Simak 5 Fakta Seputar Asam Lambung, Waspada Stres!
10 February 2022 |
18:40 WIB
Gastro Esophageal Reflux Disease (GERD) atau asam lambung menyebabkan ketidaknyamanan bagi penderitanya. Sensasi nyeri dan juga rasa terbakar (heartburn) pada dada, sulit menelan, serta mulut terasa pahit adalah gejala paling khas dari penyakit ini.
Tidak sedikit pula masyarakat yang sadar bahwa dirinya mengalami GERD. Pasalnya ketika gejala muncul seperti nyeri dada, seringkali dianggap sebagai gejala penyakit jantung. Padahal kata Dokter Spesialis Gastroenterologi FKUI-RSCM Profesor dr. Ari Fahrial Syam penyebab nyeri dada bukan dari jantung saja.
Nyeri dada juga bisa disebabkan oleh sesuatu yang terjadi di paru-paru, serangan panik, masalah di kerongkongan seperti GERD, hingga masalah pada sistem muskuloskeletal
Nah, sebagai edukasi, berikut fakta-fakta seputar GERD atau asam lambung :
1. Faktor risiko
Ari mengatakan faktor risiko terjadinya GERD adalah obesitas, hernia hiatal, kehamilan, pengosongan lambung yang terlambat dan skleroderma (pengerasan kronis dan pengetatan pada kulit dan jaringan ikat).
Selain itu, kekambuhan dari GERD dapat dipicu oleh beberapa aktivitas seperti merokok, kurang tidur mengkonsumsi makanan dalam porsi besar sekaligus, makan di waktu yang terlalu larut, mengkonsumsi makanan yang berlemak atau digoreng, mengkonsumsi minuman atau makanan berkafein, serta mengkonsumsi obat tertentu seperti aspirin.
“Kadang pusing, sakit kepala, minum obat pereda sakit kepala, tetapi itu membuat dinding lambung menjadi tipis. Ini lingkaran setan,” ujarnya dalam diskusi virtual, Kamis (10/2/2022).
2. Stres bisa picu GERD
Ya, stres memang tidak bisa dilepaskan sebagai penyebab GERD. Ari menerangkan ada jalur antara otak dan acid (asam). Stres bukan hanya karena ada masalah, kurang tidur juga bisa menyebabkan stres, begitu pula dengan pekerjaan yang berlebihan, hingga cemas dengan Covid-19 yang tidak juga hilang. “Ketika stres, produksi asam lambung menjadi meningkat,” jelasnya.
Oleh karena itu, seringkali pasien yang mengalami stres berat juga menjalani pengobatan GERD begitu juga sebaliknya. “Masalah otak diberesin dan asam lambung juga diberesin. Ini mesti berbarengan,” tegas Ari.
3. Kaitan dengan helicobacter pylori (H. pylori)
Bakteri ini diketahui sebagai penyebab utama tukak atau luka di lambung. Mereka terdapat di mukosa lambung dan juga banyak ditemukan pada permukaan epitel di antrum lambung. H. pylori dapat bertahan dalam suasana asam di lambung, kemudian terjadi penetrasi terhadap mukosa lambung, dan pada akhirnya H. pylori berkolonisasi di lambung.
Banyak perhatian terfokus pada kemungkinan hubungan antara infeksi H.pylori dan GERD, dalam beberapa manifestasinya (Esofagitis dan Barret’s esophagus). Selain itu, H.pylori juga sering menyebabkan gastritis atau radang lambung.
“Jadi, harus diwaspadai untuk penderita gastritis kronis atau yang sudah lama, apakah ada infeksi H.pylori dan sebaiknya melakukan pemeriksaan. H. pylori juga sudah diketahui dapat menyebabkan kanker lambung,” ungkap Ari.
4. Asam lambung menyebar di organ lain
Ya kamu tidak salah dengar. Asam lambung bisa menyebar ke paru-paru, kerongkongan, telinga, gigi, hingga hidung. Keluhan yang muncul bisa suara serak, gigi ngilu, sesak napas, radang tenggorokan, sinus, maupun telinga berdenging.
Kendati demikian, Ari menegaskan bahwa tetap harus melakukan pemeriksaan atas keluhan yang timbul, sebab bisa saja itu muncul bukan karena asam lambung.
“Telinga biasanya berdenging bahkan ada rasa tuli, tetap akan minta konsultasi dahulu ke dokter THT bahwa ini bukan tumor. Bahwa tinnitus tidak berhubungan dengan tumor atau penyakit,” terangnya.
5. Bisa sembuh
Penatalaksanaan yang paling penting dari GERD dengan mencegah terjadinya kekambuhan. Sebisa mungkin pasien harus menghindari faktor risiko atau pemicu GERD dan melakukan perbaikan gaya seperti memiliki berat badan ideal, berhenti merokok, tidak berbaring segera setelah makan, makan dengan perlahan, serta tidak menggunakan pakaian yang terlalu ketat pada area pinggang.
“GERD dapat disembuhkan, setelah sembuh yang penting bagaimana pasien tersebut dapat melakukan perubahan gaya hidup, menghindari faktor risiko dan pencetus terjadinya kekambuhan GERD-nya,” tutur Ari.
Editor: M R Purboyo
Tidak sedikit pula masyarakat yang sadar bahwa dirinya mengalami GERD. Pasalnya ketika gejala muncul seperti nyeri dada, seringkali dianggap sebagai gejala penyakit jantung. Padahal kata Dokter Spesialis Gastroenterologi FKUI-RSCM Profesor dr. Ari Fahrial Syam penyebab nyeri dada bukan dari jantung saja.
Nyeri dada juga bisa disebabkan oleh sesuatu yang terjadi di paru-paru, serangan panik, masalah di kerongkongan seperti GERD, hingga masalah pada sistem muskuloskeletal
Nah, sebagai edukasi, berikut fakta-fakta seputar GERD atau asam lambung :
1. Faktor risiko
Ari mengatakan faktor risiko terjadinya GERD adalah obesitas, hernia hiatal, kehamilan, pengosongan lambung yang terlambat dan skleroderma (pengerasan kronis dan pengetatan pada kulit dan jaringan ikat).
Selain itu, kekambuhan dari GERD dapat dipicu oleh beberapa aktivitas seperti merokok, kurang tidur mengkonsumsi makanan dalam porsi besar sekaligus, makan di waktu yang terlalu larut, mengkonsumsi makanan yang berlemak atau digoreng, mengkonsumsi minuman atau makanan berkafein, serta mengkonsumsi obat tertentu seperti aspirin.
“Kadang pusing, sakit kepala, minum obat pereda sakit kepala, tetapi itu membuat dinding lambung menjadi tipis. Ini lingkaran setan,” ujarnya dalam diskusi virtual, Kamis (10/2/2022).
2. Stres bisa picu GERD
Ya, stres memang tidak bisa dilepaskan sebagai penyebab GERD. Ari menerangkan ada jalur antara otak dan acid (asam). Stres bukan hanya karena ada masalah, kurang tidur juga bisa menyebabkan stres, begitu pula dengan pekerjaan yang berlebihan, hingga cemas dengan Covid-19 yang tidak juga hilang. “Ketika stres, produksi asam lambung menjadi meningkat,” jelasnya.
Oleh karena itu, seringkali pasien yang mengalami stres berat juga menjalani pengobatan GERD begitu juga sebaliknya. “Masalah otak diberesin dan asam lambung juga diberesin. Ini mesti berbarengan,” tegas Ari.
3. Kaitan dengan helicobacter pylori (H. pylori)
Bakteri ini diketahui sebagai penyebab utama tukak atau luka di lambung. Mereka terdapat di mukosa lambung dan juga banyak ditemukan pada permukaan epitel di antrum lambung. H. pylori dapat bertahan dalam suasana asam di lambung, kemudian terjadi penetrasi terhadap mukosa lambung, dan pada akhirnya H. pylori berkolonisasi di lambung.
Banyak perhatian terfokus pada kemungkinan hubungan antara infeksi H.pylori dan GERD, dalam beberapa manifestasinya (Esofagitis dan Barret’s esophagus). Selain itu, H.pylori juga sering menyebabkan gastritis atau radang lambung.
“Jadi, harus diwaspadai untuk penderita gastritis kronis atau yang sudah lama, apakah ada infeksi H.pylori dan sebaiknya melakukan pemeriksaan. H. pylori juga sudah diketahui dapat menyebabkan kanker lambung,” ungkap Ari.
4. Asam lambung menyebar di organ lain
Ya kamu tidak salah dengar. Asam lambung bisa menyebar ke paru-paru, kerongkongan, telinga, gigi, hingga hidung. Keluhan yang muncul bisa suara serak, gigi ngilu, sesak napas, radang tenggorokan, sinus, maupun telinga berdenging.
Kendati demikian, Ari menegaskan bahwa tetap harus melakukan pemeriksaan atas keluhan yang timbul, sebab bisa saja itu muncul bukan karena asam lambung.
“Telinga biasanya berdenging bahkan ada rasa tuli, tetap akan minta konsultasi dahulu ke dokter THT bahwa ini bukan tumor. Bahwa tinnitus tidak berhubungan dengan tumor atau penyakit,” terangnya.
5. Bisa sembuh
Penatalaksanaan yang paling penting dari GERD dengan mencegah terjadinya kekambuhan. Sebisa mungkin pasien harus menghindari faktor risiko atau pemicu GERD dan melakukan perbaikan gaya seperti memiliki berat badan ideal, berhenti merokok, tidak berbaring segera setelah makan, makan dengan perlahan, serta tidak menggunakan pakaian yang terlalu ketat pada area pinggang.
“GERD dapat disembuhkan, setelah sembuh yang penting bagaimana pasien tersebut dapat melakukan perubahan gaya hidup, menghindari faktor risiko dan pencetus terjadinya kekambuhan GERD-nya,” tutur Ari.
Editor: M R Purboyo
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.