Sinopsis Film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film, Menggugah Hati dan Penuh Emosi
10 October 2023 |
19:36 WIB
Chelsea Venda
Jurnalis Hypeabis.id
Film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film (JESEDEF) akan segera tayang di bioskop. Menggabungkan elemen romansa dan komedi, film panjang kedua sutradara Yandy Laurens ini akan tayang di bioskop Indonesia pada 30 November 2023 mendatang.
Sebelum penayangannya, film yang diproduksi Imajinari bersama Jagartha & Trinity Entertainment itu pun meluncurkan teaser trailernya pada Selasa (10/10/2023). Teaser ini tampak cukup menggambar sebuah sinopsis singkat film tersebut.
Trailer berduarasi 1 menit 3 detik itu menampilkan Hana (Nirina Zubir) yang tampak mengalami tragedi kesedihan yang luar biasa. Hana diketahui sedang berduka karena suami tercintanya telah meninggal dunia. Sejak saat itu, baginya hidup terasa hitam dan putih. Tidak ada lagi alasan untuk tetap bertahan.
Baca juga: Rekomendasi Film Horor dan Thriller yang Dirilis Oktober 2023
Sementara itu, Bagus (Ringgo Agus Rahman), yang menjadi teman sekolah Hana, terlihat datang ke hidupnya lagi. Bagus tahu betul perasaan duka yang sedang dirasakan oleh Hana. Namun, diam-diam dirinya mencoba menuliskan kisah Hana menjadi naskah film sebagai kejutan untuknya.
Bagus rupanya juga telah jatuh cinta dengan Hana, bahkan ketika masih SMA. Setelahnya, berbagai kejadian akan menimpa dua tokoh utama di film ini.
Berbeda dari film-film lain, cerita tentang duka dan jatuh cinta ini akan dibalut dalam warna hitam dan putih. Warna monokrom ini dipilih oleh Yandy, sebagai sutradara untuk menggambarkan emosi besar yang sedang dihadapi keduanya.
Teknik ini bukan sekadar pilihan estetis semata. Namun, juga sebuah jendela ke dalam emosi dan nuansa yang terkandung dalam setiap adegan. Selain itu, ada alasan pribadi dari Yandy mengapa dirinya berani mengambil konsep hitam dan putih.
Cerita dari film ini rupanya terinspirasi dari ibunya sendiri, yang tampak cukup mengalami duka mendalam setelah ditinggalkan oleh suaminya sekaligus anak perempuannya. Yandy merasa ibunya telah kehilangan warna di hidupnya ketika dua duka besar itu menerpanya.
“Saya berasal dari keluarga Tionghoa yang sebenarnya tidak melankolis. Namun, suatu ketika saya melihat ibu saya, ketika sedang mengepel lantai rumah, kemudian meratap foto papa dan cece secara dalam. Saya tahu ada kesedihan, tetapi ketika saya berbicara dia dengan santai bilang ‘tidak ada apa-apa,” kata Yandy Laurens dalam konferensi pers teaser JESEDEF, di Jakarta, Selasa (10/10).
Potongan cerita nyata itu kemudian mengantarkannya pada sebuah project JESEDEF ini. Sejak awal dibuat, dirinya sudah menginginkan bahwa film ini mesti dibikin dalam konsep hitam dan putih.
Namun, ketika naskah jadi, Yandy mengaku agak kesulitan mencari partner atau investor yang tepat. Sebab, semua tampak tidak yakin dengan konsep monokrom yang diajukannya. Akan tetapi, kemudian dirinya bertemu dengan diproduksi Imajinari bersama Jagartha & Trinity Entertainment.
Menurut Yandy, film JESEDEF ini akan mencoba menangkap kembali momen hidup ketika seseorang merasa kehilangan warna karena sebuah kehilangan. Walaupun sebagian besar akan berkonsep hitam dan putih, sajian cerita yang mendalam akan membuat penonton tetap larut dan mengesampingkan batasan warna tersebut.
Baca juga: Melihat Alur Distribusi Film Dokumenter di Tengah Gempuran Film Fiksi
Ernest Prakasa dan Suryana Paramita, dua nama besar di industri film Indonesia akan mendukung yandy dari balik layak sebagai produser. Selain Nirina Zubir dan Agus Ringgo yang menjadi tokoh utama, beberapa karakter pendukung yang akan tampil ialah Dion Wiyoko, Sheila Dara, Alex Abbad, dan Julie Estelle.
.
Editor: Fajar Sidik
Sebelum penayangannya, film yang diproduksi Imajinari bersama Jagartha & Trinity Entertainment itu pun meluncurkan teaser trailernya pada Selasa (10/10/2023). Teaser ini tampak cukup menggambar sebuah sinopsis singkat film tersebut.
Trailer berduarasi 1 menit 3 detik itu menampilkan Hana (Nirina Zubir) yang tampak mengalami tragedi kesedihan yang luar biasa. Hana diketahui sedang berduka karena suami tercintanya telah meninggal dunia. Sejak saat itu, baginya hidup terasa hitam dan putih. Tidak ada lagi alasan untuk tetap bertahan.
Baca juga: Rekomendasi Film Horor dan Thriller yang Dirilis Oktober 2023
Sementara itu, Bagus (Ringgo Agus Rahman), yang menjadi teman sekolah Hana, terlihat datang ke hidupnya lagi. Bagus tahu betul perasaan duka yang sedang dirasakan oleh Hana. Namun, diam-diam dirinya mencoba menuliskan kisah Hana menjadi naskah film sebagai kejutan untuknya.
Bagus rupanya juga telah jatuh cinta dengan Hana, bahkan ketika masih SMA. Setelahnya, berbagai kejadian akan menimpa dua tokoh utama di film ini.
Berbeda dari film-film lain, cerita tentang duka dan jatuh cinta ini akan dibalut dalam warna hitam dan putih. Warna monokrom ini dipilih oleh Yandy, sebagai sutradara untuk menggambarkan emosi besar yang sedang dihadapi keduanya.
Teknik ini bukan sekadar pilihan estetis semata. Namun, juga sebuah jendela ke dalam emosi dan nuansa yang terkandung dalam setiap adegan. Selain itu, ada alasan pribadi dari Yandy mengapa dirinya berani mengambil konsep hitam dan putih.
Cerita dari film ini rupanya terinspirasi dari ibunya sendiri, yang tampak cukup mengalami duka mendalam setelah ditinggalkan oleh suaminya sekaligus anak perempuannya. Yandy merasa ibunya telah kehilangan warna di hidupnya ketika dua duka besar itu menerpanya.
“Saya berasal dari keluarga Tionghoa yang sebenarnya tidak melankolis. Namun, suatu ketika saya melihat ibu saya, ketika sedang mengepel lantai rumah, kemudian meratap foto papa dan cece secara dalam. Saya tahu ada kesedihan, tetapi ketika saya berbicara dia dengan santai bilang ‘tidak ada apa-apa,” kata Yandy Laurens dalam konferensi pers teaser JESEDEF, di Jakarta, Selasa (10/10).
Potongan cerita nyata itu kemudian mengantarkannya pada sebuah project JESEDEF ini. Sejak awal dibuat, dirinya sudah menginginkan bahwa film ini mesti dibikin dalam konsep hitam dan putih.
Namun, ketika naskah jadi, Yandy mengaku agak kesulitan mencari partner atau investor yang tepat. Sebab, semua tampak tidak yakin dengan konsep monokrom yang diajukannya. Akan tetapi, kemudian dirinya bertemu dengan diproduksi Imajinari bersama Jagartha & Trinity Entertainment.
Menurut Yandy, film JESEDEF ini akan mencoba menangkap kembali momen hidup ketika seseorang merasa kehilangan warna karena sebuah kehilangan. Walaupun sebagian besar akan berkonsep hitam dan putih, sajian cerita yang mendalam akan membuat penonton tetap larut dan mengesampingkan batasan warna tersebut.
Baca juga: Melihat Alur Distribusi Film Dokumenter di Tengah Gempuran Film Fiksi
Ernest Prakasa dan Suryana Paramita, dua nama besar di industri film Indonesia akan mendukung yandy dari balik layak sebagai produser. Selain Nirina Zubir dan Agus Ringgo yang menjadi tokoh utama, beberapa karakter pendukung yang akan tampil ialah Dion Wiyoko, Sheila Dara, Alex Abbad, dan Julie Estelle.
.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.