Hari Trauma Sedunia Diperingati Tiap 17 Oktober, Ini Sejarah & Tujuan Peringatannya
17 October 2023 |
10:00 WIB
Trauma adalah masalah kesehatan mental yang tidak bisa dianggap enteng. Sebagian orang yang mengalami trauma mungkin bisa perlahan hilang dengan dukungan dari teman dan keluarga terdekat. Namun, tak banyak juga penderita trauma yang tergolong parah hingga menyebabkan depresi dan post-traumatic stress disorder.
Menurut American Psychological Association, trauma adalah respons emosional seseorang yang muncul akibat peristiwa mengerikan seperti seperti kecelakaan, pemerkosaan, atau bencana alam. Setelah mengalami kejadian tersebut, seseorang biasanya akan merasa terkejut, dan menunjukkan emosi penolakan sebagai respons.
Baca juga: Trauma Bisa Diwariskan & Menciptakan Rantai Konflik dalam Keluarga, Begini Kata Psikolog
Reaksi jangka panjangnya mencakup emosi yang tidak terduga, teringat akan peristiwa tersebut, kondisi emosi yang tegang, bahkan gejala fisik seperti sakit kepala atau mual. Meskipun perasaan semacam itu normal, beberapa orang mengalami kesulitan untuk melanjutkan hidup mereka akibat trauma berkepanjangan.
Pentingnya akan pengetahuan dan cara penyelamatan seseorang dari trauma mencetuskan Hari Trauma Sedunia atau World Trauma Day yang diperingati tiap tanggal 17 Oktober. Peringatan ini dibuat untuk meningkatkan kesadaran semua orang tentang trauma, sekaligus cara mengatasi insiden traumatis untuk mencegah kematian.
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), cedera traumatis menyebabkan lebih banyak kematian pada orang di bawah usia 45 tahun dibandingkan malaria, HIV/AIDS, dan TBC. Selain itu, lebih dari 9 persen kematian di seluruh dunia disebabkan oleh cedera traumatis.
Melansir dari laman Pace Hospital, World Trauma Day atau Hari Trauma Sedunia pertama kali diperingati di New Delhi, India, pada 2011. Peringatan ini dibuat lantaran tingginya jumlah kematian akibat kecelakaan lalu lintas di negara tersebut. Diperkirakan lebih dari 400 orang kehilangan nyawa setiap hari karena kecelakaan hingga menyebabkan dampak traumatis.
Peringatan ini digagas untuk menciptakan kesadaran di kalangan masyarakat akan bahaya cedera dan kematian, serta dampak setelah insiden traumatis khususnya di India dan dunia pada umumnya.
Kecelakaan di jalan raya memang menjadi salah satu penyebab utama penderita trauma di seluruh dunia, di samping pengalaman traumatis akibat operasi militer atau perang, kekerasan dalam rumah tangga, dan kekerasan seksual. WHO mencatat, lebih dari 5 juta orang meninggal setiap tahun akibat cedera langsung dari kecelakaan. Hal ini setara dengan satu kematian setiap enam detik dan 9 persen dari seluruh kematian di dunia.
Selain itu, kecelakaan lalu lintas juga merupakan penyebab kematian pada generasi muda di seluruh dunia, serta penyebab utama kematian pada kelompok usia 15-29 tahun. Secara global, cedera lalu lintas saat ini merupakan penyebab kematian kedelapan di semua kelompok umur, dan diperkirakan akan meningkat menjadi penyebab kematian ketujuh pada 2030.
Disebutkan pula, jumlah kecelakaan lalu lintas jalan meningkat pada setiap tahunnya sebesar 3 persen Negara-negara berpenghasilan menengah dan rendah, seperti India, menyumbang 90 persen dari seluruh kematian akibat kecelakaan lalu lintas.
Menurut laporan Bank Dunia, India menyumbang 11 persen kematian di jalan raya secara global, dengan 53 kecelakaan di jalan raya yang terjadi setiap jamnya. Dalam satu dekade terakhir, setidaknya 1,3 juta orang meninggal dan 5 juta terluka di India akibat kecelakaan lalu lintas.
Peringatan Hari Trauma Sedunia dianggap penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan perlunya mengambil tindakan pencegahan untuk mengurangi jumlah korban dan cedera yang disebabkan oleh kecelakaan. Sebab, hal itu rentan berujung pada rasa trauma mendalam bagi para penderitanya.
Peringatan ini juga bertujuan untuk memperluas pemahaman semua orang tentang trauma dan mengajarkan bagaimana merespons keadaan darurat. Termasuk, mendidik masyarakat umum tentang cara merawat korban trauma pada berbagai tingkatan.
Selain itu, Hari Trauma Sedunia dimaksudkan juga untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya melakukan tindakan pengobatan dan perawatan terhadap trauma. Biasanya, penderita trauma akan membutuhkan bantuan psikolog untuk membantu mereka menemukan cara konstruktif dalam mengelola emosi.
Di samping itu, salah satu dampak trauma juga adalah gangguan kecemasan dan sikap menarik diri dari lingkungan. Oleh karenanya, peringatan Hari Trauma Sedunia mengajak semua orang untuk memberikan perhatian kepada penderita trauma agar senantiasa merasa dicintai dan dilindungi.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Menurut American Psychological Association, trauma adalah respons emosional seseorang yang muncul akibat peristiwa mengerikan seperti seperti kecelakaan, pemerkosaan, atau bencana alam. Setelah mengalami kejadian tersebut, seseorang biasanya akan merasa terkejut, dan menunjukkan emosi penolakan sebagai respons.
Baca juga: Trauma Bisa Diwariskan & Menciptakan Rantai Konflik dalam Keluarga, Begini Kata Psikolog
Reaksi jangka panjangnya mencakup emosi yang tidak terduga, teringat akan peristiwa tersebut, kondisi emosi yang tegang, bahkan gejala fisik seperti sakit kepala atau mual. Meskipun perasaan semacam itu normal, beberapa orang mengalami kesulitan untuk melanjutkan hidup mereka akibat trauma berkepanjangan.
Pentingnya akan pengetahuan dan cara penyelamatan seseorang dari trauma mencetuskan Hari Trauma Sedunia atau World Trauma Day yang diperingati tiap tanggal 17 Oktober. Peringatan ini dibuat untuk meningkatkan kesadaran semua orang tentang trauma, sekaligus cara mengatasi insiden traumatis untuk mencegah kematian.
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), cedera traumatis menyebabkan lebih banyak kematian pada orang di bawah usia 45 tahun dibandingkan malaria, HIV/AIDS, dan TBC. Selain itu, lebih dari 9 persen kematian di seluruh dunia disebabkan oleh cedera traumatis.
Sejarah Hari Trauma Sedunia
Melansir dari laman Pace Hospital, World Trauma Day atau Hari Trauma Sedunia pertama kali diperingati di New Delhi, India, pada 2011. Peringatan ini dibuat lantaran tingginya jumlah kematian akibat kecelakaan lalu lintas di negara tersebut. Diperkirakan lebih dari 400 orang kehilangan nyawa setiap hari karena kecelakaan hingga menyebabkan dampak traumatis.Peringatan ini digagas untuk menciptakan kesadaran di kalangan masyarakat akan bahaya cedera dan kematian, serta dampak setelah insiden traumatis khususnya di India dan dunia pada umumnya.
Gangguan mental traumatis harus ditangani dengan tepat. (Sumber gambar: Polina Zimmerin/Pexels)
Selain itu, kecelakaan lalu lintas juga merupakan penyebab kematian pada generasi muda di seluruh dunia, serta penyebab utama kematian pada kelompok usia 15-29 tahun. Secara global, cedera lalu lintas saat ini merupakan penyebab kematian kedelapan di semua kelompok umur, dan diperkirakan akan meningkat menjadi penyebab kematian ketujuh pada 2030.
Disebutkan pula, jumlah kecelakaan lalu lintas jalan meningkat pada setiap tahunnya sebesar 3 persen Negara-negara berpenghasilan menengah dan rendah, seperti India, menyumbang 90 persen dari seluruh kematian akibat kecelakaan lalu lintas.
Menurut laporan Bank Dunia, India menyumbang 11 persen kematian di jalan raya secara global, dengan 53 kecelakaan di jalan raya yang terjadi setiap jamnya. Dalam satu dekade terakhir, setidaknya 1,3 juta orang meninggal dan 5 juta terluka di India akibat kecelakaan lalu lintas.
Tujuan Hari Trauma Sedunia
Peringatan Hari Trauma Sedunia dianggap penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan perlunya mengambil tindakan pencegahan untuk mengurangi jumlah korban dan cedera yang disebabkan oleh kecelakaan. Sebab, hal itu rentan berujung pada rasa trauma mendalam bagi para penderitanya.Peringatan ini juga bertujuan untuk memperluas pemahaman semua orang tentang trauma dan mengajarkan bagaimana merespons keadaan darurat. Termasuk, mendidik masyarakat umum tentang cara merawat korban trauma pada berbagai tingkatan.
Selain itu, Hari Trauma Sedunia dimaksudkan juga untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya melakukan tindakan pengobatan dan perawatan terhadap trauma. Biasanya, penderita trauma akan membutuhkan bantuan psikolog untuk membantu mereka menemukan cara konstruktif dalam mengelola emosi.
Di samping itu, salah satu dampak trauma juga adalah gangguan kecemasan dan sikap menarik diri dari lingkungan. Oleh karenanya, peringatan Hari Trauma Sedunia mengajak semua orang untuk memberikan perhatian kepada penderita trauma agar senantiasa merasa dicintai dan dilindungi.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.