Kembali Dihelat, MIFF 2023 Siap Rayakan Keberagaman Lewat Festival Film
03 October 2023 |
12:00 WIB
Para penikmat film di Tanah Air sepertinya siap semringah. Pasalnya salah satu festival film Islam tingkat dunia, Madani International Film Festival (MIFF) 2023 siap kembali digelar dengan mengambil tajuk Buhul pada 7-12 Oktober 2023 di Jakarta.
Sesuai namanya, festival film berskala internasional itu wadah bagi masyarakat muslim untuk memaknai keberagaman. Termasuk saat mereka menjadi kaum minoritas atau mayoritas di sebuah wilayah dari berbagai negara di dunia.
Pada setiap gelarannya, selain menghadirkan film-film lokal dan mancanegara, MIFF juga kerap diiringi diskusi dengan tema khusus. Terutama mengenai isu-isu yang relevan di kalangan akar rumput terkait isu keberagaman hingga mimpi dan harapan kaum muslim.
Baca juga: Madani International Film Festival 2023 Bawa Pesan Buhul Penyimpul Keberagaman Muslim di Dunia
Wakil Ketua II Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) sekaligus Anggota Komite Film DKJ Felencia Hutabarat mengatakan, film merupakan salah satu media kesenian yang memiliki potensi besar dalam menyampaikan nilai-nilai keberagaman lewat media audio dan visual yang digarap oleh sineas.
Oleh karena itu dia berharap MIFF tahun ini dapat terus mendorong terciptanya ekosistem berkesenian yang membangun, sebab kesenian adalah kebutuhan dasar manusia. Selain itu kesenian juga memiliki fungsi sosial karena menjadi salah satu indikator kesejahteraan masyarakat, serta kemajuan kota di mata global.
"Festival ini menjadi bagian penting dalam program kami sebagai wahana untuk merayakan keberagaman. Sebab film merupakan salah satu alat yang memiliki penetrasi kuat [untuk menyampaikan pesan] ke masyarakat" katanya.
Sementara itu Board of Madani International Film Festival Hikmat Darmawan mengatakan, untuk merayakan spirit keberagaman muslim di seluruh dunia, ajang MIFF tahun ini sengaja mengusung tema Buhul. Frasa tersebut secara positif digunakan dari terjemahan untuk ungkapan ‘urwatul wutsqa’ dalam Alquran surah Al Baqarah ayat 256.
Kritikus film itu mengungkap, jika diterjemahkan secara harfiah, buhul sebenarnya mengacu pada simpul tali yang mengikat amat kuat. Pemaknaan buhul sebagai simpul dalam tali atau ikatan yang sangat kuat inilah yang kemudian dijadikan inspirasi untuk tema MIFF 2023 .
Dalam budaya bahari, tali temali dengan aneka simpul menurutnya adalah hal yang tak terelakkan bagi masyarakat. Gelombang laut yang tak terduga atau angin yang menderas jadi badailah yang akhirnya memanggil kebutuhan akan adanya ikatan-ikatan tali yang sederhana tapi kuat.
"Kita, kata Hilmar Farid dalam Pidato Kebudayaan DKJ tahun 2014, telah terlalu lama memunggungi laut. Sebagai akibatnya, buhul-buhul antara sesama, alam, dan Tuhan terburai di belakang punggung kita,” katanya.
"Alhasil, tahun ini Madani International Film festival 2023 akan menyajikan sekitar 75 film dari 26 negara, dan 16 pembicara diskusi dari dalam dan luar negeri,”ujarnya.
Seperti misalnya lewat film R-21 Aka Restoring Solidarity (2022) yang menjadi pembuka pada ajang MIFF 2023. Film dokumenter karya Mohanad Yaqubi yang dibuat melalui arsip dokumentasi Tokyo itu akan bercerita tentang perjuangan rakyat Palestina untuk mencapai perdamaian.
Selain itu, film R-21 Aka Restoring Solidarity juga akan menggambarkan tentang solidaritas dan empati antar-benua pada Palestina. Film ini menurut beberapa kritikus juga menyentuh banyak topik, termasuk wawancara dengan pimpinan PLO, kehidupan di kamp pengungsian, dan kisah-kisah personal.
Tak hanya itu festival ini pun bakal ditutup dengan film science-fiction besutan sutradara muda perempuan Sofia Alaoui, berjudul Animalia (Maroko, 2023). Bahkan, para juri program short film competition yang terdiri atas Yo Nonaka (Jepang), Patrick Campos (Filipina), dan Rahabi Mandra (Indonesia) juga akan menganugerahkan award kepada 3 film terbaik.
Menurut Sugar, MIFF tahun tahun ini juga hadir dalam konsep Madani Misbar, yaitu bioskop luar ruang yang bertujuan untuk mendekatkan film-film berkualitas kepada penonton lebih luas dalam suasana yang lebih santai. Bahkan ada pula program-program seperti Focus Country: Palestine, Puan Madani, Tenggara, In This World, Madani Classics, hingga Madani Kids.
"Tahun ini, Madani IFF juga secara khusus menggelar program Retrospeksi 50 Tahun Berkarya Christine Hakim, lewat tajuk Jiwa Peran Film Indonesia," katanya.
Adapun, program tersebut akan menyelami 50 tahun seni peran aktris dan produser senior itu guna menemukan jiwa perfilman Indonesia. Selain diskusi publik retrospeksi Christine Hakim juga akan menampilkan tiga rangkaian film yang telah diseleksi khusus untuk MIFF 2023 yakni Di Balik Kelambu, Daun Di Atas Bantal, dan Tjoet Nja Dhien.
Selain pemutaran film, Road To MIFF 2023 bekerjasama dengan komunitas-komunitas sinema di Aceh, Tubaba-Lampung, Riau-Pekanbaru, serta kampus dan komunitas di Jakarta. Program MIFF 2023 juga dilengkapi oleh dukungan mitra program East Cinema, Relaksasi Beragama, Rangkai.id dan juga Binus University.
MIFF tahun ini juga akan merespon tema civic education dan merangkum hal-hal yang penting untuk dibicarakan dalam program Madani Talks. Termasuk mengangkat tema perempuan dan keadilan gender, memperbincangkan mengenai sinema di Asia Tenggara, dan bagaimana perspektif komunitas muslim melalui film-film yang ditayangkan di festival.
Adapun MIFF 2023 akan mengambil tempat di beberapa venue yakni Madani Misbar di area halaman Teater Besar, Teater Asrul Sani dan Teater Sjuman Djaya di lantai empat Gedung Trisno Soemardjo, Taman Ismail Marzuki, Epicentrum XXI, Metropole XXI, dan Binus University Alam Sutera.
Baca juga: Madani International Film Festival 2023 Berlangsung 7-12 Oktober 2023, Cek Agendanya
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Sesuai namanya, festival film berskala internasional itu wadah bagi masyarakat muslim untuk memaknai keberagaman. Termasuk saat mereka menjadi kaum minoritas atau mayoritas di sebuah wilayah dari berbagai negara di dunia.
Pada setiap gelarannya, selain menghadirkan film-film lokal dan mancanegara, MIFF juga kerap diiringi diskusi dengan tema khusus. Terutama mengenai isu-isu yang relevan di kalangan akar rumput terkait isu keberagaman hingga mimpi dan harapan kaum muslim.
Baca juga: Madani International Film Festival 2023 Bawa Pesan Buhul Penyimpul Keberagaman Muslim di Dunia
Wakil Ketua II Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) sekaligus Anggota Komite Film DKJ Felencia Hutabarat mengatakan, film merupakan salah satu media kesenian yang memiliki potensi besar dalam menyampaikan nilai-nilai keberagaman lewat media audio dan visual yang digarap oleh sineas.
Oleh karena itu dia berharap MIFF tahun ini dapat terus mendorong terciptanya ekosistem berkesenian yang membangun, sebab kesenian adalah kebutuhan dasar manusia. Selain itu kesenian juga memiliki fungsi sosial karena menjadi salah satu indikator kesejahteraan masyarakat, serta kemajuan kota di mata global.
"Festival ini menjadi bagian penting dalam program kami sebagai wahana untuk merayakan keberagaman. Sebab film merupakan salah satu alat yang memiliki penetrasi kuat [untuk menyampaikan pesan] ke masyarakat" katanya.
Sementara itu Board of Madani International Film Festival Hikmat Darmawan mengatakan, untuk merayakan spirit keberagaman muslim di seluruh dunia, ajang MIFF tahun ini sengaja mengusung tema Buhul. Frasa tersebut secara positif digunakan dari terjemahan untuk ungkapan ‘urwatul wutsqa’ dalam Alquran surah Al Baqarah ayat 256.
Kritikus film itu mengungkap, jika diterjemahkan secara harfiah, buhul sebenarnya mengacu pada simpul tali yang mengikat amat kuat. Pemaknaan buhul sebagai simpul dalam tali atau ikatan yang sangat kuat inilah yang kemudian dijadikan inspirasi untuk tema MIFF 2023 .
Dalam budaya bahari, tali temali dengan aneka simpul menurutnya adalah hal yang tak terelakkan bagi masyarakat. Gelombang laut yang tak terduga atau angin yang menderas jadi badailah yang akhirnya memanggil kebutuhan akan adanya ikatan-ikatan tali yang sederhana tapi kuat.
"Kita, kata Hilmar Farid dalam Pidato Kebudayaan DKJ tahun 2014, telah terlalu lama memunggungi laut. Sebagai akibatnya, buhul-buhul antara sesama, alam, dan Tuhan terburai di belakang punggung kita,” katanya.
Retrospeksi
Direktur Madani International Film Festival, Sugar Nadia Azier menuturkan dalam pelaksanaan tahun ini total akan ada 1.707 film yang berpartisipasi dalam open submission film yang telah dibuka sejak Mei-Juli 2023. Adapun film-film tersebut juga telah diseleksi oleh tim juri yang terdiri dari para profesional."Alhasil, tahun ini Madani International Film festival 2023 akan menyajikan sekitar 75 film dari 26 negara, dan 16 pembicara diskusi dari dalam dan luar negeri,”ujarnya.
Seperti misalnya lewat film R-21 Aka Restoring Solidarity (2022) yang menjadi pembuka pada ajang MIFF 2023. Film dokumenter karya Mohanad Yaqubi yang dibuat melalui arsip dokumentasi Tokyo itu akan bercerita tentang perjuangan rakyat Palestina untuk mencapai perdamaian.
Selain itu, film R-21 Aka Restoring Solidarity juga akan menggambarkan tentang solidaritas dan empati antar-benua pada Palestina. Film ini menurut beberapa kritikus juga menyentuh banyak topik, termasuk wawancara dengan pimpinan PLO, kehidupan di kamp pengungsian, dan kisah-kisah personal.
Tak hanya itu festival ini pun bakal ditutup dengan film science-fiction besutan sutradara muda perempuan Sofia Alaoui, berjudul Animalia (Maroko, 2023). Bahkan, para juri program short film competition yang terdiri atas Yo Nonaka (Jepang), Patrick Campos (Filipina), dan Rahabi Mandra (Indonesia) juga akan menganugerahkan award kepada 3 film terbaik.
CLOSING FILM MADANI INTERNATIONAL FILM FESTIVAL 2023
— Madani International Film Festival (@madanifilmfest) September 29, 2023
Apa jadinya jika ada alien datang ke bumi, namun tidak membawa perang dan kekacauan, melainkan pencerahan dan ketenangan batin. Penasaran?
Ini dia hidangan penutup yang akan disajikan kepada Teman Madani: pic.twitter.com/EIzGLxz7cM
"Tahun ini, Madani IFF juga secara khusus menggelar program Retrospeksi 50 Tahun Berkarya Christine Hakim, lewat tajuk Jiwa Peran Film Indonesia," katanya.
Adapun, program tersebut akan menyelami 50 tahun seni peran aktris dan produser senior itu guna menemukan jiwa perfilman Indonesia. Selain diskusi publik retrospeksi Christine Hakim juga akan menampilkan tiga rangkaian film yang telah diseleksi khusus untuk MIFF 2023 yakni Di Balik Kelambu, Daun Di Atas Bantal, dan Tjoet Nja Dhien.
Selain pemutaran film, Road To MIFF 2023 bekerjasama dengan komunitas-komunitas sinema di Aceh, Tubaba-Lampung, Riau-Pekanbaru, serta kampus dan komunitas di Jakarta. Program MIFF 2023 juga dilengkapi oleh dukungan mitra program East Cinema, Relaksasi Beragama, Rangkai.id dan juga Binus University.
MIFF tahun ini juga akan merespon tema civic education dan merangkum hal-hal yang penting untuk dibicarakan dalam program Madani Talks. Termasuk mengangkat tema perempuan dan keadilan gender, memperbincangkan mengenai sinema di Asia Tenggara, dan bagaimana perspektif komunitas muslim melalui film-film yang ditayangkan di festival.
Adapun MIFF 2023 akan mengambil tempat di beberapa venue yakni Madani Misbar di area halaman Teater Besar, Teater Asrul Sani dan Teater Sjuman Djaya di lantai empat Gedung Trisno Soemardjo, Taman Ismail Marzuki, Epicentrum XXI, Metropole XXI, dan Binus University Alam Sutera.
Baca juga: Madani International Film Festival 2023 Berlangsung 7-12 Oktober 2023, Cek Agendanya
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.