satu faktor di samping aspek ras, etnis, dan demografi sosial.
Meski rata-rata wanita menopause di Indonesia relatif pada usia 50 tahun, merangkaknya angka menopause dini di Indonesia juga perlu mendapat perhatian khusus. Jurnal Health Promotion Model dari Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai menyebutkan persentase wanita Indonesia mengalami menopause di usia 30-49 tahun telah mencapai 16,1 persen dengan jumlah 28.767 wanita.
Dokter Kebidanan & Kandungan RS Pondok Indah Puri Indah Ni Komang Yeni Dhana Sari menjelaskan, menopause menjadi momok yang sangat menakutkan bagi setiap wanita. Namun, menopause sudah dapat dipastikan terjadi pada setiap wanita. Mereka yang berada rentang usia 45-52 tahun wajar saja mengalami menopause. Namun ketika gejalanya terjadi di bawah usia 40 tahun, maka hal tersebut harus diwaspadai.
“Pasien saya berusia 28 tahun dan mengalami menopause dini akibat gaya hidup dan ketergantungan kosmetik,” jelas Ni Komang Yeni Dhana Sari.
Rupanya, penyalahgunaan obat-obatan dalam bentuk kosmetika bisa menyebabkan gangguan haid hingga percepatan menopause. Menurut Ni Komang Yeni Dhana Sari, obatan-obatan kosmetika tertentu yang disalahgunakan bisa menekan indung telur. Maka obat yang digunakan dalam jangka panjang dan tidak di bawah pengawasan dokter kulit bisa membuat menopause terjadi lebih dini.
Tanda atau gejala awalnya bisa dimulai dari mood swing yang berlebihan, rambut rontok berlebihan, hingga rasa cemas yang tidak bisa dikontrol. Oleh sebab itu, Ni Komang Yeni Dhana Sari menyarankan agar setiap wanita yang sudah memasuki usia reproduksi harus rutin berkonsultasi ke dokter sekitar 1 kali per tahun.
“Kita membangun kesadaran tentang kesehatan reproduksi itu dari remaja, misalnya persoalan gangguan haid, keputihan, organ kandungan, dan risiko kanker,” jelas Ni Komang Yeni Dhana Sari.
Menurutnya, menjaga kesehatan reproduksi dan menghindari kemungkinan menopause dini sudah bisa dilakukan sejak seorang wanita mengalami menstruasi. Baik wanita yang menikah atau belum menikah, pemeriksaan organ intim terbilang penting untuk terus dievaluasi dan semakin meningkat urgensinya untuk wanita di atas 40 tahun.
Menyoal gaya hidup, Ni Komang Yeni Dhana Sari setuju bahwa menopause dini juga berkaitan dengan pola hidup generasi saat ini yang makin minim gerak dan tidak memperhatikan asupan dengan baik. Secara umum, hal-hal yang berkaitan dengan gaya hidup mendorong faktor menopause di usia muda.
“Kurang istirahat, stress berlebihan, minim gerak hingga suplementasi makanan yang tidak baik, termasuk merokok dan alkohol bisa mempercepat terjadinya menopause,” katanya.
Sebab menurut Ni Komang Yeni Dhana Sari, saat wanita berusia di bawah 35 tahun seharusnya kadar estrogen yang ada dalam tubuh manusia masih dalam batas normal. Maka haid pun harusnya teratur. Ketidakteraturan haid yang juga berhubungan dengan faktor risiko menopause bisa terjadi karena berkaitan dengan makanan, berat badan yang berlebihan, dan hal-hal terkait gaya hidup.
Saat wanita memasuki usia 35 tahun, kanya, gaya hidup menjadi prioritas yang harus dipertmbangkan dengan baik. Risiko penyakit tidak menular dalam tahap menuju menopause didukung dengan makanan yang tidak sehat, istirahat yang tidak cukup, dan minim olahraga serta kurangnya hidrasi bisa menyebabkan gejala menopause lebih berat.
“Gula misalnya, zat itu proinflamasi dan mungkin baru terasa efeknya saat tubuh masuk proses degenerasi di usia tua, dan ini perlu diwaspadai wanita menjelang menopause,” katanya.
Semakin menopause terjadi di usia dini, kemungkinan intaian risiko penyakit tidak menular akibat gaya hidup yang tidak sehat juga bisa terjadi. Menurut Ni Komang Yeni Dhana Sari, penyakit seperti hipertensi, stroke, dan penyakit kardiovaskular lainya makin berisiko menyerang mereka yang menjelang usia menopause.
Sebab, kadar estrogen yang berperan memproteksi wanita dari risiko penyakit ini makin berkurang. “Sebagian besar wanita berawal dari kolesterol, kolesterol di usia 40 tahun makin meningkat, sehingga dianjurkan bagi wanita 35 tahun ke atas untuk medical check up minimal satu tahun sekali,” jelasnya.
Baca juga: 4 Kiat Sehat & Nyaman Hadapi Fase Menopause
Editor: Dika Irawan
Namun saat ini, prevalensinya terus meningkat di negara-negara maju di dunia. Jurnal Korean Med Science mencatat wanita dengan menopause dini mencapai 2,8 persen. Sementara di Amerika Serikat tercatat menginjak 1,7 persen.
Baca juga: Waspada Komplikasi Kesehatan Saat Menopause, Cegah Sejak Dini Yuk
Indonesia, masih masih tercatat memiliki rata-rata usia menopause saat memasuki 50 tahun. Berdasarkan jurnal dari Institute of Technology and Health Bali, sekitar 50 juta wanita di Indonesia akan memasuki masa menopause yang dibarengi dengan masalah kesehatan yang menyertainya. Gaya hidup tidak lepas dari salah satu faktor di samping aspek ras, etnis, dan demografi sosial.
Meski rata-rata wanita menopause di Indonesia relatif pada usia 50 tahun, merangkaknya angka menopause dini di Indonesia juga perlu mendapat perhatian khusus. Jurnal Health Promotion Model dari Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai menyebutkan persentase wanita Indonesia mengalami menopause di usia 30-49 tahun telah mencapai 16,1 persen dengan jumlah 28.767 wanita.
Dokter Kebidanan & Kandungan RS Pondok Indah Puri Indah Ni Komang Yeni Dhana Sari menjelaskan, menopause menjadi momok yang sangat menakutkan bagi setiap wanita. Namun, menopause sudah dapat dipastikan terjadi pada setiap wanita. Mereka yang berada rentang usia 45-52 tahun wajar saja mengalami menopause. Namun ketika gejalanya terjadi di bawah usia 40 tahun, maka hal tersebut harus diwaspadai.
“Pasien saya berusia 28 tahun dan mengalami menopause dini akibat gaya hidup dan ketergantungan kosmetik,” jelas Ni Komang Yeni Dhana Sari.
Rupanya, penyalahgunaan obat-obatan dalam bentuk kosmetika bisa menyebabkan gangguan haid hingga percepatan menopause. Menurut Ni Komang Yeni Dhana Sari, obatan-obatan kosmetika tertentu yang disalahgunakan bisa menekan indung telur. Maka obat yang digunakan dalam jangka panjang dan tidak di bawah pengawasan dokter kulit bisa membuat menopause terjadi lebih dini.
Tanda atau gejala awalnya bisa dimulai dari mood swing yang berlebihan, rambut rontok berlebihan, hingga rasa cemas yang tidak bisa dikontrol. Oleh sebab itu, Ni Komang Yeni Dhana Sari menyarankan agar setiap wanita yang sudah memasuki usia reproduksi harus rutin berkonsultasi ke dokter sekitar 1 kali per tahun.
“Kita membangun kesadaran tentang kesehatan reproduksi itu dari remaja, misalnya persoalan gangguan haid, keputihan, organ kandungan, dan risiko kanker,” jelas Ni Komang Yeni Dhana Sari.
Menurutnya, menjaga kesehatan reproduksi dan menghindari kemungkinan menopause dini sudah bisa dilakukan sejak seorang wanita mengalami menstruasi. Baik wanita yang menikah atau belum menikah, pemeriksaan organ intim terbilang penting untuk terus dievaluasi dan semakin meningkat urgensinya untuk wanita di atas 40 tahun.
Menyoal gaya hidup, Ni Komang Yeni Dhana Sari setuju bahwa menopause dini juga berkaitan dengan pola hidup generasi saat ini yang makin minim gerak dan tidak memperhatikan asupan dengan baik. Secara umum, hal-hal yang berkaitan dengan gaya hidup mendorong faktor menopause di usia muda.
“Kurang istirahat, stress berlebihan, minim gerak hingga suplementasi makanan yang tidak baik, termasuk merokok dan alkohol bisa mempercepat terjadinya menopause,” katanya.
Sebab menurut Ni Komang Yeni Dhana Sari, saat wanita berusia di bawah 35 tahun seharusnya kadar estrogen yang ada dalam tubuh manusia masih dalam batas normal. Maka haid pun harusnya teratur. Ketidakteraturan haid yang juga berhubungan dengan faktor risiko menopause bisa terjadi karena berkaitan dengan makanan, berat badan yang berlebihan, dan hal-hal terkait gaya hidup.
Saat wanita memasuki usia 35 tahun, kanya, gaya hidup menjadi prioritas yang harus dipertmbangkan dengan baik. Risiko penyakit tidak menular dalam tahap menuju menopause didukung dengan makanan yang tidak sehat, istirahat yang tidak cukup, dan minim olahraga serta kurangnya hidrasi bisa menyebabkan gejala menopause lebih berat.
“Gula misalnya, zat itu proinflamasi dan mungkin baru terasa efeknya saat tubuh masuk proses degenerasi di usia tua, dan ini perlu diwaspadai wanita menjelang menopause,” katanya.
Semakin menopause terjadi di usia dini, kemungkinan intaian risiko penyakit tidak menular akibat gaya hidup yang tidak sehat juga bisa terjadi. Menurut Ni Komang Yeni Dhana Sari, penyakit seperti hipertensi, stroke, dan penyakit kardiovaskular lainya makin berisiko menyerang mereka yang menjelang usia menopause.
Sebab, kadar estrogen yang berperan memproteksi wanita dari risiko penyakit ini makin berkurang. “Sebagian besar wanita berawal dari kolesterol, kolesterol di usia 40 tahun makin meningkat, sehingga dianjurkan bagi wanita 35 tahun ke atas untuk medical check up minimal satu tahun sekali,” jelasnya.
Baca juga: 4 Kiat Sehat & Nyaman Hadapi Fase Menopause
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.