Jamu tradisional dengan kemasan kekinian (Sumber: Pixabay/ulilamrie89)

Hypereport: Upaya Membawa Jamu Tradisional Naik Kelas & Makin Luas

28 May 2023   |   17:30 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Saat mendengar kata jamu, yang terbesit di benak barangkali minuman kuno. Sebab, ramuan rempah tradisional itu dulunya memang lekat dengan minuman orang tua yang pahit saat ditenggak. Namun, jamu tak melulu identik dengan paradigma tersebut. Kini, jamu telah dikemas lebih modern dan dapat dinikmati sambil kongko santai.

Ya, jamu telah naik kelas dan mulai dinikmati anak muda hingga kaum ekspatriat. Seiring maraknya kedai kopi dan beragamnya pilihan minuman berwarna-warni, jamu perlahan juga mengalami transformasi. Minuman ini mulai tampil dengan citarasa dan penyajian berbeda tanpa menghilangkan manfaat di dalamnya. 

Baca juga laporan terkait: 
> Hypereport: Menggali & Memanfaatkan Potensi Jamu
> Hypereport: Mbok Jamu Riwaaytmu Kini
 


Adalah Nova Dewi Setiabudi, salah satu sosok yang mulai menaikkan kelas minuman yang dulunya digendong oleh mbok-mbok dengan bakul itu. Dengan tangan dinginnya yang berwarna kuning akibat sering memeras kunyit, jamu yang semula hanya diminum nenek-nenek,  kini berubah menjadi ramuan dengan berbagai ragam olahan.

Perempuan asal Surabaya itu secara aktif memang memperkenalkan jamu pada generasi muda agar tetap lestari. Di kedainya yang berada di Jakarta Selatan, minuman kunyit asem atau beras kencur pun bisa bisa dinikmati dengan campuran es atau diseduh panas.

Meski tidak lahir dari keluarga pebisnis jamu, Nova sudah karib dengan minuman tradisional ini sejak kecil. Dulu dia sering didongengi neneknya mengenai ragam manfaat jamu serta berbagi kegunaan rimpang dan rempah untuk kesehatan tubuh. Tak hanya itu, sang nenek juga sering membuatkannya jamu untuk diminum bersama keluarga di rumah.

Namun, saat hijrah ke Jakarta, kebiasaan minum jamu yang sudah dipupuk sejak kecil itu tidak menemukan penjual dengan citarasa yang diinginkan. Dari sinilah dia akhirnya memulai bisnis jamunya pada 2013 lewat kedai Suwe Ora Jamu, yang mengingatkan khalayak pada sosok pencipta lagu bernama R C Hardjosoebroto itu. 

Meski mengemas produknya dengan cara kekinian, tapi Nova juga mendesain kafenya dengan arsitektur lokal laiknya rumah di kampung. Melalui cara ini dia berharap para orang tua juga tetap bisa minum jamu sambil menceritakan nilai kearifan lokal minuman tersebut.

"Enjoyment. Itulah yang ingin aku coba bagi dengan membuka kedai ini karena jamu juga bisa dinikmati secara kekinian. Baik dengan bentuk panas atau dingin. Sayang kalau jamu ini hilang, sebab aku memang suka dengan budaya ini," kata Nova saat ditemui Hypeabis.id beberapa waktu lalu. 
 

Tak tanggung-tanggung, sembari menjalankan bisnis jamunya Nova juga melakukan riset terhadap berbagai manfaat tumbuh-tumbuhan (plant base) ke berbagai daerah di Indonesia, termasuk Kebun Raya Bogor. Dari sinilah dia menyimpulkan bahwa jamu memang sudah menjadi kultur di masyarakat, bahkan dengan citarasa yang berbeda di setiap daerah.

Kendati banyak jenis minuman yang makin menjamur, menurut Nova, jamu merupakan salah satu peluang usaha yang dapat bertahan alih-alih ringsek. Sebab, jamu merupakan bisnis jangka panjang yang melibatkan banyak orang, termasuk petani, tengkulak hingga sektor lain jika produk tersebut dijual hingga mancanegara ataupun secara online.

Ya, hingga saat ini Suwe Ora Jamu memang telah memiliki banyak cabang selain di Jakarta. Beberapa di antaranya termasuk Bali, Surabaya, Batam, Singapura, bahkan Australia, dan Amerika Serikat. Kendati masih berbasis komunitas, tapi seiring diminatinya jamu hingga ke luar negeri tentu saja membuktikan bahwa jamu memang dapat bertahan. 

Saat ditanya mengenai bagaimana strateginya hingga jamu bisa bisa melanglang buana, Nova menuturkan salah satunya dengan mengandalkan dunia digital. Penulis buku Cerita Jamu, Warisan Kesehatan & Kecantikan Indonesia itu mengungkap bahwa jamu memang harus bisa bersaing dengan produk-produk kesehatan lain, terlebih produk dengan bahan kimia.

"Memang harus mengikuti perkembangan zaman dan memasarkannya secara digital. Selain itu, secara bisnis kita harus menjaga lingkungan dan visi-misi jangka panjang agar bisa tetap bertahan dan dipercaya masyarakat," jelasnya. 


Menjadi Lifestyle

Popularitas jamu secara perlahan memang mulai diminati generasi milenial karena dikemas dengan cara kekinian. Terlebih sejak pageblug melanda dunia beberapa tahun lalu. Jamu yang dulunya dianggap sebagai minuman jadul semakin dilirik masyarakat yang aware terhadap kesehatan.

Vanessa Kalani, pendiri Jamu Bar sekaligus cicit dari Nyonya Meneer ini juga mulai merangkul minuman kuno tersebut dengan memberikan sentuhan baru terhadap jamu. Di kafenya yang berada di sebuah mall kawasan Jakarta Pusat, Genhype bisa menemukan berbagai sajian jamu dengan rasa yang unik dan berbeda.

"Di Jamu Bar kita memang membuat minuman dengan rasa yang unik dan menyegarkan, tapi tidak meninggalkan khasiatnya yang masih mempertahankan citarasa dari nenek moyang saya yang sudah teruji sejak beberapa generasi," kata Vanessa saat dihubungi via telepon.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by the jamu BAR (@thejamubar)


Adapun, di kalangan anak muda sendiri saat ini menurut Vanessa juga mulai lebih sering menjaga gaya hidup sehat mereka dengan minum ramuan tradisional. Namun, tidak dipungkiri bahwa mereka sebenarnya juga mencari alternatif selain kopi yang hanya memiliki satu rasa saja, alih-alih jamu yang memiliki beragam layer, mulai dari pedas, manis, asem hingga pahit.

Dari sinilah dia kemudian juga membuat kreasi kopi jamu yang dibuat dengan bahan dasar kopi dan campuran rempah-rempah khusus. Akan tetapi, dia juga tetap menyajikan menu kamu tradisional lain seperti kunyit asem, beras kencur, bir pletok hingga ramuan paitan yang berguna melancarkan peredaran darah hingga menghilangkan bau badan.

Penulis buku Ramoe Kumpulan Kisah Resep Ramuan dan Pengobat Hati itu juga berharap nantinya tradisi minum jamu juga dapat menjadi lifestyle seperti ngopi sambil nongkrong di kafe. Sebab, jika jamu dijadikan minuman sehari-hari akan ada banyak manfaat yang pastinya berguna untuk tubuh.

"Kalau dulu orang tua bilang manjur berarti memang bagus, meski belum ada data empirisnya. Namun itu kan bisa dipercaya karena jamu sendiri memang cuma ada di Indonesia, dan kita harus terus mengapresiasinya dengan minum jamu alih-alih obat kimia," ujarnya.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

7 Tip Bikin Tumpeng Anti Meleyot & Retak

BERIKUTNYA

Mengenal 7 Festival Unik di Filipina, Asyik Banget buat Diikuti

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: