Tim UNESCO Jakarta berkunjung ke Padma Herbal (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)

Merawat Kekayaan Herbal Indonesia Lewat Rasa yang Lebih Memanjakan Lidah

20 October 2023   |   11:00 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Sebagai mega-center keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia setelah Brasil, Indonesia tak kekurangan ragam tanaman herbal. Kementerian Pertanian lewat Kepala Balittro Evi Savitri pernah mengungkap dari 40.000 jenis tumbuhan yang ada di Indonesia, sebanyak 2.500 di antaranya memiliki khasiat sebagai obat.

Dengan potensi yang dimiliki tersebut, Indonesia memiliki prospek yang cerah dalam mengembangkan tanaman herbal untuk kepentingan kesehatan, produk industri, maupun pariwisata. Peluang besar tersebut salah satunya ditangkap oleh Ni Putu Ellida Raiani Pande lewat jenama Padma Herbal.

Baca juga: Peluang Bisnis Ramuan Berbahan Herbal Masih Menjanjikan

Menurut Ellida, Indonesia merupakan surga bagi tanaman herbal. Bahkan, sudah sejak dahulu orang-orang Indonesia mengelola tanaman herbal ke dalam berbagai produk, misalnya menjadi jamu. Sayangnya, popularitas produk herbal masih terbilang minim dibanding jenis-jenis minuman kekinian lain era modern.

Berangkat dari keinginan untuk mengangkat kekayaan tanaman herbal, Ellida kemudian menciptakan berbagai produk turunannya dengan konsep yang berbeda dan lebih ‘anak muda’. Usahanya yang berbasis di Tabanan, Bali, ini mencoba mengubah tanaman herbal menjadi produk-produk yang lebih mudah dikonsumsi, seperti minuman, permen, atau juga produk lain yang bisa diaplikasikan ke kulit, misalnya minyak.

Di tangan Ellida, Rosella, tanaman yang punya khasiat jitu sebagai antioksidan dan antibakteri diubahnya menjadi bentuk permen. Hal ini membuat siapa saja kini bisa merasakan manfaat bunga berwarna merah itu dengan lebih mudah dan tentu saja enak.

Lalu, dia juga mengolah jahe merah ke dalam bentuk permen dan minuman instan. Di sisi lain, perempuan asli Bali ini juga mengolah beberapa tanaman herbal lainnya menjadi minuman ready to go yang mudah dibawa ke mana-mana.

“Kita coba olah tanaman herbal ke dalam berbagai produk yang lebih mudah dikonsumsi. Soal rasa, tentu ada banyak trial and errors sebelum akhirnya menemukan komposisi yang pas dan enak. Kami juga punya apoteker pendamping agar produk kami tetap tidak merusak nilai gizi atau manfaat dari tanaman herbal tersebut,” ungkap Ellida kepada Hypeabis.id saat berkunjung ke Padma Herbal, Bali, bersama Kita Muda Kreatif UNESCO Jakarta, Kamis (20/10/2023).
 

Padma Herbal (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)

Padma Herbal (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)


Branding Adalah Kunci

Ketekunan dan kegigihan Ellida membuat Padma Herbal kini telah berkembang pesat. Kini, Padma Herbal bahkan tengah membidik pasar ekspor. Beberapa waktu lalu jenamanya berpartisipasi dalam pameran Wellness Food Japan 2023 yang diselenggarakan di Tokyo Big Sight, Jepang, 2–4 Agustus 2023.

Setelah mengikuti acara tersebut, pihaknya mulai perlahan membuka jaringan dan peluang untuk memasarkan produknya ke pangsa pasar global. Dia berharap ekspor dalam jumlah besar akan bisa dilakukan dalam waktu dekat.

Menurut Ellida, kunci dalam mengembangkan usahanya ialah menentukan branding yang tepat. Padma Herbal yang menjadi usaha binaan Kita Muda Kreatif, sebuah program dari UNESCO Jakarta cukup banyak memberikan manfaat yang besar baginya.

Lewat pembinaan dari Kita Muda Kreatif, dirinya bisa mengikuti berbagai pelatihan, workshop untuk belajar digital marketing, company profile, iklan, dan branding. Melalui hal tersebut, produk usahanya yang mesti memakai bahan-bahan herbal, bisa tampil lebih kekinian dan tak kalah saing.

Direktur dan Perwakilan UNESCO Jakarta, Maki Katsuno-Hayashikawa mengatakan di Bali ada sekitar 25 usaha. Bidang usaha yang didampingi meliputi fesyen, kuliner, kerajinan, pertunjukan seni, dan berbagai sektor kreatif lain. Pada 2023, program Kita Muda Kreatif juga mulai mendampingi 13 wirausaha muda Bali yang merupakan penyandang disabilitas.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Menjaga Eksistensi Subak Jatiluwih, Konsep Pertanian Bali Warisan Budaya UNESCO

BERIKUTNYA

Intip Profil Krishna Patil, Pemimpin Baru Ericsson Indonesia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: