Cek Faktor Genetik & Tingkat Risiko Kanker Payudara Herediter
21 March 2023 |
16:00 WIB
Kanker payudara menjadi salah satu penyakit yang perlu diwaspadai, tidak hanya bagi kaum perempuan tapi juga laki-laki. Penyebabnya adalah faktor keturunan. Diketahui, sekitar 10 persen kanker payudara disebabkan oleh faktor gen yang rusak.
Kasusnya pun cukup tinggi. Menurut riset Global Cancer Incidence Mortality and Prevalence (Globocan) pada 2020, kejadian baru kanker payudara di seluruh dunia menempati urutan pertama golongan kanker dengan 2,3 juta kasus dan 680.000 kematian. Indonesia menempati peringkat terbanyak dengan kasus baru mendekati 66.000 dan tingkat kematian lebih dari 22.000 jiwa pada 2020.
Spesialis Hematologi Onkologi Medik, dr. Nadia Ayu Mulansari, menjelaskan penyebab paling umum dari kanker payudara herediter atau keturunan adalah mutasi bawaan pada gen BRCA1 atau BRCA2. Dalam sel normal, gen ini membantu membuat protein yang bertugas memperbaiki DNA yang rusak.
Versi gen yang bermutasi dapat menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak normal, dan dapat menyebabkan kanker. “Penyebab kanker payudara keturunan atau herediter karena adanya mutasi pada gen kanker payudara, yang dapat muncul pada orang yang lebih muda usianya,” ujarnya dikutip Hypeabis.id dari keterangan resmi, Selasa (21/3/2023).
Baca juga: Awas! Kosmetik dengan Kandungan Paraben Picu Kanker Payudara
Dia menjelaskan jika seseorang memiliki gen kanker payudara, maka dia mempunyai 50 persen kemungkinan untuk menurunkan ke anaknya. Menurutnya, perlu diwaspadai juga bahwa kanker payudara tidak mengenal gender, dapat menyerang baik perempuan maupun laki-laki.
Rata-rata, seorang wanita dengan mutasi gen BRCA1 atau BRCA2 memiliki peluang 7 dari 10 terkena kanker payudara pada usia 80 tahun. Risiko ini juga dipengaruhi oleh berapa banyak anggota keluarga lain yang menderita kanker payudara. Jika lebih banyak anggota keluarga yang terpengaruh, peluangnya kata Nadia akan lebih tinggi.
Oleh karena itu, penting untuk dicatat bahwa sebagian besar pasien kanker payudara tidak memiliki riwayat penyakit dalam keluarga. “Namun anggota keluarga yang memiliki kerabat dengan kanker payudara memiliki risiko lebih tinggi,” jelasnya.
Lebih terperinci, dia menjelaskan memiliki kerabat tingkat pertama seperti ibu, saudara perempuan, atau anak perempuan dengan kanker payudara, risikonya menjadi dua kali lebih besar bagi seorang anggota keluarga perempuan lainnya untuk mengalami kanker payudara. Sementara itu, memiliki 2 kerabat tingkat pertama risikonya meningkat 3 kali lipat.
Seorang perempuan dengan ayah atau saudara laki-laki yang pernah menderita kanker payudara juga memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara. “Risiko kanker payudara herediter dapat meningkat jika terdapat kerabat tingkat pertama, seperti Ibu, saudara atau anak yang terkena kanker payudara pada usia muda,” jelasnya.
Nadia menyatakan bahwa kejadian kanker payudara herediter ditemukan pada perempuan dalam rentang usia 41–50 tahun untuk karier mutasi BRCA1. Kemudian, dalam rentang usia 51–60 tahun untuk karier mutasi BRCA2.
Jika kamu memiliki keluarga atau saudara yang memiliki kanker payudara, penting untuk melakukan deteksi ini. Nadia menyampaikan untuk mengetahui jika seseorang mempunyai gen kanker payudara herediter, dapat melakukan tes gen BRCA.
Tes gen BRCA adalah tes darah yang menggunakan analisis DNA untuk mengidentifikasi perubahan berbahaya atau mutasi pada salah satu dari dua gen kerentanan kanker payudara yakni BRCA1 dan BRCA2. “Orang yang mewarisi mutasi pada gen ini berisiko lebih tinggi terkena kanker payudara dibandingkan dengan populasi umum,” ujarnya.
“Faktor keturunan tidak dapat diubah, namun gaya hidup dan faktor lingkungan dapat diatur untuk mencegah kanker payudara,” tegasnya.
Untuk mencegah terjangkitnya kanker payudara herediter, jika seorang kerabat tingkat pertama terkena kanker payudara, segera lakukan skrining secara dini dan rutin. “Pengobatan dan operasi payudara juga dapat menurunkan risiko terkena kanker payudara,” jelasnya.
Nadia menyarankan untuk menerapkan pola hidup sehat dengan tidak merokok, tidak minum-minuman beralkohol, berolahraga secara rutin, dan menjaga berat badan ideal. Penting juga untuk menjaga kualitas dan harapan pasien beserta keluarga yang terkena kanker payudara.
Kamu bisa membantu dengan menjaga kesehatan emosional dan mental mereka dengan memberikan dukungan. Ajak dan pantau mereka untuk tertib dalam menjalankan terapi dan pengobatan kanker sesuai arahan dokter.
Baca juga: Waspadai 3 Jenis Kanker Ini Sering Menimpa Anak
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Kasusnya pun cukup tinggi. Menurut riset Global Cancer Incidence Mortality and Prevalence (Globocan) pada 2020, kejadian baru kanker payudara di seluruh dunia menempati urutan pertama golongan kanker dengan 2,3 juta kasus dan 680.000 kematian. Indonesia menempati peringkat terbanyak dengan kasus baru mendekati 66.000 dan tingkat kematian lebih dari 22.000 jiwa pada 2020.
Spesialis Hematologi Onkologi Medik, dr. Nadia Ayu Mulansari, menjelaskan penyebab paling umum dari kanker payudara herediter atau keturunan adalah mutasi bawaan pada gen BRCA1 atau BRCA2. Dalam sel normal, gen ini membantu membuat protein yang bertugas memperbaiki DNA yang rusak.
Versi gen yang bermutasi dapat menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak normal, dan dapat menyebabkan kanker. “Penyebab kanker payudara keturunan atau herediter karena adanya mutasi pada gen kanker payudara, yang dapat muncul pada orang yang lebih muda usianya,” ujarnya dikutip Hypeabis.id dari keterangan resmi, Selasa (21/3/2023).
Baca juga: Awas! Kosmetik dengan Kandungan Paraben Picu Kanker Payudara
Dia menjelaskan jika seseorang memiliki gen kanker payudara, maka dia mempunyai 50 persen kemungkinan untuk menurunkan ke anaknya. Menurutnya, perlu diwaspadai juga bahwa kanker payudara tidak mengenal gender, dapat menyerang baik perempuan maupun laki-laki.
Rata-rata, seorang wanita dengan mutasi gen BRCA1 atau BRCA2 memiliki peluang 7 dari 10 terkena kanker payudara pada usia 80 tahun. Risiko ini juga dipengaruhi oleh berapa banyak anggota keluarga lain yang menderita kanker payudara. Jika lebih banyak anggota keluarga yang terpengaruh, peluangnya kata Nadia akan lebih tinggi.
Oleh karena itu, penting untuk dicatat bahwa sebagian besar pasien kanker payudara tidak memiliki riwayat penyakit dalam keluarga. “Namun anggota keluarga yang memiliki kerabat dengan kanker payudara memiliki risiko lebih tinggi,” jelasnya.
Lebih terperinci, dia menjelaskan memiliki kerabat tingkat pertama seperti ibu, saudara perempuan, atau anak perempuan dengan kanker payudara, risikonya menjadi dua kali lebih besar bagi seorang anggota keluarga perempuan lainnya untuk mengalami kanker payudara. Sementara itu, memiliki 2 kerabat tingkat pertama risikonya meningkat 3 kali lipat.
Seorang perempuan dengan ayah atau saudara laki-laki yang pernah menderita kanker payudara juga memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara. “Risiko kanker payudara herediter dapat meningkat jika terdapat kerabat tingkat pertama, seperti Ibu, saudara atau anak yang terkena kanker payudara pada usia muda,” jelasnya.
Nadia menyatakan bahwa kejadian kanker payudara herediter ditemukan pada perempuan dalam rentang usia 41–50 tahun untuk karier mutasi BRCA1. Kemudian, dalam rentang usia 51–60 tahun untuk karier mutasi BRCA2.
Jika kamu memiliki keluarga atau saudara yang memiliki kanker payudara, penting untuk melakukan deteksi ini. Nadia menyampaikan untuk mengetahui jika seseorang mempunyai gen kanker payudara herediter, dapat melakukan tes gen BRCA.
Tes gen BRCA adalah tes darah yang menggunakan analisis DNA untuk mengidentifikasi perubahan berbahaya atau mutasi pada salah satu dari dua gen kerentanan kanker payudara yakni BRCA1 dan BRCA2. “Orang yang mewarisi mutasi pada gen ini berisiko lebih tinggi terkena kanker payudara dibandingkan dengan populasi umum,” ujarnya.
Cegah Sejak Dini
Nadia menuturkan apabila kerabat dekat terkena kanker payudara, tidak berarti anggota keluarga lainnya pasti akan menderita pula penyakit ini. Kendati demikian, risikonya lebih tinggi daripada orang lain.“Faktor keturunan tidak dapat diubah, namun gaya hidup dan faktor lingkungan dapat diatur untuk mencegah kanker payudara,” tegasnya.
Untuk mencegah terjangkitnya kanker payudara herediter, jika seorang kerabat tingkat pertama terkena kanker payudara, segera lakukan skrining secara dini dan rutin. “Pengobatan dan operasi payudara juga dapat menurunkan risiko terkena kanker payudara,” jelasnya.
Nadia menyarankan untuk menerapkan pola hidup sehat dengan tidak merokok, tidak minum-minuman beralkohol, berolahraga secara rutin, dan menjaga berat badan ideal. Penting juga untuk menjaga kualitas dan harapan pasien beserta keluarga yang terkena kanker payudara.
Kamu bisa membantu dengan menjaga kesehatan emosional dan mental mereka dengan memberikan dukungan. Ajak dan pantau mereka untuk tertib dalam menjalankan terapi dan pengobatan kanker sesuai arahan dokter.
Baca juga: Waspadai 3 Jenis Kanker Ini Sering Menimpa Anak
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.