Ilustrasi kopi (Sumber: freepik.com)

Berapa Lama Kafein Bertahan dalam Tubuh? Ketahui Durasi dan Faktor yang Mempengaruhinya

18 January 2025   |   15:30 WIB
Image
Fashli Jannatin Mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara

Kafein adalah stimulan yang ditemukan dalam banyak produk sehari-hari seperti kopi, teh, cokelat, dan minuman energi. Efeknya yang langsung terasa, seperti meningkatkan kewaspadaan dan energi, membuat kafein menjadi pilihan favorit bagi banyak orang.

Namun, seberapa lama kafein bertahan dalam tubuh kita? Menurut artikel dari Healthline.com, durasi kafein bertahan sangat bergantung pada berbagai faktor, seperti genetik, usia, kondisi kesehatan, dan gaya hidup.

Baca juga: 7 Manfaat Mengurangi Kafein untuk Kesehatan, Tidur Lebih Nyenyak & Tubuh Terasa Segar

Waktu paruh kafein adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan waktu yang dibutuhkan tubuh untuk mengurangi konsentrasi kafein dalam darah hingga setengahnya. Menurut Healthline, rata-rata waktu paruh kafein adalah sekitar lima jam.

Ini berarti, jika Genhype mengonsumsi 200 mg kafein dari secangkir kopi, lima jam kemudian sekitar 100 mg kafein masih ada dalam tubuh. Namun, waktu paruh ini dapat bervariasi secara signifikan, mulai dari 1,5 hingga 9,5 jam, tergantung pada individu.

Durasi kafein bertahan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti metabolisme tubuh, tingkat aktivitas fisik, dan konsumsi makanan. Selain itu, kafein cenderung lebih lama bertahan dalam tubuh wanita hamil dan orang dengan gangguan fungsi hati.

Setelah dikonsumsi, kafein dengan cepat diserap melalui saluran pencernaan dan masuk ke dalam aliran darah. Dalam waktu sekitar 15 hingga 45 menit, konsentrasi kafein dalam darah mencapai puncaknya. Pada tahap ini, banyak orang mulai merasakan efek seperti peningkatan fokus, kewaspadaan, dan energi.

Namun, tubuh memerlukan waktu lebih lama untuk memproses dan mengeluarkan kafein sepenuhnya. Organ hati memainkan peran utama dalam memetabolisme kafein, yang kemudian dikeluarkan melalui urin.

Durasi kafein dalam tubuh juga bervariasi antarindividu, dipengaruhi oleh beberapa faktor. Genetik memengaruhi kecepatan metabolisme kafein, dengan sebagian orang memprosesnya lebih cepat. Usia juga berperan, di mana orang tua memproses kafein lebih lambat.

Pada wanita hamil, metabolisme kafein melambat, terutama di trimester ketiga. Penggunaan obat atau suplemen tertentu serta gangguan fungsi hati dapat memperlambat proses metabolisme kafein, membuat efeknya bertahan lebih lama.


Efek Samping Konsumsi Kafein Berlebihan

Meskipun kafein memiliki banyak manfaat, konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek samping yang tidak menyenangkan, seperti:


1. Gelisah dan Cemas

Kafein merangsang sistem saraf pusat, yang dapat meningkatkan risiko kecemasan atau gelisah, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar.


2. Gangguan Tidur

Efek stimulan kafein dapat bertahan hingga malam hari, terutama jika dikonsumsi menjelang waktu tidur.


3. Palpitasi atau Detak Jantung Tidak Teratur

Pada beberapa orang, kafein dapat memengaruhi irama jantung dan menyebabkan sensasi jantung berdebar.


4. Masalah Pencernaan

Kafein meningkatkan produksi asam lambung, yang dapat memicu gangguan pencernaan pada beberapa orang.


Berapa Banyak Kafein yang Aman untuk Dikonsumsi?

Menurut FDA (Food and Drug Administration AS), konsumsi hingga 400 mg kafein per hari dianggap aman untuk kebanyakan orang dewasa yang sehat. Jumlah ini setara dengan empat cangkir kopi seduh. Namun, sensitivitas terhadap kafein bervariasi, sehingga penting untuk memperhatikan bagaimana tubuh meresponsnya.

Bagi wanita hamil, konsumsi kafein sebaiknya dibatasi hingga 200 mg per hari, atau sekitar satu hingga dua cangkir kopi. Ini dilakukan untuk mengurangi risiko komplikasi kehamilan.

Untuk mengoptimalkan manfaat kafein dan mengurangi efek samping, hindari konsumsi kafein menjelang tidur, batasi pada anak-anak dan remaja, serta perhatikan kombinasi kafein dengan bahan lain seperti gula. Kafein efektif untuk meningkatkan energi, namun durasinya bervariasi antarindividu.

Memahami faktor-faktor yang memengaruhi metabolisme kafein membantu mengatur konsumsi agar manfaat maksimal tercapai tanpa efek samping.

Baca juga: 10 Kopi Termahal di Dunia 2024, Ada Luwak dari Indonesia

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Mercure Garut City Center Memadukan Tradisi Lokal dan Modernitas di Antara Pegunungan

BERIKUTNYA

Red Cola sampai Honey Blonde, Ini 4 Warna Rambut yang Jadi Tren 2025

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: