Upaya Meningkatkan Ekspor Kerajinan Nasional, Rumah Produksi sampai Pameran Internasional
02 October 2023 |
20:00 WIB
Peluang ekspor kerajinan nasional atau handicrafts dari dalam negeri masih sangat terbuka luas. Apalagi, Indonesia memiliki beragam sumber bahan baku untuk produk kerajinan, termasuk sumber daya manusia yang kreatif dalam mengolah berbagai produk tersebut.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, hingga saat ini pangsa pasar produk kerajinan Indonesia di tingkat dunia masih minim, yakni sekitar 2,5 persen. Padahal, permintaan untuk produk kriya di pasar global dalam 3 tahun terakhir ini mengalami peningkatan 9 persen per tahun.
Nilai ekspor kerajinan nasional memang mengalami peningkatan dari US$916 juta pada 2021 menjadi US$949 juta pada 2022. Namun, angka tersebut menurutnya masih bisa terus digenjot mengingat handicraft atau kriya menjadi salah satu produk unggulan domestik.
“Pangsa pasar produk kerajinan dari Indonesia masih kecil padahal kita ada potensi yang sangat luar biasa. Karena memang untuk menembus pasar ekspor tidak mudah, lain halnya produk impor yang gampang sekali tembus ke dalam. Ini yang sedang saya beresin,” tuturnya.
Baca juga: 3 Kerajinan Bahan Buatan Ini Bisa Dibuat Sendiri di Rumah
Menurutnya, produk kerajinan dari Indonesia masih berada di posisi ketiga untuk kawasan Asean dan menempati peringkat ke-15 untuk pasar dunia. Teten mengatakan bahwa posisi ini masih bisa terus ditingkatkan, karena itulah dibutuhkan kerjasama dan kolaborasi dari berbagai pihak.
Dalam rangka itu, Kemenkop UKM telah melakukan berbagai langkah. Beberapa di antaranya adalah membangun rumah produksi bersama di berbagai tempat dengan memaksimalkan penggunaan teknologi modern guna meningkatkan kualitas produk UMKM sesuai dengan standar dunia.
Selain itu, dengan adanya rumah produksi, para pelaku UMKM atau para petani tidak lagi sekadar mengekspor bahan baku saja, tetapi telah menjadi barang setengah jadi bahkan produk jadi berupa kerajinan.
“Saya tahu di pasar dalam negeri termasuk di luar negeri, produk UMKM kita kualitasnya masih belum baik, karena masih diproduksi menggunakan alat dan teknologi sederhana, maka solusi kami membangun rumah produksi dengan teknologi modern,” jelasnya.
Adapun, beberapa rumah produksi yang sudah dibangun antara lain di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk mengolah bambu menjadi produk setengah jadi atau produk jadi. Kemudian, rumah produksi untuk konveksi penyamakan di Garut.
Di rumah produksi tersebut, pihaknya juga menjalin kerjasama dengan para desainer dan memanfaatkan berbagai alat teknologi berstandar dunia. “Kami berharap produk dari Garut ini bisa bersaing dengan produk brand-brand besar,” tuturnya.
Selain itu, Teten mengatakan bahwa kegiatan pameran kerajinan seperti International Handicraft Trade Fair (INACRAFT) bisa menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan ekspor produk kerajinan nasional.
Apalagi di perhelatan pameran produk kerajinan terbesar di Asia Tenggara yang sudah memasuki tahun ke 23 ini, selalu ada inovasi produk yang dihasilkan oleh para produsen dan perajin nasional. “Jadi saya berharap betul, Inacraft dapat mendorong peringkat pangsa pasar produk kerajinan nasional di kancah global,” tuturnya.
Pameran kerajinan seperti Inacraft memang menjadi salah satu cara yang cukup diandalkan oleh para pelaku usaha kerajinan tangan, untuk mempromosikan desain terbarunya kepada pelanggan, sekaligus memperluas pasar mereka baik dalam maupun luar negeri.
Baca juga: 5 Kerajinan Bambu Ini Bisa Dibikin Sendiri untuk Mendekorasi Rumah
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, hingga saat ini pangsa pasar produk kerajinan Indonesia di tingkat dunia masih minim, yakni sekitar 2,5 persen. Padahal, permintaan untuk produk kriya di pasar global dalam 3 tahun terakhir ini mengalami peningkatan 9 persen per tahun.
Nilai ekspor kerajinan nasional memang mengalami peningkatan dari US$916 juta pada 2021 menjadi US$949 juta pada 2022. Namun, angka tersebut menurutnya masih bisa terus digenjot mengingat handicraft atau kriya menjadi salah satu produk unggulan domestik.
“Pangsa pasar produk kerajinan dari Indonesia masih kecil padahal kita ada potensi yang sangat luar biasa. Karena memang untuk menembus pasar ekspor tidak mudah, lain halnya produk impor yang gampang sekali tembus ke dalam. Ini yang sedang saya beresin,” tuturnya.
Baca juga: 3 Kerajinan Bahan Buatan Ini Bisa Dibuat Sendiri di Rumah
Ilustrasi produk kerajinan tangan (Sumber: Unsplash/Monis Yousafzai)
Dalam rangka itu, Kemenkop UKM telah melakukan berbagai langkah. Beberapa di antaranya adalah membangun rumah produksi bersama di berbagai tempat dengan memaksimalkan penggunaan teknologi modern guna meningkatkan kualitas produk UMKM sesuai dengan standar dunia.
Selain itu, dengan adanya rumah produksi, para pelaku UMKM atau para petani tidak lagi sekadar mengekspor bahan baku saja, tetapi telah menjadi barang setengah jadi bahkan produk jadi berupa kerajinan.
“Saya tahu di pasar dalam negeri termasuk di luar negeri, produk UMKM kita kualitasnya masih belum baik, karena masih diproduksi menggunakan alat dan teknologi sederhana, maka solusi kami membangun rumah produksi dengan teknologi modern,” jelasnya.
Adapun, beberapa rumah produksi yang sudah dibangun antara lain di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk mengolah bambu menjadi produk setengah jadi atau produk jadi. Kemudian, rumah produksi untuk konveksi penyamakan di Garut.
Di rumah produksi tersebut, pihaknya juga menjalin kerjasama dengan para desainer dan memanfaatkan berbagai alat teknologi berstandar dunia. “Kami berharap produk dari Garut ini bisa bersaing dengan produk brand-brand besar,” tuturnya.
Selain itu, Teten mengatakan bahwa kegiatan pameran kerajinan seperti International Handicraft Trade Fair (INACRAFT) bisa menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan ekspor produk kerajinan nasional.
Apalagi di perhelatan pameran produk kerajinan terbesar di Asia Tenggara yang sudah memasuki tahun ke 23 ini, selalu ada inovasi produk yang dihasilkan oleh para produsen dan perajin nasional. “Jadi saya berharap betul, Inacraft dapat mendorong peringkat pangsa pasar produk kerajinan nasional di kancah global,” tuturnya.
Pameran kerajinan seperti Inacraft memang menjadi salah satu cara yang cukup diandalkan oleh para pelaku usaha kerajinan tangan, untuk mempromosikan desain terbarunya kepada pelanggan, sekaligus memperluas pasar mereka baik dalam maupun luar negeri.
Baca juga: 5 Kerajinan Bambu Ini Bisa Dibikin Sendiri untuk Mendekorasi Rumah
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.