Gen Z Jadi Generasi Paling Gampang Stres di Dunia Kerja, Ini Penyebabnya
04 October 2023 |
19:09 WIB
Generasi Z merupakan orang-orang yang lahir pada pertengahan 1990-an hingga awal 2000-an. Identitas generasi ini dibentuk oleh era digital, kecemasan terhadap iklim, perubahan lanskap keuangan, dan pandemi Covid-19. Tak heran jika mereka lebih rentan mengalami stres.
Hampir semua orang di dunia kerja sedang berjuang untuk mengatasi krisis ekonomi dan tekanan profesional. Namun, penelitian menunjukkan bahwa Gen Z muncul sebagai kelompok demografi yang paling rentan mengalami stres di tempat kerja, dan berjuang keras untuk mengatasinya.
Baca juga: Tantangan yang Dihadapi Gen Z, Mulai dari Karier sampai Isu Kesehatan Mental
Penyebabnya cukup banyak, mulai dari mengatasi kesulitan ekonomi, tekanan profesional, perasaan ketidakstabilan, ketidakamanan, dan gangguan kecemasan. Data yang menunjukkan stres yang tidak dapat dikelola mempengaruhi hampir seperempat responden Gen Z (23 persen), dan hampir semua (98 persen) mengalami gejala kelelahan.
Menurut survei Cigna International Health pada 2023, hampir 12.000 pekerja di seluruh dunia atau 91 persen pekerja di usia 18-24 tahun atau sering disebut Gen Z ini mengalami stres. Dalam jangka panjang, tingginya tingkat stres dan kejenuhan ini berdampak terhadap kinerja pekerjaan dan pertumbuhan karier, serta meningkatkan kemungkinan karyawan berhenti bekerja secara tiba-tiba.
Berikut beberapa faktor-faktor yang mendasari tingginya tingkat stres ditempat kerja yang dialami oleh Gen Z yang telah dirangkum Hypeabis.id:
Pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia sejak 2020 memaksa banyak orang untuk dapat beradaptasi dengan berbagai perubahan, salah satunya dalam dunia kerja yaitu harus bekerja dari rumah. Pandemi telah membuat para pekerja merasa tidak dapat membangun hubungan kerja yang efektif saat bekerja dari rumah.
Pada 2023 sebagian pekerja masih dalam situasi yang rentan dengan kecemasan. Meskipun kondisi ekonomi di berbagai negara mulai mereda akibat pandemi akan tetapi kestabilan ekonomi suatu perusahaan masih banyak menghantui menjadikan penyebab kekhawatiran tertinggi.
Lingkungan kerja yang tidak sehat atau kerap disebut ‘toxic’ ini juga dapat menjadi pemicu stres yang dialami oleh pekerja Gen Z. Lingkungan kerja bahkan menjadi penentu utama mereka untuk melamar atau menerima tawaran pekerjaan. Beberapa faktor lingkungan kerja yang menjadi perhatian mereka adalah sikap atasan terhadap anak buah, rekan kerja yang menyebalkan, hingga aturan dan budaya pada perusahaan yang membuat tidak nyaman.
Dilansir dari BBC, menurut survei Deloitte pada 2021 menunjukkan 41 persen dari generasi milenial dan 46 persen dari generasi Gen Z merasa tertekan tentang keadaan keuangan mereka. Sebab, banyak dari mereka yang merasa gaji yang didapat tidak sesuai dengan tekanan dan beban kerja. Ditambah lagi saat ini harga kebutuhan hidup yang semakin mahal.
Fase peralihan dari pelajar menjadi orang dewasa yang harus mencari nafkah sendiri atau bahkan membiayai keluarga dalam situasi yang serba tidak pasti menjadi hal yang membuat Gen Z kewalahan. Sebagai orang yang baru masuk ke dunia kerja, generasi Z merasakan krisis dalam banyak hal tentang ekspektasi mereka dalam berkarier. Tidak sedikit pula yang kesulitan untuk beradaptasi dengan rutinitas baru sehingga mereka perlu waktu lebih lama untuk menemukan ritme kerja yang sesuai.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Hampir semua orang di dunia kerja sedang berjuang untuk mengatasi krisis ekonomi dan tekanan profesional. Namun, penelitian menunjukkan bahwa Gen Z muncul sebagai kelompok demografi yang paling rentan mengalami stres di tempat kerja, dan berjuang keras untuk mengatasinya.
Baca juga: Tantangan yang Dihadapi Gen Z, Mulai dari Karier sampai Isu Kesehatan Mental
Penyebabnya cukup banyak, mulai dari mengatasi kesulitan ekonomi, tekanan profesional, perasaan ketidakstabilan, ketidakamanan, dan gangguan kecemasan. Data yang menunjukkan stres yang tidak dapat dikelola mempengaruhi hampir seperempat responden Gen Z (23 persen), dan hampir semua (98 persen) mengalami gejala kelelahan.
Menurut survei Cigna International Health pada 2023, hampir 12.000 pekerja di seluruh dunia atau 91 persen pekerja di usia 18-24 tahun atau sering disebut Gen Z ini mengalami stres. Dalam jangka panjang, tingginya tingkat stres dan kejenuhan ini berdampak terhadap kinerja pekerjaan dan pertumbuhan karier, serta meningkatkan kemungkinan karyawan berhenti bekerja secara tiba-tiba.
Berikut beberapa faktor-faktor yang mendasari tingginya tingkat stres ditempat kerja yang dialami oleh Gen Z yang telah dirangkum Hypeabis.id:
1. Situasi akibat pandemi Covid-19
Pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia sejak 2020 memaksa banyak orang untuk dapat beradaptasi dengan berbagai perubahan, salah satunya dalam dunia kerja yaitu harus bekerja dari rumah. Pandemi telah membuat para pekerja merasa tidak dapat membangun hubungan kerja yang efektif saat bekerja dari rumah.Pada 2023 sebagian pekerja masih dalam situasi yang rentan dengan kecemasan. Meskipun kondisi ekonomi di berbagai negara mulai mereda akibat pandemi akan tetapi kestabilan ekonomi suatu perusahaan masih banyak menghantui menjadikan penyebab kekhawatiran tertinggi.
2. Lingkungan kerja yang tidak sehat
Lingkungan kerja yang tidak sehat atau kerap disebut ‘toxic’ ini juga dapat menjadi pemicu stres yang dialami oleh pekerja Gen Z. Lingkungan kerja bahkan menjadi penentu utama mereka untuk melamar atau menerima tawaran pekerjaan. Beberapa faktor lingkungan kerja yang menjadi perhatian mereka adalah sikap atasan terhadap anak buah, rekan kerja yang menyebalkan, hingga aturan dan budaya pada perusahaan yang membuat tidak nyaman.
3. Pendapatan
Dilansir dari BBC, menurut survei Deloitte pada 2021 menunjukkan 41 persen dari generasi milenial dan 46 persen dari generasi Gen Z merasa tertekan tentang keadaan keuangan mereka. Sebab, banyak dari mereka yang merasa gaji yang didapat tidak sesuai dengan tekanan dan beban kerja. Ditambah lagi saat ini harga kebutuhan hidup yang semakin mahal.
4. Fase peralihan
Fase peralihan dari pelajar menjadi orang dewasa yang harus mencari nafkah sendiri atau bahkan membiayai keluarga dalam situasi yang serba tidak pasti menjadi hal yang membuat Gen Z kewalahan. Sebagai orang yang baru masuk ke dunia kerja, generasi Z merasakan krisis dalam banyak hal tentang ekspektasi mereka dalam berkarier. Tidak sedikit pula yang kesulitan untuk beradaptasi dengan rutinitas baru sehingga mereka perlu waktu lebih lama untuk menemukan ritme kerja yang sesuai.(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.