Iwet Ramadhan (Instagram/@iwetramadhan)

Desainer Iwet Ramadhan dan Perjalanannya Merancang Batik Klasik yang Filosofis dan Penuh Makna

02 October 2023   |   15:27 WIB
Image
Kintan Nabila Jurnalis Hypeabis.id

Batik merupakan salah satu wastra atau kain tradisional yang dibuat oleh tangan-tangan perajin terampil dari berbagai pelosok Indonesia. Motif dan coraknya mengandung filosofi yang sarat akan makna, biasanya mengenai adat istiadat dan budaya masyarakat setempat.

Iwet Ramadhan, desainer batik sekaligus penggiat budaya memaparkan keunikan batik klasik yang selama ini menjadi ciri khasnya. Menurutnya, batik klasik kaya akan filosofi sehingga mampu memberikan makna tersendiri, baik untuk perajinnya maupun yang mengenakannya. 

"Aku mulai mendesain motif batik sejak 2010, semua inspirasinya berasal dari keadaan di sekitarku dan apa yang aku rasakan pada saat itu," kata Iwet di Pasific Place, Jakarta Selatan, Senin (2/10/2023).

Baca juga: Akan Dilelang November, Simak Cerita di Balik Lukisan Femme ala Montre Karya Pablo Picasso

Saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia dan seluruh dunia, sedikit banyak momen tersebut memberi pengaruh pada karya-karyanya. Pandemi menghentikan semua aktivitas manusia di muka bumi, baginya seolah-olah kehidupan ini sedang 'direset' oleh tuhan. 

"Saya langsung teringat filosofi padma atau teratai, yang mana dia tumbuh dari lumpur yang gelap dan tidak ada harapan, sama seperti kondisi kita ketika pandemi," katanya.

Menurutnya, kalau manusia bisa sabar menghadapinya, kita akan keluar dari bencana ini dan tumbuh mekar menjadi sesuatu yang baru. Selain teratai, Iwet juga banyak menggunakan motif bangau atau crane berdasarkan folosofi China, yang artinya adalah kebahagiaan dan umur panjang.

Selanjutnya pada 2021, pandemi mulai berangsur-angsur hilang. Manusia mulai menata kehidupannya kembali meskipun dalam prosesnya tidak semulus yang dibayangkan. Iwet lalu teringat dengan ikan koi yang menjadi simbol kekuatan dan kegigihan dalam menghadapi hidup.

"Ikan koi hidup di arus yang sangat kencang, tapi dia berusaha untuk terus berenang sekuat tenaga dan melawan arus. Akhirnya arus tersebut membuat warnanya dan sisiknya terlihat lebih indah," ujarnya.

Berangkat dari filosofi ikan koi tersebut, dimaknai bahwa setiap cobaan akan membuat manusia tumbuh lebih kuat dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi ke depannya.

"Berlanjut ke 2022, kehidupan kita mulai mengalami transisi dari virtual ke realita, yang dikenal dengan sebutan hybrid. Semua hal berjalan tidak seimbang dan kita merasa lebih lelah ketimbang dulu sebelum pandemi. Keseimbangan itu dikaitkan dengan simbol naga dan phoenix dalam mitologi China," katanya.

Sampai akhirnya pada 2023, ketika semua orang merasa telah berhasil survive dari pandemi, ternyata kehidupan mereka tak sama seperti sebelumnya. Kini semua orang penuh ambisi dan berlomba-lomba meraih pencapaiannya untuk lebih kaya dan sukses.

"Semua orang menjadi ambisius, tapi satu hal yang mereka lupa yaitu kasih, yang kemudian dituangkan dalam motif ayam pegar dan bunga peony," kata Iwet.

Ayam pegar merupakan simbol kekuasaan dan kekuatan, serta lambang dari kemakmuran dan kesuksesan. Sementara peony merupakan bunga melambangkan kasih sayang dan cinta kasih. Iwet juga kerap menambahkan motif mega mendung yang merupakan simbol kebahagiaan dan harapan dalam desainnya.

Selain dituangkan dalam kain, Iwet juga menambahkan motif-motif batik klasik tersebut dalam botol susu dari Pigeon. Kolaborasinya dengan jenama produk perawatan bayi dan anak tersebut telah berlangsung sejak 2014.

Sejauh ini mereka telah menghasilkan motif-motif batik seperti bangau, seruni, kupu-kupu, sulur, gurdo,  gajah, harimau, capung, kawung, truntum, merak, dan lainnya.

Baca juga: Kritik Rasisme dalam Karya Seni Perupa Bibiana Lee di Pameran Sum, absence and the shades

Bertepatan dengan Hari Batik Nasional yang jatuh pada 2 Oktober 2023 ini, Iwet Ramadhan dan Pigeon menghadirkan seri botol susu batik bertemakan Lestari Batik Berbagi Baik Bersama Pigeon dengan motif ayam pegar, bunga peony, dan mega mendung.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Arti Penting Program Renaissance of Indonesia Cinema di BIFF 2023 bagi Sineas Tanah Air

BERIKUTNYA

Melihat Keindahan Sentuhan Motif Wastra Nusantara dalam Balutan Modest Fesyen

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: