Sejarah Hari Kanker Payudara Sedunia, Diperingati Tiap 19 Oktober
19 October 2023 |
09:00 WIB
International Day Against Breast Cancer diperingati pada 19 Oktober tiap tahunnya. Peringatan ini juga dikenal dengan Breast Cancer Awareness Month atau bulan kesadaran kanker payudara sedunia. Sepanjang Oktober, masyarakat di seluruh dunia diajak untuk lebih perhatian dengan salah satu penyakit paling mematikan bagi kaum perempuan.
Pada peringatan Hari Kanker Payudara Sedunia, berbagai organisasi dan pihak terkait biasanya akan menggelar beragam acara untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kanker payudara.
Baca juga: Teknologi dan Kesadaran Deteksi Dini Meningkatkan Peluang Sembuh Pasien Kanker Payudara
Di Indonesia, kanker payudara menempati urutan pertama terkait jumlah kanker terbanyak serta menjadi salah satu penyumbang kematian pertama akibat kanker. Menurut laporan Global Burden of Cancer Study (Globocan) dari World Health Organization (WHO), terdapat 396.914 penyakit kanker yang menyerang penduduk Indonesia pada 2020.
Berdasarkan jenis penyakitnya, kanker payudara paling banyak dialami di Indonesia yaitu sebanyak 65.858 kasus. Jumlah ini setara 16,6?ri total kasus penyakit kanker di Tanah Air. Sementara itu, untuk jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22.000 jiwa.
Kanker payudara juga menyumbang angka kematian tertinggi akibat kanker di seluruh dunia. Mengutip dari alexanderfleming.org, rata-rata pengidap kanker payudara ini tutup usia di antara 45-55 tahun. Bahkan, 1 dari 8 wanita disebut memiliki kemungkinan terpapar kanker payudara.
Beberapa faktor yang biasanya ditemukan pada pengidap kanker payudara adalah berusia antara 45-60 tahun, berjenis kelamin wanita, memiliki riwayat penyakit payudara, terdapat anggota keluarga yang pernah mengidap kanker, dan mengalami obesitas setelah menopause.
Melansir dari laman Brevard Health, Hari Kanker Sedunia atau Bulan Kesadaran Kanker Payudara diperingati sejak 1985 yang digagas oleh American Cancer Society dan divisi farmasi Imperial Chemical Industries. Acara yang berlangsung selama seminggu itu didukung penuh oleh Betty Ford, istri dari mantan Presiden AS Gerald Ford, yang juga merupakan penyintas kanker payudara.
Tujuan dibuatnya peringatan Hari Kanker Sedunia adalah untuk memberikan edukasi kepada para wanita tentang kanker payudara, serta mengajak untuk melakukan tes deteksi dini agar mereka dapat menjaga kesehatan payudaranya. Salah satu tujuan utama yang ingin mereka capai adalah mempromosikan mammografi sebagai alat penting yang digunakan dalam memerangi kanker payudara.
Selama bulan Oktober, seluruh masyarakat diajak untuk lebih sadar akan bahaya kanker payudara, serta memberikan dukungan kepada para penyintas dan penderita kanker payudara. Bulan ini juga didedikasikan untuk mengumpulkan dana yang digunakan bagi penelitian kanker payudara dan penyebab terkait lainnya.
Bulan Kesadaran Kanker Payudara adalah kesempatan bagi seluruh warga Amerika khususnya serta masyarakat dunia pada umumnya, untuk meluangkan waktu dan memberikan apresiasi kepada pria dan wanita yang hidupnya terkena dampak kanker payudara.
Selain Estée Lauder, penggunaan simbol ini juga didorong oleh National Football League (NFL). Kala itu, hampir seluruh pemain, pelatih, dan wasit NFL mengenakan pita berwarna merah muda tersebut sebagai dukungan atas Hari Kanker Payudara Sedunia.
Selain faktor genetik, tak sedikit kasus kanker payudara yang berkaitan dengan faktor gaya hidup tidak sehat. Oleh karena itu, setiap wanita disarankan untuk menjalani pola hidup sehat sebagai langkah pencegahan kanker payudara sejak dini.
Melansir dari laman Siloam Hospitals, beberapa kebiasaan pola hidup sehat yang harus dijaga oleh kaum wanita untuk tercegah dari kanker payudara diantaranya mengonsumsi makanan sehat, menjaga berat badan ideal, tidak merokok dan menghindari paparan asap rokok, dan membatasi konsumsi minuman beralkohol.
Selain itu, penting juga untuk rutin berolahraga, membatasi terapi hormon, menyusui bayi secara teratur, dan mengendalikan stres. Di samping menjalankan itu semua, cara mencegah kanker payudara yang tak kalah penting adalah dengan melakukan deteksi dini secara mandiri, terutama bagi wanita yang lebih banyak memiliki risiko kanker payudara.
Terdapat dua metode deteksi dini kanker payudara yang umum dilakukan yaitu SADARI dan SADANIS. SADARI merupakan akronim dari pemeriksaan payudara sendiri. Kalian bisa mendeteksi dini kanker payudara dengan meraba area payudara untuk mengetahui ada atau tidaknya benjolan dalam payudara. Metode ini juga bermanfaat untuk mengetahui adanya perubahan pada payudara.
Sementara SADANIS adalah pemeriksaan payudara klinis. Metode pemeriksaan payudara oleh tenaga kesehatan untuk mendeteksi jika ada keanehan pada payudara. Apabila terdapat keanehan yang ternyata berkaitan dengan risiko kanker payudara, maka ini dapat membantu mencegah perkembangan keparahan dari penyakit tersebut.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Pada peringatan Hari Kanker Payudara Sedunia, berbagai organisasi dan pihak terkait biasanya akan menggelar beragam acara untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kanker payudara.
Baca juga: Teknologi dan Kesadaran Deteksi Dini Meningkatkan Peluang Sembuh Pasien Kanker Payudara
Di Indonesia, kanker payudara menempati urutan pertama terkait jumlah kanker terbanyak serta menjadi salah satu penyumbang kematian pertama akibat kanker. Menurut laporan Global Burden of Cancer Study (Globocan) dari World Health Organization (WHO), terdapat 396.914 penyakit kanker yang menyerang penduduk Indonesia pada 2020.
Berdasarkan jenis penyakitnya, kanker payudara paling banyak dialami di Indonesia yaitu sebanyak 65.858 kasus. Jumlah ini setara 16,6?ri total kasus penyakit kanker di Tanah Air. Sementara itu, untuk jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22.000 jiwa.
Kanker payudara juga menyumbang angka kematian tertinggi akibat kanker di seluruh dunia. Mengutip dari alexanderfleming.org, rata-rata pengidap kanker payudara ini tutup usia di antara 45-55 tahun. Bahkan, 1 dari 8 wanita disebut memiliki kemungkinan terpapar kanker payudara.
Beberapa faktor yang biasanya ditemukan pada pengidap kanker payudara adalah berusia antara 45-60 tahun, berjenis kelamin wanita, memiliki riwayat penyakit payudara, terdapat anggota keluarga yang pernah mengidap kanker, dan mengalami obesitas setelah menopause.
Perayaan Hari Kanker Payudara Sedunia (Sumber gambar: Susan g komen 3 day/Unsplash)
Sejarah Hari Kanker Payudara Sedunia
Melansir dari laman Brevard Health, Hari Kanker Sedunia atau Bulan Kesadaran Kanker Payudara diperingati sejak 1985 yang digagas oleh American Cancer Society dan divisi farmasi Imperial Chemical Industries. Acara yang berlangsung selama seminggu itu didukung penuh oleh Betty Ford, istri dari mantan Presiden AS Gerald Ford, yang juga merupakan penyintas kanker payudara.Tujuan dibuatnya peringatan Hari Kanker Sedunia adalah untuk memberikan edukasi kepada para wanita tentang kanker payudara, serta mengajak untuk melakukan tes deteksi dini agar mereka dapat menjaga kesehatan payudaranya. Salah satu tujuan utama yang ingin mereka capai adalah mempromosikan mammografi sebagai alat penting yang digunakan dalam memerangi kanker payudara.
Selama bulan Oktober, seluruh masyarakat diajak untuk lebih sadar akan bahaya kanker payudara, serta memberikan dukungan kepada para penyintas dan penderita kanker payudara. Bulan ini juga didedikasikan untuk mengumpulkan dana yang digunakan bagi penelitian kanker payudara dan penyebab terkait lainnya.
Bulan Kesadaran Kanker Payudara adalah kesempatan bagi seluruh warga Amerika khususnya serta masyarakat dunia pada umumnya, untuk meluangkan waktu dan memberikan apresiasi kepada pria dan wanita yang hidupnya terkena dampak kanker payudara.
Simbol Hari Kanker Payudara Sedunia
Peringatan Hari Kanker Payudara Sedunia juga identik dengan simbol pita merah muda, yang digunakan pertama kali saat kampanye nasional pada 1992 oleh merek kosmetik Estée Lauder. Kala itu, mereka membagikan 1,5 juta pita merah muda sebagai pengingat visual utama Bulan Peduli Kanker Payudara.Selain Estée Lauder, penggunaan simbol ini juga didorong oleh National Football League (NFL). Kala itu, hampir seluruh pemain, pelatih, dan wasit NFL mengenakan pita berwarna merah muda tersebut sebagai dukungan atas Hari Kanker Payudara Sedunia.
Cara Mencegah Kanker Payudara
Selain faktor genetik, tak sedikit kasus kanker payudara yang berkaitan dengan faktor gaya hidup tidak sehat. Oleh karena itu, setiap wanita disarankan untuk menjalani pola hidup sehat sebagai langkah pencegahan kanker payudara sejak dini. Melansir dari laman Siloam Hospitals, beberapa kebiasaan pola hidup sehat yang harus dijaga oleh kaum wanita untuk tercegah dari kanker payudara diantaranya mengonsumsi makanan sehat, menjaga berat badan ideal, tidak merokok dan menghindari paparan asap rokok, dan membatasi konsumsi minuman beralkohol.
Selain itu, penting juga untuk rutin berolahraga, membatasi terapi hormon, menyusui bayi secara teratur, dan mengendalikan stres. Di samping menjalankan itu semua, cara mencegah kanker payudara yang tak kalah penting adalah dengan melakukan deteksi dini secara mandiri, terutama bagi wanita yang lebih banyak memiliki risiko kanker payudara.
Terdapat dua metode deteksi dini kanker payudara yang umum dilakukan yaitu SADARI dan SADANIS. SADARI merupakan akronim dari pemeriksaan payudara sendiri. Kalian bisa mendeteksi dini kanker payudara dengan meraba area payudara untuk mengetahui ada atau tidaknya benjolan dalam payudara. Metode ini juga bermanfaat untuk mengetahui adanya perubahan pada payudara.
Sementara SADANIS adalah pemeriksaan payudara klinis. Metode pemeriksaan payudara oleh tenaga kesehatan untuk mendeteksi jika ada keanehan pada payudara. Apabila terdapat keanehan yang ternyata berkaitan dengan risiko kanker payudara, maka ini dapat membantu mencegah perkembangan keparahan dari penyakit tersebut.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.